Pembahasan PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dalam implementasi metode inkuiri adalah pola pembelajaran yang dikembangkan selama ini, selama ini guru sudah terbiasa mengembangkan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan pada hasil belajar. Pengungkapan ide awal siswa ini dapat mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pemebelajaran di kelas, sehingga siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Keaktifan siswa pada tahap-tahap inkuiri ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 9 Menurut Oemar Hamalik berdasarkan teori kognitif, model inkuiri terstruktur berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistem- sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut, pemrosesan informasi merujuk kepada cara-cara mengumpulkan atau menerima stimulus dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep- konsep, serta menggunakan simbol-simbol verbal. Model inkuiri terstruktur dapat mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemempuan general intelectual ability intelektual umum. Tujuan inkuiri terstruktur adalah untuk emngembangkan kemmampuan memahami, berpikir, dan membentuk teori. Dari penjelasan pembahasan di atas, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terstruktur menjadikan siswa aktif dan terlibat langsung dalam setiap tahap proses pembelajaran. Proses-proses pada inkuiri dilakukan oleh siswa dengan berbagai tahapan yang menuntut siswa menemukan pengetahuan, sehingga siswa mampu memahami konsep materi secara optimal dan memperoleh hasil belajar yang baik. Pemahaman ini akan bersifat permanen, siswa bukan hanya mampu memahami secara verbal, siswa akan lebih dapat memahami dan menghubungkan berbagai kejadian dan mengkonstruk pengetahuan. 9 Rusman, Model-model Pemebelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2012, h. 342 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep fisika siswa kelas eksperimen pada konsep bunyi menunjukkan nilai rata-rata hasil pretest maupun posttest yang berbeda, yaitu 33,7 dan 70,2. Hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep fisika siswa pada konsep bunyi meningkat, sedangkan pada kelas kontrol hasil pretest maupun posttest adalah 36,6 dan 62,83. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih baik nilainya dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan analisis data nilai posttest dengan menggunakan uji-t, didapat t hitung t tabel yaitu 2,77 2,01, hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran structured inquiry. Degan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap pemahaman konsep fisika siswa pada materi bunyi.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. 1. Penggunaan model pembelajaran structured inquiry sebaiknya diterapkan pada konsep materi yang menuntut siswa aktif mengemukakan pendapat dan eksperimen misalnya konsep tekanan, cahaya, getaran-gelombang, dan listrik dinamis dan statis. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat lebih aktif, kreatif dan dapat memahami konsep yang dipelajari. 2. Sebelum siswa melakukan percobaan, sosisalisasi tata tertib dan pengenalan peralatan laboratorium serta cara penggunaannya perlu dilakukan guna keamanan dan keselamatan di laboratorium, serta mendisiplinkan siswa. 3. Bagi peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran structured inquiry sebaiknya lebih memahami setiap tahapan yang terdapat dalam model pembelajaran structured inquiry. Hal ini dilakukan agar setiap tahapan berjalan dengan baik sehingga waktu dapat digunakan dengan efektif. 64 DAFTAR PUSTAKA Algifari. 2013. Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam IPA Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Amri, Sofan Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik Praktis dan Penerapannya. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Anderson, Lorin W. David R. Kratwhol [et al.]. 2001. A Taxonomy for Learning. Teaching. and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational objective. New York: Addison Longmann. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdikbud. 2008. Kompetensi Supervisi Akademik: Strategi pembelajaran MIPA Jakarta: Direktorat Jendral Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Depdikbud. 2008. Strategi pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Jendral Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Grasindo. Günay, Ali. 2009. The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry learning Skills, Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1-20 Hafshah, Siti Nur. dkk. 2012. Penerapan Model Inkuiri Terstruktur dengan Media Virtual-Lab pada Pembelajaran Fisika di Smp. Jember: Program Studi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember. Hidayat, Syamsir. dkk. 2012. Pengaruh Pemberian Assessment Essay Terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Ekspositori Dan Inkuiri Di Kelas Xi Ia Sma N 1 Kecamatan Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota. Padang: Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika; diakses pada April 2014 http:ejournal.unp.ac.id Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: multi Pressindo, 2012, Cet. I, h. 181 Karim, Saeful. dkk. 2008. Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk kelas VIIISMPMTs.. Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional. BSE. Karli, Hilda. 2009. Implementasi KTSP. Bandung: Generasi Info Media. Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. McBride, John. W. 2004, Using an Inquiry Approach to Teach Science to Secondary School Science Teachers Department of Curriculum and Instruction, University of Texas–Pan American,2004 Pratiwi, Rinie P. dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional BSE. Santoso, Gempur. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publishing. Suartini, Kinkin. 2010. Rangkuman Fisika SMP. Jakarta: Gagas Media. Sudjana. 2005. Metode Statistika, Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD, Bandung: Alfabeta. Sujiono, Anas. 1997. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Saodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Supranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT Raja Rosdakarya.