Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri pada konsep bunyi. Dari beberapa permasalahan yang telah
peneliti kemukakan, peneliti mengangkat judul “Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa pada Konsep Bunyi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Pembelajan fisika di kelas belum mengoptimalkan peran aktif siswa dan
penyelidikan untuk menemukan pengetahuan. 2.
Pemahaman konsep siswa hanya secara verbal, sehingga terjadi miskonsepsi pada siswa.
3. Pemahaman konsep fisika siswa rendah terutama pada materi bunyi.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Penggunaan model inkuiri dibatasi dengan menggunakan model structured inquiryinkuiri terstuktur.
2. Penerapan model inkuiri ini ditekankan untuk mengukur hasil belajar kognitif. Ranah kognitif dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi.
Ranah kognitif yang akan diukur pada penelitian ini adalah dari pemahaman saja, yaitu C
2
. Hal ini berdasarkan telaah terhadap standar kompetensi SK dan kompetensi dasar KD konsep fisika yang diterapkan.
3. Konsep fisika yang diberikan kepada masing-masing kelompok selama eksperimen adalah konsep bunyi yang diajarkan pada kelas VIII.
D. Perumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.
“Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran fisika terhadap pemahaman konsep fisika siswa pada konsep bunyi?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri pada pemahaman konsep fisika siswa pada konsep bunyi.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik yang terlibat langsung dalam penelitian ataupun tidak. Adapun manfaat yang
diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan wawasan dalam pengajaran fisika tentang model pembelajaran
inkuiri, serta dapat memberikan wawasan mengenai penerapan model pembelajaran inkuiri.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan model pembelajaran inkuiri dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pilihan model mengajar. Dengan demikian model pembelajaran ini dapat memperkaya model pembelajaran
lain yang selama ini telah ada dan telah biasa digunakan dalam pembelajaran fisika. Hasil penelitian ini dapat menumbuhkembangkan kepedulian dan
perhatian guru fisika terhadap pentingnya penemuan dan pertanyaan pada pengetahuan.
6
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoretis
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji beberapa indikator teori yang yang berhubungan dengan penelitian. Antara lain sebagai berikut.
1. Pembelajaran sains berbasis konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme ini dipelopori oleh J. Piaget dan Vygotsky. Belajar menurut pandangan konstruktivistik berarti membangun, dimana siswa
dapat mengkonstruksi sendiri pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.
1
Pembelajaran konstruktivisme
berkembang karena
teori belajar
kognitivisme yang mengarahkan pemahaman bahwa sains yang semula diartikan sebagai tubuh pengetahuan yang mendeskripsikan pengetahuan orang tentang
benda dan gejala alam produk sains menjadi sains merupakan proses sains science process.
2
Teori konstruktivisme adalah teori yang menyatakan bahwa ”siswa harus menjadikan informasi menjadi miliknya sendiri”.
3
Konstruktivisme merupakan ”salah satu teori belajar yang berhubungan dengan cara seseorang memperoleh
pengetahuan, menekankan pada penemuan makna meaningfullness. Perolehan tersebut melalui informasi dalam struktur kognitif yang telah ada sebelumnya
yang tersimpan dan siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan baru”.
4
Anita woolfolk menyatakan pada pembelajaran konstruktivisme, seorang guru harus memiliki daya cipta, strattegi baru, dan melepaskan diri dari rutinitas
1
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 119
2
Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme: Individual textbook Universitas Negri Malang, Malang: Universitas Negri Malang, 2003, h. 6
3
Hilda Karli, Implementasi KTSP, Bandung: Generasi Info Media, h. 25
4
Zulfiani, dkk, Loc. Cit.,
pada saat situasi memerlukan perubahan.
5
Prinsip yang sangat penting pada pembelajaran konstruktivisme ini adalah guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.
6
Mengajar menurut kaum konstruktivisme bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan
yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya.
7
Louks-Horsley menyatakan bahwa pembelajaran konstruktivisme ini menekankan siswa belajar sains melalui keaktifan untuk membangun pengetahuan
sendiri, membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang telah dimiliki, dan menggunakan semua pengetahuan atau pengalamannya untuk bekerja melalui
perbedaan pada pengetahuan baru dan maupun yang telah dimiliki sebelumnya sehingga pengalaman dapat mengantarkan pada pemahaman baru.
8
Konstruktivisme menyatakan bahwa semua pengetahuan yang siswa peroleh adalah konstruksi sendiri, maka siswa dapat menolak kemungkinan
transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain bahkan secara prinsipil. Tidak mungkin mentransfer pengetahuan karena setiap siswa membangun
pengetahuan pada dirinya.
9
Perolehan pengetahuan siswa diawali dengan diadopsinya hal baru sebagai hasil interaksi dengan lingkunganya. Kemudia hal tersebut dibandingkan dengan
konsepsi awal yang telah dimiliki sebelumnya. Jika hal baru tersebut tidak sesuai dengan konsepsi awal siswa, maka akan terjadi konflik kognitif yang
mengakibatkan adanya ketidakseimbangan dalam struktur kognisinya.
10
Terjadinya proses modifikasi struktur kognitif pada konstruktifisme dapat dijelaskan pada Gambar 2.1 berikut ini.
5
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivisme, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, h. 1
6
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Konsep,Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,
2007, h. 13
7
Yamin, Op. Cit, h. 3
8
Susanto., Op. Cit., h. 7
9
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisnus, 1997, h. 20
10
Hilda Karli., Op. Cit., h. 26