2. Proses Pengambilan Kebijakan 3. Mekanisme Pengambilan Kebijakan

Berdasarkan tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa tidak ada responden atau 0 yang menyatakan BPD Periode 2004-2010 selalu menghasilkan solusi atas masalahisu dengan perdes yang telah dibuat. Sedangkan 5 responden atau 33,33 yang menyatakan ragu-ragu dan 10 responden atau 66,66 yang menyatakan BPD Periode 2004-2010 selalu tidak menghasilkan solusi atas masalahisu dengan perdes yang telah dibuat.

e.2. Proses Pengambilan Kebijakan

Pada bagian proses pengambilan kebijakan ini peneliti mengajukan dua pertanyaan perbandingan sebagai berikut : Tabel 72: Menurut sepengetahuan Bapakibu, apakah proses penentuan keputusan yang diimplementasikan LMD Periode 1996-2001 sudah meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi akibat keputusan tersebut? No. Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase 1 Ya 8 53,33 2 Ragu-ragu 2 13,33 3 Tidak 5 33,33 Jumlah 15 100 Sumber, Kuesioner penelitian 2007 Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat responden yang menyatakan bahwa proses penentuan keputusan yang diimplementasikan LMD Periode 1996- 2001 sudah meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi akibat keputusan tersebut yang menjawab ya sebanyak 8 responden atau 53,33 . Sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 responden atau 13,33 dan 5 responden atau 33,33 yang menjawab bahwa proses penentuan keputusan yang diimplementasikan LMD Periode 1996-2001 belum meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi akibat keputusan tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 73: Menurut Bapakibu, apakah proses penentuan keputusan yang diimplementasikan BPD Periode 2004-2010 sudah meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi akibat keputusan tersebut? No. Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase 1 Ya 3 20 2 Ragu-ragu 10 66,66 3 Tidak 2 13,33 Jumlah 15 100 Sumber, Kuesioner penelitian 2007 Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat responden yang menyatakan bahwa proses penentuan keputusan yang diimplementasikan BPD Periode 2004- 2010 sudah meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi akibat keputusan tersebut yang menjawab ya sebanyak 3 responden atau 20 . Sedangkan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 10 responden atau 66,66 dan 2 responden atau 13,33 yang menjawab bahwa proses penentuan keputusan yang diimplementasikan BPD Periode 2004-2010 belum meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi akibat keputusan tersebut.

e.3. Mekanisme Pengambilan Kebijakan

Pada bagian mekanisme pengambilan kebijakan ini peneliti mengajukan dua pertanyaan perbandingan yaitu sebagai berikut : Tabel 74: Apakah mekanisme pengambilan kebijakan LMD Periode 1996- 2001 di desa Malasin ini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku? No. Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase 1 Ya 13 86,66 2 Ragu-ragu 2 13,33 3 Tidak Jumlah 15 100 Sumber, Kuesioner penelitian 2007 Dari tabel di atas dapat dilihat 13 responden atau 86,66 yang menjawab bahwa mekanisme pengambilan kebijakan LMD Periode 1996-2001 di desa Malasin sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan 2 respoden atau 13,33 yang menjawab ragu-ragu. Sementara tidak ada responden atau 0 yang Universitas Sumatera Utara menjawab bahwa mekanisme pengambilan kebijakan LMD Periode 1996-2001 di desa Malasin belum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tabel 75: Apakah mekanisme pengambilan kebijakan BPD Periode 2004- 2010 di desa Malasin ini sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku? No. Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase 1 Ya 1 6,66 2 Ragu-ragu 10 66,66 3 Tidak 4 26,66 Jumlah 15 100 Sumber, Kuesioner penelitian 2007 berdasarkan tabel di atas dapat dilihat 1 responden atau 6,66 yang menjawab bahwa mekanisme pengambilan kebijakan BPD Periode 2004-2010 di desa Malasin sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan 10 respoden atau 66,66 yang menjawab ragu-ragu. Sementara 4 responden atau 26,66 yang menyatakan bahwa mekanisme pengambilan kebijakan BPD Periode 2004-2010 di desa Malasin belum sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Jawaban Kepala Desa

Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam Otonomi Desa

3 68 100

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Kewenagan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Sistem Pemerintahan Desa

8 114 106

Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Desa Janjimaria

0 40 88

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi)

1 12 92

BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Eksistensi Badan Permusyawaratan Desa Sebagai Lembaga Demokratisasi di Desa Dalam Kaitannya Dengan Otonomi Desa 2.1. Arti Penting Demokrasi Dalam Konsep Otonomi Desa - LEMBAGA DEMOKRATISASI DI DESA DALAM KAITANNYA DENGAN OTON

0 1 42