karakter. Jika hari ini kita tidak puas dengan hasil pendidikan karakter, maka perlu adanya orientasi ulang pendidikan kita yakni tujuan dan
pengajaran karakter. Semua pihak harus menyetujui tujuan pendidikan karakter adalah perubahan perilaku terhadap sikap, kebiasaan, dan perilaku
positif yang akan membentuk insan-insan yang memiliki karakter yang baik.
Ketiga penelitian di atas, dalam penelitian ini akan dijadikan sebagai acuan dalam mengkaji penelitian yang telah dilakukan. Sebagaimana diuraikan
oleh Abidinsyah 2011 bahwa pendidikan adalah sarana paling efektif dalam membentuk dan membangun karakter peserta didik di atas tentu sangat relevan
dengan penelitian ini. Pendekatan yang dapat dibangun yaitu melalui kegiatan belajar mengajar, budaya sekolah, dan kegiatan pengembangan diri serta
keluarga dan masyarakat. Di sisi lain
Penelitian ini menunjukan pada pengembangan pembelajaran yang dilihat dari tiga proses penting yaitu pengembangan perencanaan pembelajaran
yaitu Silabus dan RPP, pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan berbagai pendekatan, dan evaluasi pembelajaran yang meliputi evaluasi hasil dan proses.
Melalui pengembangan pembelajaran PKn tersebut dapat dilihat seberapa besar pengaruhnya dalam mendorong pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi
Luhur van Lith Muntilan. Di sisi lain, juga digali mengenai hambatan dan Lysa Hapsari 2013 mengungkapkan
bahwa peran pembelajaran PKn dalam membentuk karakter pada siswa terletak pada strategi guru dalam menciptakan dan menggunakan metode pembelajaran
yang variatif. PKn sebagai cabang dari ilmu sosial menjadi salah satu alternatif dalam upaya mengembangkan, membina karakter dan menjadikan martabat
bangsa yang dapat dibanggakan di hadapan bangsa lain M. Miftah, 2013.
upaya dalam mengatasi masalah yang ada. Namun, tidak hanya terfokus pada pengembangan pembelajaran saja yang akan dibahas melainkan juga
pembentukan karakter yang melibatkan banyak elemen baik di sekolah maupun di asrama serta program-program yang mendorong pembentukan karakter
siswa akan banyak dipaparkan.
52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian deskriptif dengan pendekatan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian
deskriptif yang menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian
laporan. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen
resmi lainnya Moleong, 2007: 11. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis tau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati Moleong, 2007: 4.
Menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia, baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya Moleong, 2007: 4. Di sisi lain, David Williams menuliskan
bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah dengan menggunakan metode alamiah
dan dilakukan oleh orangpeneliti yang tertarik secara alamiah Moleong, 2007: 5. Dengan pendekatan metode penelitian kualitatif tersebut, penelitian ini
dimaksudkan dapat mengetahui bagaimana pengembangan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan yang merupakan sekolah berasrama.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Van Lith yang beralamat di Jl. Kartini No.1 Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Pelaksanaan
penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 – bulan Mei 2014.
C. Penentuan Subjek Penelitian
Untuk memperoleh gambaran dan informasi yang jelas mengenai pembentukan karakter siswa di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan,
peneliti memilih dan menentukan subjek penelitian. Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive yaitu teknik penentuan subjek
menggunakan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2012: 85. Penentuan subjek penelitian dalam proposal masih bersifat sementara,
dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan. Kriteria dalam subjek penelitian ini yaitu:
1. Guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai subjek utama dengan alasan
guru pendidikan kewarganegaraan memegang peranan penting dalam pengembangan pembelajaran di kelas sekaligus sebagai pelaksana
pembelajaran bidang studi pendidikan kewarganegaraan saat di kelas sehingga mampu memberikan informasi mengenai proses pembelajaran
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang
dikonstruksikan dalam mewujudkan karakter siswa dengan penanaman nilai-nilai karakter yang dikembangkan oleh guru tersebut.
2. Peserta didik kelas X menjadi subjek penelitian dengan alasan peserta didik
kelas X baru memulai diberikan pendidikan karakter oleh guru pendidikan kewarganegaraan serta memiliki pengembangan kegiatan wajib di luar kelas
yang berbeda dengan kelas XI. Sedangkan peserta didik kelas XI sudah terlebih dulu mendapatkan pendidikan karakter dan memiliki kegiatan
pengembangan diri dalam kegiatan luar kelas yang beragam. 3.
Seseorang yang terlibat aktif menjadi pendamping dalam pengembangan kegiatan ekschool sehingga banyak mengetahui tujuan kegiatan
pengembangan yang dilakukan serta nilai-nilai yang dibangun dalam kegiatan sekolah.
Berdasarkan kriteria di atas, subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti ialah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pangudi Luhur Van
Lith yaitu Drs. H. Cahya Anggara. Sedangkan Siswa kelas X yaitu Aloysius Franciano S. P. X2 dan Satria Manalu X 3 dan siswa kelas XI yaitu Brigita
Tyas Ratih Kusuma Dewi. Ada pula beberapa subjek penelitian lainnya yang memberikan banyak informasi dalam pengembangan kegiatan di SMA Pangudi
Luhur van Lith diantaranya Koordinator Kegiatan Wawasan Kebangsaan yaitu Bapak Yohanes Suwarinto, dan Koordinator Sidang Akademi yaitu Bapak
Baluk Nugroho.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif sebagaimana dimaksud Poerwandari ialah penelitian yang menghasilkan dan mengolaah data yang sifatnya deskriptif seperti
menggunakan transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman, video dst Afifuddin Saebani, 2009: 134. Dengan gambaran tersebut maka
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Moleong, 2007: 186. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka face to face maupun menggunakan telepon.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh Sugiyono, 2012: 138. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono, 2012: 140.