Kesehatan. Sosial Budaya. Gambaran Umum Desa Malasin

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa masyarakat desa Malasin memiliki tingkat pendidikan yang baik. Hal ini disebabkan fasilitas dan sarana pendidikan pada daerah ini cukup menunjang sebagaimana dijelaskan pada tabel 4 di atas. Kondisi demikian sesuai dengan pernyataan Kepala Desa Malasin Bapak. Aliaman wawancara 14 Juni 2007 yaitu dengan tersedianya fasilitas dan sarana pendidikan yang cukup mendukung tersebut, mengakibatkan tingkat pendidikan masyarakat semakin meningkat dan masyarakat semakin termotivasi untuk bersekolah. Menurut data tersebut, bahwa mayoritas masyarakat desa Malasin berpendidikan SLTA, SLTP dan SD. Tingginya jumlah masyarakat yang berpendidikan SD adalah untuk katagori penduduk lanjut usia, yang pada saat sebelumnya fasilitas dan sarana pra sarana pendidikan masih minim sehingga banyak yang bersekolah sampai pada jenjang Sekolah Dasar saja. 5. Agama. Dalam hal agama, masyarakat desa Malasin seluruhnya beragama Islam. walaupun masyarakatnya majemuk terdiri dari berbagai suku bangsa yakni suku Aceh, Jawa dan Nias. Adapun jumlah tempat peribadatan agama Islam di desa Malasin yakni Mesjid sebanyak satu buah dan Mushallah Surau sebanyak 6 buah.

6. Kesehatan.

Sarana kesehatan merupakan hal yang sangat pokok bagi masyarakat terutama yang berada dipedesaan. Sarana kesehatan di desa Malasin cukup memadai, dimana dari dulu di desa tersebut telah berdiri sebuah puskesmas. Hal ini juga ditunjang dengan tersedianya beberapa orang tenaga ahli kesehatan. Namun yang menjadi keluhan masyarakat adalah masih mahalnya biaya Universitas Sumatera Utara pengobatan dan juga harga obat, sehingga bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah banyak memilih berobat alternatif atau tradisional.

7. Sosial Budaya.

Masyarakat desa Malasin merupakan masyarakat yang majemuk heterogen. kemajemukan tersebut terlihat dari beranekaragamnya suku yang mendiami wilayah ini seperti suku Aceh, Jawa dan Nias. Berikut gambaran suku bangsa yang mendiami desa Malasin : Tabel 6. Klasifikasi Penduduk Desa Malasin Berdasarkan Suku Bangsa No Jenis Suku Jumlah Jiwa Persentase 1 Aceh 1026 84,37 2 Jawa 127 10,44 3 Nias 63 5,18 Jumlah 1216 100 Sumber, Kantor Kepala Desa Malasin Tahun 2006 Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa suku Aceh merupakan suku mayoritas masyarakat desa Malasin dengan jumlah 1026 orang atau 84,37 , kemudian disusul suku Jawa 127 orang atau 10,44 dan suku Nias sebanyak 63 orang atau 5,18 . Namun demikian, meskipun suku Aceh sebagai suku asli dan mayoritas tetapi bahasa yang digunakan penduduk desa Malasin bukan bahasa Aceh namun bahasa Dialeg Sigulai yang sangat jauh berbeda dengan bahasa Aceh asli. Kemajemukan tersebut memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan perekonomian di desa tersebut. Hal ini ditandai dengan semangat etos kerja masyarakat untuk bekerja atau berusaha. Sesuai dengan pernyataan Kepala Desa Malasin Bapak Aliaman wawancara 14 Juni 2007 bahwa masyarakat desa Malasin memiliki semangat kerja yang tinggi dimana semua lahan yang mereka punyai dimanfaatkan dengan baik bahkan di areal pekarangan rumah merekapun Universitas Sumatera Utara ditanami dengan tanaman muda seperti cabe, terong, tomat dan lain-lain, sehingga untuk kebutuhan dapur sebagian sudah terpenuhi. Selama ini mereka agak malas karena masih banyak sumber alam yang bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Selain itu sifat keterbukaan masyarakatnya membuat daerah ini cepat terjadinya pembauran yang ditandai dengan banyaknya terjadi perkawinan antar daerah dan sebagainya. Sesungguhnya kalau dilihat dari kondisi wilayah dan masyarakat desa Malasin, maka daerah ini sangat berkualitas dan akan cepat berkembang. Akan tetapi hal tersebut harus didukung dengan kualitas dan pelaksanaan kinerja yang baik dari pemerintah desa Malasin terutama dalam hal penetapan keputusan desa.

B. Gambaran Umum Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Musyawarah Desa dan Pemerintahan Desa Malasin

Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Kinerja Badan Permusyawaratan Desa (Bpd) Dalam Otonomi Desa

3 68 100

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Kewenagan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Sistem Pemerintahan Desa

8 114 106

Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyaratan Desa (BPD) di Desa Janjimaria

0 40 88

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa Dalam Pembentukan Peraturan Desa (Studi Kasus Di Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi)

1 12 92

BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Eksistensi Badan Permusyawaratan Desa Sebagai Lembaga Demokratisasi di Desa Dalam Kaitannya Dengan Otonomi Desa 2.1. Arti Penting Demokrasi Dalam Konsep Otonomi Desa - LEMBAGA DEMOKRATISASI DI DESA DALAM KAITANNYA DENGAN OTON

0 1 42