Langkah-langkah Pembentukan Karakter Tinjauan tentang Pembentukan Karakter

3. Tinjauan tentang Pengembangan Pembelajaran PKn dalam Pembentukan

Karakter Siswa a. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter PKn merupakan mata pelajaran yang mengemban misi khusus dalam pengembangan pendidikan karakter. PKn sebagai pendidikan karakter dapat dikenali dari konsep, tujuan, fungsi, tuntutan kualifikasi dan keunikan PKn. PKn Civic Education adalah pembelajaran yang mengugah rasa ingin tahu dan kepercayaantrust terhadap norma – norma sosial yang mengatur hubungan personal dalam masyarakat sebagaimana mengatur partisipasi politik Cholisin, 2011: 3. Upaya untuk melakukan sebuah transfer nilai dalam rangka membentuk perilaku peserta didik merupakan suatu tujuan mulia, hal tersebut didukung dengan argumentasi penting bahwa “sebuah proses pendidikan dianggap menghadirkan dua hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu transfer dan transform. Tranfer berkaitan dengan kapasitas intelektual, sehingga menghasilkan kepandaian bagi peserta didik yang didapatkan melalui suatu proses pembelajaran. Sedangkan transform mengandung dimensi perubahan perilaku. Memadukan antara transfer pengetahuan dan transform perilaku yang mampu menghasilkan kompetensi dan kreativitas Kemdiknas, 2011: 17. Sebagaimana fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter sesungguhnya dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Kemdiknas, 2011: 5. Dari kalimat tersebut dapat terlihat bahwa pendidikan karakter juga berlandaskan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memiliki visi serupa. Pelaksanaan pengembangan pendidikan karakter pada dasarnya dapat dilihat dalam konteks makro maupun konteks mikro. Dalam konteks makro maka strategi pengembangan karakter dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan evaluasi. Pertama, tahapan perencanaan dilakukan dengan pengembangan karakter yang digali, diwujudkan, dan diimplementasikan dengan menggunakan berbagai landasan, diantaranya: pertimbangan 1 filosofis mencakup Pancasila, UUD 1945, dan UU No.20 Tahun 2003 beserta ketentuan perundang-undangan turunannya; 2 teoretis mencakup teori mengenai otak, psikologis, pendidikan, nilai dan moral, serta sosial-kultural; 3 empiris mencakup muatan yang berupa pengalaman dan praktik terbaik, antara lain tokoh- tokoh, satuan pendidikan unggulan, pesantren, kelompok kultural, dan seterusnya Kemdiknas, 2010: 24. Kedua , tahapan pelaksanaan atau implementasi pendidikan karakter berlangsung dalam tiga pilar pendidikan atau biasa disebut oleh Ki Hajar Dewantara sebagai triolgi pendidikan yaitu pendidikan, keluarga dan masyarakat. Pada tahapan ini, dikembangkan pengalaman belajar dan proses belajar yang berpusat pada proses pemberdayaan dan pembudayaan yang merupakan prinsip pendidikan nasional. Dalam tiap-tiap pilar pendidikan ada dua jenis pengalaman belajar yang dibangun melalui dua pendekatan yakni perlunya intervensi dengan mengembangkan suasana interaksi belajar dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan karakter dengan menerapkan kegiatan yang terstruktur. Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran tersebut berhasil sehingga peran guru sebagai sosok panutan sangat penting dan menentukan Kemdiknas, 2010: 24. Sementara itu, habituasi sangat penting untuk dilakukan demi menciptakan situasi dan kondisi serta penguatan yang memungkinkan peserta didik pada satuan pendidikannya, di rumahnya, di lingkungan masyarakatnya membiasakan diri berperilaku sesuai nilai dan menjadi karakter yang telah diinternalisasi dan dipersonalisasi dari dan melalui proses intervensi. Proses pembudayaan dan pemberdayaan yang mencakup pemberian contoh, pembelajaran, pembiasaan, dan penguatan harus dikembangkan secara sistemik, holistik, dan dinamis Kemdiknas, 2010: 25. Tahapan ketiga, ialah evaluasi hasil yang dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisis maupun menginterpretasikan program- program dalam rangka melakukan perbaikan yang berkesinambungan, yang dibangun dan diimplementasikan dalam rangka mengetahui apakah pemberdayaan dan pembudayaan karakter yang dilakukan telah berhasil dengan baik melalui aktualisasi karakter yang sudah ditanamkan? Apakah menghasilkan suatu sikap karakter yang kuat dan pikiran argumentatif? Berikut bagan yang disajikan dalam konteks makro pengembangan dan pembangunan program pendidikan karakter: Gambar 2. Konteks Makro Pendidikan Karakter Kemdiknas, 2010: 26 Pendidikan karakter dalam konteks mikro mempunyai fokus utama dalam bidang pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai garda terdepan dalam proses pembentukan karakter manusia Indonesia. Jika dalam konteks makro terdapat 3 pilar pengembang pendidikan karakter, maka dalam konteks mikro terdapat 4 pilar yang menjadi fokus utama dalam pengembangan karakter, yaitu program kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk pengembangan budaya satuan pendidikan; kegiatan ko-kurikuler danatau ekstra kurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat Kemdiknas, 2010: 26. Pendidikan karakter dalam beberapa tahun terakhir menjadi magnet dalam proses pengembangan pembelajaran yang diintegrasikan dalam seluruh mata pelajaran yang ada. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengemban misi khusus dalam pengembangan pendidikan karakter tersebut. Misi yang lain diungkapkan dalam Cholisin