bungkan fenomena alam yang ada disekitar dengan materi yang dipelajari atau de- ngan modul atau kajian tertentu dan lebih efektif jika diberikan alat peraga dan
media pembelajaran yang menarik dan interaktif untuk menunjang pembelajaran.
2.1.6 Model Siklus Belajar Learning Cycle
2.1.6.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran yang di- gunakan sebagai pola untuk menyusun kurikulum, mengatur materi, memberi pe-
tunjuk kepada guru kelas dan merencanakan pembelajaran. Fungsi model pembel- ajaran menurut Joyce dalam Suprijono, 2011: 46 adalah membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterangan, cara berfikir, mengekspresikan ide dan sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam meren-
canakan aktivitas belajar mengajar. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan suatu rencanapola tindakan yang akan dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran yang didalamnya ada kegiatan timbal balik antara gu-
ru dan siswa sebagai usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2.1.6.2
Model Siklus Belajar Learning Cycle Model siklus belajar pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 dalam
SCIS Science Curriculum Improvement Study. Menurut Lawson, 1994:168 The learning cycle is a method of instruction that consist of three phase called explo-
ration, term introduction and concept application . Maksud dari pernyataan terse-
but adalah model siklus belajar merupakan model pembelajaran yang terdiri dari tiga fase tahap yaitu eksplorasi, pengenalan konsep dan penerapan konsep. Me-
nurut Wena, 2011:170 siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Dalam pelaksanaannya model siklus belajar
terdiri atas tiga fase, yaitu: a.
Eksplorasi exploration; siswa melakukan eksplorasi bebas, sehingga dapat berinteraksi sosial dengan teman atau guru yang akan mendorong terjadinya
asimilasi dan memunculkan pertanyaan. b.
Pengenalan konsep concept introduction; guru menjelaskan konsep dan te- ori untuk menjawab pertanyaan permasalahan yang muncul dan menyusun
gagasan siswa. c.
Penerapan konsep concept application; siswa menggunakan konsep untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru Samatowa, 2010:72.
Siklus disini diartikan bahwa tahap-tahap tersebut dapat berulang Sutarno, 2009:8.27. lebih lanjut, Lorsbach dalam Wena, 2011:171 menge-
mukakan bahwa pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami pengembangan. Tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap
yang terdiri atas tahap a pembangkitan minat engagement, b eksplorasi exploration
, c penjelasan explanation, d elaborasi elaboration extention, dan e evaluasi evaluation.
Lawson, 1994:162 provide information that is: These are clearly learning cycle approaches, although BSCS divides the
exploration phase into engage and explore stage. The term introduction phase is referred to as the explain stage and the concept application
phase as the elaboration stage. In addition to these three stage, BSCS includes another called evaluate----of course, student and teachers need
to evaluate learning, so the addition of this stage is not unique.
Maksud dari keterangan yang diberikan oleh Lawson bahwa Ini merupa- kan model siklus belajar, meskipun BSCS Bradley Stoke Community School
membagi tahap eksplorasi ke tahap pembangkitan minat dan mengeksplorasi. Ta- hap pengenalan istilah disebut sebagai tahap menjelaskan dan tahap aplikasi kon-
sep sebagai tahap elaborasi. Tahap selanjutnya BSCS menyebutkan evaluasi, sis- wa dan guru perlu mengevaluasi pembelajaran, maka jika langkah pembelajaran
ditambah dengan tahap ini akan lebih baik. Berikut ini adalah lima tahap dalam model siklus belajar Learning
Cycle yaitu:
1 Pembangkitan minat engagement
1 Guru membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan
curiosity siswa tentang topik yang akan diajarkan.
2 Guru membangun keterkaitanperikatan antara pengalaman keseharian
siswa dengan topik pembelajaran yang akan dibahas. 2
Eksplorasi exploration 1
Guru membentuk kelompok-kelompok belajar. 2
Siswa berdiskusi membuat hipotesis dan menemukan ide baru. 3
Siswa menunjukkan bukti hasil diskusi kelompok. 3
Penjelasan explanation 1
Siswa menjelaskan konsephasil diskusinya menggunakan kalimatnya sendiri.
2 Guru memberikan definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas,
dengan memakai penjelasan siswa terdahulu.
3 Siswa melakukan diskusi ulang untuk membenarkan konsephasil dis-
kusi sesuai dengan penjelasan guru. 4
Elaborasi elaboration extention 1
Siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dipelajari. 2
Guru membuka kesempatan bertanya dan mengusulkan pemecahan, membuat keputusan, melakukan percobaan dan pengamatan.
5 Evaluasi evaluation.
1 Guru mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam me-
nerapkan konsep baru. 2
Siswa melakukan evaluasi diri dengan mengajukan pertanyaan kepada guru.
3 Siswa mengevaluasi diri untuk mengetahui kekurangan atau kemaju-
annya dalam proses pembelajaran. Berikut ini merupakan bagan dari fase model siklus belajar Learning
Cycle.
Gambar 2.2 Bagan Fase model siklus belajar Learning Cycle
Penjabaran dari bagan fase model pembejaran Learning Cycle diatas se- bagai berikut: tahap engagement bertujuan mempersiapkan diri siswa agar ter-
kondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi penge- tahuan awal dan ide-ide mereka serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
miskonsepsi pada pembelajaran sebelumnya. Dalam fase engagement ini minat dan keingintahuan curiosity siswa tentang topik yang akan diajarkan berusaha
dibangkitkan sehingga siswa muncul pertanyaan “mengapa terjadi?” . Pada fase ini pula siswa diajak membuat prediksi-prediksi tentang fenomena yang selanjut-
nya akan dipelajari dan dibuktikan dalam tahap eksplorasi. Pada fase exploration, siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil
tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan men- catat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan
telaah literatur. Kemudian menuju fase explanation, guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan
klarifikasi dari penjelasan mereka, dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada tahap ini siswa menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari. Pada fase
elaboration , siswa menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru mela-
lui kegiatan-kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving. Pada tahap akhir, evaluation dilakukan evaluasi terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan
juga evaluasi terhadap pengetahuan, pemahaman konsep, atau kompetensi siswa melalui problem solving dalam konteks baru yang kadang-kadang mendorong sis-
wa melakukan investigasi lebih lanjut.
Penerapan model siklus belajar Learning Cycle ketika berada di kelas kegiatan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut.
Tabel 2.1
Penerapan Model Siklus Belajar Menurut Lawson, 1994:164-167
Stage Teacher Action
Student Action
Engagement Pembangkitan
minat membangkitkan minat,
menghasilkan rasa ingin tahu, memunculkan
pertanyaan, sehingga diperoleh informasi yang
diketahui siswa tentang materi yang akan
disampaikan mengajukan pertanyaan
seperti mengapa terjadi?” mengembangkan
rasa ingin tahu
Exploration Eksplorasi
mendorong siswa untuk bekerja sama tanpa
instruksi langsung, mengamati dan
mendengarkan interaksi siswa, mengajukan
pertanyaan untuk mengarahkan
penyelidikan siswa bila diperlukan, menyediakan
waktu bagi siswa untuk menyelesaikan masalah,
bertindak sebagai konsultan bagi siswa
berpikir bebas, tetapi dalam batas-batas
kegiatan, prediksi tes dan hipotesis, bentuk prediksi
baru dan hipotesis, mencoba membahas
dengan lainnya, mencermati dan
memahami penjelasan guru
Explanation Penjelasan
mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dan
definisi dalam kata-kata mereka sendiri, meminta
pembenaran dan klarifikasi dari siswa,
secara resmi memberikan penjelasan definisi dan
label baru, menggunakan pengalaman siswa
sebelumnya sebagai dasar untuk menjelaskan konsep
menjelaskan kemungkinan solusi atau
jawaban untuk penjelasan lain, memberikan
pertanyaan kepada penjelasan teman,
mendengarkan dan mencoba untuk
memahami penjelasan
Elaboration Extention
Elaborasi mengharapkan siswa
untuk menggunakan label formal, definisi dan
penjelasan yang diberikan menerapkan ide, definisi,
penjelasan dan keterampilan dalam
situasi baru namun mirip
sebelumnya, mendorong siswa untuk menerapkan
atau memperluas konsep dan keterampilan dalam
situasi baru, meminta bukti dan klarifikasi
penjelasan dengan konsep yang ada,
menarik kesimpulan yang wajar dari pengamatan
rekaman bukti dan penjelasan, memeriksa
pemahaman antara teman- teman yang lain
Evaluation Evaluasi
mengamati siswa dalam menerapkan konsep dan
keterampilan baru, mencari bukti bahwa
siswa telah mengubah pemikiran atau perilaku
mereka, memungkinkan siswa untuk menilai
pembelajaran mereka sendiri
menjawab pertanyaan terbuka berakhir dengan
menggunakan pengamatan, bukti, dan
penjelasan yang sebelumnya diterima,
mendemonstrasikan pemahaman,
mengevaluasi kemajuan nya sendiri dan
pengetahuan
Sumber : Lawson, 1994:164-167 Sedangkan langkah pembelajaran menggunakan model siklus
belajar menurut Wena, 2011:173-175 adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2
Penerapan Model Siklus Belajar Menurut Wena, 2011:173-175
No. Tahap Siklus
Belajar Kegiatan guru
Kegiatan Siswa
1. Tahap pembangkitan
minat Membangkitkan minat
dan keingintahuan curiosity siswa.
Mengembangkan minat rasa ingin tahu
terhadap topik bahasan
Mengajukan pertanyaan tentang proses faktual
dalam kehidupan sehari- hari yang berhubungan
dengan topik bahasan. Memberikan respon
terhadap pertanyaan guru.
Mengaitkan topik yang dibahas dengan
pengalaman siswa. Mendorong siswa untuk
mengingat pengalaman sehari-harinya dan
menunjukkan keterkaitannya dengan
Berusaha mengingat pengalaman sehari-
hari dan menghubungkan
dengan topik pembelajaran yang
akan dibahas.
topik pembelajaran yang sedang dibahas.
2. Tahap Eksplorasi
Membentuk kelompok, memberi kesempatan
untuk bekerja sama dalam kelompok kecil
secara mandiri. Membentuk kelompok
dan berusaha bekerja dalam kelompok.
Guru berperan sebagai fasilitator.
Membuat prediksi baru.
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep
dengan kalimatnya sendiri.
Mencoba alternatif pemecahan dengan
teman sekelompok, mencatat pengamatan,
serta mengembangkan ide-ide baru.
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan
siswa, mendengar secara kritis penjelasan
antarsiswa. Menunjukkan bukti
dan memberi klarifikasi terhadap
ide-ide baru.
Memberi definisi dan penjelasan dengan
memakai penjelasan siswa terlebih dahulu
sebagai dasar diskusi. Mencermati dan
berusaha memahami penjelasan guru.
3. Tahap penjelasan
Mendorong siswa untuk menjelaskan konsep
dengan kalimat sendiri. Mencoba memberi
penjelasan terhadap konsep yang
ditemukan.
Meminta bukti dan klarifikasi penjelasan.
Menggunakan pengamatan dan
catatan dalam memberi penjelasan
Mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa
atau guru. Melakukan
pembuktian terhadap konsep yang diajukan.
Memandu diskusi. Mendiskusikan.
4. Tahap elaborasi Mengingatkan siswa
pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan
databukti saat mereka mengeksplorasi situasi
baru. Menerapkan konsep
dan keterampilan dalam situasi baru dan
menggunakan label dan definisi formal.
Mendorong dan memfasilitasi siswa
mengaplikasi konsep Bertanya,
mengusulkan pemecahan, membuat
keterampilan dalam setting
yang baru lain. keputusan, melakukan
percobaan, dan pengamatan.
5. Tahap evaluasi Mengamati
pengetahuan atau pemahaman siswa
dalam hal penerapan konsep baru.
Mengevaluasi belajarnya sendiri
dengan mengajukan pertanyaan terbuka
dan mencari jawaban yang menggunakan
observasi, bukti, dan penjelasan yang
diperoleh sebelumnya.
Mendorong siswa melakukan evaluasi diri.
Mengambil kesimpulan lanjut atas
situasi belajar yang dilakukannya.
Mendorong siswa memahami
kekurangankelebihannya dalam kegiatan
pembelajaran Melihat dan
menganalisis kekurangan
kelebihannya dalam kegiatan
pembelajaran.
Sumber: Wena, 2011:173-175 Menurut Hardini dan Puspitasari, 2012:140 berdasarkan tahapan dalam
model siklus belajar, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pema-
haman terhadap konsep yang dipelajari. Perbedaan mendasar antara model siklus belajar dengan model pembelajaran konvensional adalah guru lebih banyak ber-
tanya dari pada memberi tahu. Menurut Hujono dalam Simatupang, 2008:68 lingkungan belajar yang
perlu diupayakan agar siklus belajar dapat berlangsung optimal dan bersifat kons- truktivistik apabila : 1 tersedia pengalaman belajar yang berkaitan dengan penge-
tahuan yang dimiliki siswa; 2 tersedia berbagai pengalaman alternatif pengala- man belajar yang memungkinkan; 3 tersedianya transmisi sosial yakni interaksi
individu dengan lingkungan; 4 tersedianya media pembelajaran; 5 kaitan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehingga menarik dan menye-
nangkan. Model siklus belajar ini mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1 me-
ningkatkan motivasi belajar karena peserta didik dilibatkan secara aktif, kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran, 2 membantu mengembangkan sikap ilmiah
peserta didik, dan 3 pembelajaran menjadi lebih bermakna karena lebih mengu- tamakan pengalaman nyata. Selain kelebihan, model siklus belajar juga mem-
punyai kekurangan, yaitu: 1 efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran dan 2 memerlukan penge-
lolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi Aritmaxx, 2010. Untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh model siklus belajar maka
guru dapat mengupayakannya dengan cara: 1 guru harus mempelajari terlebih dahulu materi yang akan disampaikan ke siswa dan memahami langkah pem-
belajaran menggunakan model siklus belajar dan 2 guru harus menyusun ren- cana pembelajaran dan mengatur pengelolaan kelas agar kondisi kelas lebih ter-
organisasi dan kondusif.
2.1.7 Teori Belajar yang Mendasari Model Siklus Belajar Learning cycle