Instrumen Nontes Validitas Instrumen

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Kriteria korelasi Kriteria reliabilitas 0,00 – 0,20 Kecil 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,70 Sedang 0,71 – 0,90 Tinggi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi Hasil uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan rumus KR-20 dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik Butir Soal r 11 0.77 Kesimpulan Reliabilitas tinggi Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.

3. Tingkat Kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat suatu kesukaran soal. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang proporsional, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. 14 Uji taraf kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur tingkat kesukaran. Untuk mengetahui taraf kesukaran tiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut. 15 = Keterangan: P = taraf kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab dengan benar JS =jumlah siswa peserta tes 14 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. IX. h. 208 15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Menagajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 2009 h. 137 Penentuan kriteria derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada Tabel 3.7 berikut: 16 Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran Rentang nilai DK Kategori 0,00 ≤ 0,30 Sukar 0,30 ≤ 0,70 Sedang 0,70 ≤ 1,00 Mudah Hasil uji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Hasil Analisis Kriteria Taraf Kesukaran Kriteria No. Soal Jumlah Persentase Mudah 1, 2, 3, 5, 14, 15, 21, 24, 30 9 22,5 Sedang 6, 8, 13, 16, 19, 20, 22, 26, 29, 33, 36, 40 12 30 Sukar 4, 7, 9, 10, 11, 12, 17, 18, 23, 25, 27, 28, 31, 32, 34, 35, 37, 38, 39 19 47,5 Jumlah 40 100 Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, diketahui bahwa terdapat 9 soal memiliki mudah. Terdapat 12 soal berkriteria sedang. Dan 19 soal berkriteria sukar.

4. Daya pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemempuan tinggi dengan siswa yang kemmpuannya rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan ganda adalah. 17 = − = − 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. IX, h. 210 17 Ibid., h. 213-214 Keterangan: D = Daya Pembeda B A = Jumlah kelompok atas yang menjawab dengan benar B B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar J A = Jumlah peserta kelompok atas J B = Jumlah peserta kelompok bawah P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar P B = Proporsi peserta kelmpok bawah yang menjawab dengan benar Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3.9 sebagai berikut: 18 Tabel 3.9 Interpretasi Kriteria Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang drop 0,00-0,20 Jelek poor 0,20-0,40 Cukup satisfactory 0,40-0,70 Baik good 0,70-1,00 Baik sekali excellent Hasil uji daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini: Tabel 3.10 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria No. Soal Jumlah persentase Drop 7, 34, 37 3 7,5 Jelek 4, 21, 24, 28, 31, 38 6 15 Cukup 2, 3, 10, 11, 12, 14, 18, 32, 39 9 22,5 Baik 1, 5, 9, 15, 20, 23, 27, 29, 33, 35, 36, 40 12 30 Baik sekali 6, 8, 13, 16, 17, 19, 22, 25, 26, 30 10 25 Berdasarkan Tabel 3.9 di atas, diketahui bahwa terdapat 3 butir soal yang memiliki daya pembeda, soal-soal yang berkriteria drop dibuang. Terdapat 6 butir soal berkriteria buruk, soal-soal yang berkriteria buruk ini tidak dugunakan. Juga terdapat 9 butir soal berkategori cukup dari soal berkategori cukup ini terdapat soal yang tidak valid. Sehingga dipilih soal yang valid dan mewakili indikator 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. IX, h. 218