b. Ranah afektif diantaranya: 1 mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran; 2 memberi respon terhadap pertanyaan yang diberikan guru; 3
memperhatikan penjelasan materi dari guru; 4 melakukan refleksi pembelajaran.
c. Ranah psikomotor diantaranya: 1 kegiatan menggunakan Flashcard saat
pembelajaran; 2 melalukan percobaan sebagai penerapan konsep dan keterampilan pada situasi baru.
2.1.4 Pembelajaran IPA
2.1.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Nash, dalam Samatowa, 2009:3 menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis, lengkap, cermat,
serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang di-
amatinya. Kemudian Makhrus, dkk 2008:27 IPA adalah suatu kumpulan pe- ngetahuan yang tersusun secara sistematik dan dalam aplikasinya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam. Lebih lanjut Trianto, 2012:136-137 IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam, lahir dan berkembang, melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur
dan sebagainya. Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik untuk
mengamati gejala-gejala alam yang diteliti dan dianalisis dengan cermat agar memperoleh pe-nemuan baru dari objek yang diamati.
2.1.4.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah selain itu IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk,
dan sebagai prosedur. Donosepoetro dalam Trianto, 2012:137 sebagai proses di- artikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah
dan luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi penge- tahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai
untuk mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah. Sementara itu Prihantoro menyatakan bahwa IPA merupakan suatu produk, proses dan aplikasi.
Sebagai produk IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses IPA merupakan proses yang diper-
gunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan pro- duk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori teori IPA akan melahirkan teknologi
yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. Hakikat IPA memiliki empat unsur utama, yaitu
1 Produk
IPA sebagai produk berupa fakta, prinsip, teori dan hukum yang merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah ter-
susun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks.
2 Proses
IPA sebagai proses diartikan cara-cara yang dilakukan untuk mendapatkan ilmu itu sendiri, yaitu melalui metode ilmiah. Prosedur pemecahan masalah
melalui metode ilmiah yang meliputi: 1 pengamatanobservasi, 2 penyu- sunan hipotesis, 3 percobaan atau penyelidikan, 4 pengujian hipotesis,
5 pengolahan data dan 6 penarikan kesimpulan. 3
Sikap IPA sebagai pemupukan sikap dalam hal ini yang dimaksud adalah sikap
ilmiah terhadap alam sekitar, mengembangkan rasa ingin tahu tentang ob- yek, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar sikap ilmiah. Ada enam aspek sikap ilmiah yang dapat dikembang-
kan pada anak usia SDMI, yaitu: 1 Sikap ingin tahu, 2 Sikap ingin men- dapatkan sesuatu yang baru, 3 Sikap kerja sama, 4 Sikap tidak putus asa,
5 Sikap bertanggung jawab dan 6 Sikap disiplin. 4
Teknologi IPA sebagai teknologi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan
konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Merujuk pada hakikat IPA diatas maka nilai IPA yang dapat ditanamkan
pada pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut: 1
Kecakapan bekerja dan berfikir secara teratur dan sistematis menurut lang- kah-langkah metode ilmiah.
2 Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, memper-
gunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah. 3
Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik kaitannya dengan pembelajaran sains maupun dalam kehidupan. Laksmi
dalam Trianto, 2012:141-142
2.1.5 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar