orientasi pada tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran tidak mungkin berlang- sung tanpa adanya komponen-komponen tersebut. Maka untuk proses pembelajar-
an yang baik maka melibatkan semua komponen harus saling berhubungan dan terlaksana dengan baik.
2.1.3 Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut
berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap me- lalui proses pembelajaran Hamdani, 2011:194. Menurut Uno, 2011:153 ku-
alitas pembelajaran merupakan pemikiran yang tertuju pada suatu benda atau ke- adaan yang baik
.
Kualitas lebih mengarah pada sesuatu yang baik. Uno menyebutkan lebih lanjut bahwa kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan
bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula. Kualitas pendidikan merupakan
kemampuan suatu lembaga pendidikan untuk menghasilkan siswa yang lebih baik dalam bidang akademik Depdiknas, 2004:5.
Menurut Depdiknas, 2004:6, konsep kualitas pendidikan merupakan sa- lah satu unsur dari paradigma baru pengelolaan pendidikan di Indonesia. Paradig-
ma tersebut mengandung atribut pokok, yaitu relevan dengan kebutuhan masyara- kat dan pengguna lulusan, memiliki suasana akademik academic-atmosphere
dalam penyelenggaraan program studi, adanya komitmen kelembagaan institutio- nal commitment
dari para pemimpin dan staf terhadap pengelolaan organisasi yang efektif dan produktif, keberlanjutan sustainability program studi, serta
efisiensi program secara selektif berdasarkan kelayakan dan kecukupan. Dari sisi guru, kualitas dapat dilihat dari seberapa optimal guru mampu memfasilitasi pro-
ses belajar siswa. Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan,
Daryanto, 2010: 57-58, mengemukakan efektivitas belajar adalah tingkat penca- paian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni. Pencapaian tujuan
tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Dengan pemahaman tersebut, maka dapat di-
kemukakan aspek-aspek efektivitas belajar sebagai berikut : 1 peningkatan pe- ngetahuan, 2 peningkatan keterampilan, 3 perubahan sikap, 4 perilaku , 5
kemampuan adaptasi, 6 peningkatan integrasi, 7 peningkatan partisipasi, dan 8 peningkatan interaksi kultural. Hal ini penting untuk dimaknai bahwa
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa ditentukan oleh efektivitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar.
Efektivitas pembelajaran merupakan konsep yang penting dan harus di- perhatikan dalam dunia pendidikan. Untuk itu UNESCO menetapkan 4 empat
pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh pengelola dunia pendidikan yang nantinya diterapkan didalam suatu pembelajaran, yaitu: 1
belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan learning to know; 2 belajar untuk menguasai keterampilan learning to do; 3 belajar untuk hidup bermasyarakat
learning to live together ; 4 belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal
learning to be.
Indikator kualitas pembelajaran dapat dilihat dari perilaku pembelajaran pendidik guru teacher educator’s behavior, perilaku dan dampak belajar
mahasiswa calon guru student teacher’s behavior, iklim pembelajaran learning climate,
materi pembelajaran, media pembelajaran dan sistem pembelajaran Depdiknas, 2004:7. Dalam penelitian ini indikator kualitas pembelajaran yaitu
perilaku pembelajaran dosen atau pendidik guru diartikan sebagai keterampilan guru sedangkan perilaku dan dampak belajar mahasiswa calon guru diartikan se-
bagai aktivitas siswa. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan kualitas pembelajaran
adalah konsep yang sangat penting dalam tingkat kepuasan atau keberhasilan gu- rusiswa dalam mencapai tujuan atau sasarannya, pencapaian tujuan tersebut be-
rupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap me- lalui proses pembelajaran. Kualitas pembelajaran berpengaruh terhadap keber-
hasilan seseorang dalam tingkat pencapaian tujuan-tujuan dalam pembelajaran yang berupa pengetahuan, keterampilan dan pengembangan sikap melalui proses
pembelajaran yang akan dicapai. Didalam kualitas pembelajaran terdapat indikator yang berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain pada saat proses pembelajaran berlangsung. Beri- kut ini merupakan indikator dalam kualitas pembelajaran yaitu keterampilan guru,
aktivitas siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan hasil belajar.
2.1.3.1 Keterampilan Guru
Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang me- nuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap
keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif Anitah, 2008:7.1. Selanjutnya Mulyasa, 2011:69 keteram-
pilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Menurut
Rusman, 2012:80 keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah segala bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh
seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran secara terencana dan profesional.
Menurut Turney dalam Mulyasa, 2011:69 terdapat 8 keterampilan dasar mengajar guru yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pembelajar-
an. Berikut keterampilan dasar mengajar guru tersebut. 2.1.3.1.1
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Menurut Sanjaya, 2012:42-43 membuka pelajaran atau set induction
adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk men- ciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pe-
ngalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Lebih lanjut Rusman, 2012:80, membuka pelajaran itu adalah
perbuatan guru menciptakan siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar siswa terpusat pada apa yang akan dipelajari. Menurut Sardiman, 2011:65 dalam
membuka pelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran penting karena dapat
dijadikan pedoman atau petunjuk praktis sejauh mana kegiatan belajar mengajar. Dengan perumusan tujuan pembelajaran yang benar akan dapat memberikan arah
bagi siswa dalam menyelesaikan materi pembelajarannya. Sedangkan menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya,
mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksa- naan proses pembelajaran.
Komponen membuka pembelajaran: 1 membangkitkan perhatianminat siswa; 2 menimbulkan motivasi; 3 memberi acuan atau struktur; 4 menunjuk-
kan kaitan. Sedangkan menutup pembelajaran : 1 meninjau pembelajaran; 2 me- ngevaluasi; 3 memberi dorongan psikologi atau sosial.
2.1.3.1.2 Keterampilan Bertanya
Menurut Marno dan Idris, 2012:115 keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk menjawabbalikan dari orang lain. Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenai. Res- pon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang me-
rupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang men- dorong kemampuan berpikir. Lebih lanjut Rusman, 2012:82-83 pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan penggunaan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat dalam memberikan pertanyaan akan memberikan dampak positif terhadap akti-
vitas dan kreativitas siswa. Tujuan memberikan pertanyaan kepada siswa yaitu: 1 merangsang kemampuan berpikir siswa, 2 membantu siswa dalam belajar,
3 mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri, 4 mening- katkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir rendah ke tingkat
yang lebih tinggi, dan 5 membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan Hasibuan dan Moedjiono, 2009: 62.
Komponen keterampilan bertanya yaitu: 1 kejelasan dan kaitan per- tanyaan; 2 kecepatan dan selang waktu; 3 arah dan distribusi penunjukkan
penyebaran; 4 teknik penguatan; 5 teknik menuntun; 6 teknik menggali; 7 pemusatan: 8 pindah gilir.
2.1.3.1.3 Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku
Mulyasa, 2011:80. Selanjutnya Anitah, 2008:7.54 mengemukakan bahwa ke- terampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percaka-
pan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan akan
memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Lebih lanjut Rusman, 2012:86 menjelaskan bahwa dalam pembelajaran guru dapat menggunakan, media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang
relevan. Media dan sumber belajar yang relevan dapat membantu memperjelas materi yang diajarkan saat guru menjelaskan.
Komponen keterampilan menjelaskan yaitu: 1 kejelasan; 2 penggunaan contoh ilustrasi; 3 pemberian tekanan 4 balikan.
2.1.3.1.4 Keterampilan Menggunakan Variasi
Menurut Anitah, 2008:7.38-7.40 variasi adalah keanekaan yang mem- buat sesuatu tidak monoton. Variasi didalam kegiatan pembelajaran bertujuan
untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu, mengembangkan keinginan siswa untuk me-
ngetahui dan menyelidiki hal-hal baru, melayani gaya belajar siswa yang bera- gam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran, untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu an-
tusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar pe-
serta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan Mulyasa, 2011:78. Komponen keterampilan memberi variasi : 1 variasi gaya mengajar yaitu
suara guru, mimik dan gestural, perubahan posisi, kesenyapan, pemusatan perha- tian dan kontak pandang ; 2 variasi pola interaksi dan kegiatan yaitu klasikal, ke-
lompok kecil, berpasangan dan perorangan; 3 variasi alat bantu pembelajaran ya- itu alat bantu pembelajaran yang dapat didengar, dilihat, dapat diraba dan dimani-
pulasi. 2.1.3.1.5
Keterampilan Mengelola Kelas Sanjaya, 2012:44 mengemukakan pengelolaan kelas adalah keteram-
pilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar ynag optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana
pembelajaran. Kemudian Sardiman, 2011:169 mengelola kelas juga berkaitan
dengan menciptakan iklim belajar yang serasi, guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didiknya agar tidak merusak suasana kelas dan
mengarahkan pada perilaku yang lebih produktif. Selanjutnya Mulyasa, 2011:91 menyebutkan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas,
yaitu 1 kehangatan dan keantusiasan, 2 tantangan, 3 bervariasi, 4 luwes, 5 penekanan pada hal-hal positif, dan 6 penanaman disiplin diri.
Komponen keterampilan mengelola kelas yaitu 1 keterampilan yang ber- sifat preventif yaitu menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan
perhatian kelompok, memberi petujuk yang jelas, menegur, dan memberi pengu- atan; 2 keterampilan yang bersifat represif yaitu modifikasi tingkah laku, penge-
lolaan kelompok. 2.1.3.1.6
Keterampilan Memberi Penguatan Menurut Murni, 2012:49 penguatan merupakan respons terhadap suatu
perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku ter- sebut. Keterampilan dasar penguatan reinforcement adalah segala bentuk respon
yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa
atas perbuatan atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau korek- si. Fungsi keterampilan penguatan reinforcement adalah untuk memberikan gan-
jaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipa- sinya dalam setiap proses pembelajaran Sanjaya, 2012:37.
Komponen keterampilan memberi penguatan yaitu 1 penguatan verbal yaitu kata-kata; 2 penguatan nonverbal yaitu mimik dan gerakan badan; gerak
mendekati, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, dan pemberian simbol atau benda.
2.1.3.1.7 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap
peserta didik, dan menjalani hubungan yang lebih akrab antar guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Khusus dalam melakukan
pembelajaran perorangan, perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan ber- fikir peserta didik, agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh pe-
serta didik Mulyasa, 2011:92. Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yaitu
1 keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi; 2 mengorganisasi kegia- tan pembelajaran; 3 membimbing dan memudahkan belajar.
2.1.3.1.8 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok kecil merupakan salah satu bentuk kegiatan pembel-
ajaran yang sering digunakan. Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil
kesimpulan dan memecahkan masalah. Menurut Anitah, 2009:8.19 melalui diskusi kelompok diharapkan siswa dapat berfikir kritis serta mampu
mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan baik. Dalam hal ini, guru berkewajiban untuk membimbing kegiatan diskusi kelompok kecil tersebut,
misalnya keterampilan berbicara, mengungkapkan pendapat serta keterampilan berinteraksi sosial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi
adalah sebagai berikut 1 memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, 2 memperluas masalah atau urunan pendapat, 3 menganalisis
pandangan peserta didik, 4 meningkatkan partisipasi peserta didik, 5 menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan 6 menutup diskusi Mulyasa,
2011:89. Komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil yaitu 1
memusatkan perhatian; 2 memperjelas masalah dan uraian pendapat; 3 meng- analisis pandangan; 3 meningkatkan urunan; 4 menyebarkan kesempatan ber-
partisipasi; 5 menutup diskusi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru adalah suatu kompetensi yang harus dimiliki dan dilakukan oleh seorang guru katika me-
laksanakan pembelajaran agar dapat tercipta pembelajaran yang kondusif sehi- ngga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Dengan pemahaman dan
kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegra- si, maka guru akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapun jenis ke-
terampilan guru yang diteliti adalah keterampilan menutup dan membuka pembel- ajaran, keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, keterampilan memberi-
kan penguatan, keterampilan memberikan variasi pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, dan keterampilan mengelola kelas. Dalam penelitian ini indikator keterampilan guru dalam pembelajaran
IPA melalui model siklus belajar Learnig Cycle dengan media Flashcard seba- gai berikut: 1 mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran; 2 menyam-
paikan tujuan pembelajaran; 3 memberi pertanyaan untuk menarik minat dan ke- ingintahuan siswa: 4 menjelaskan materi dengan bantuan Flashcard; 5 memilih
dan menggunakan media Flashcard; 6 membimbing siswa dalam diskusi dan be- kerjasama dalam kelompok; 7 memotivasi siswa menjelaskan konsep yang diba-
has dengan kalimatnya sendiri; 8 memotivasi siswa untuk mengaplikasi konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru ; 9 menutup pelajaran.
2.1.3.2 Aktivitas Siswa
Gardner dalam Anni, 2007:126 menyatakan bahwa ketika seseorang melibatkan beberapa kecerdasannya dalam kegiatan belajar, maka kemampuan
belajarnya akan meningkat pesat. Setiap jenis kecerdasan mewakili cara yang ber- beda dalam mempelajari suatu topik. Demikian pula pelbagai kemampuan yang
dimiliki oleh pembelajar itu dapat dimanfaatkan saat pembelajar perlu menangani suatu masalah. Menurut Hamalik, 2009:170-171 siswa merupakan individu yang
utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi berbeda-beda. Selanjutnya, Skinner dalam Hamdani, 2011:17 berpandangan bahwa pada saat
orang belajar, responnya menjadi kuat, apabila tidak belajar, responnya menurun. Dalam belajar ditemukan: 1 kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan
respon belajar; 2 respon belajar; 3 konsekuensi yang bersifat menguatkan respon.
Menurut Anitah, 2008:2.13 proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam belajar, esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa
dalam upaya mengubah perilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi de- ngan lingkungan. Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam
melakukan proses belajar adalah siswa itu sendiri. Siswa merupakan individu yang utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-
beda. Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada belajar kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek
kemampuan berpikir cognitive, pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan afective, sedang belajar psikomotor mem-
berikan hasil belajar berupa keterampilan psychomotoric Purwanto, 2011: 42- 43. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat
dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya
gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak Sanjaya, 2012:112. Diedrich dalam Sardiman, 2011:100-101 menggolongkan aktivitas sis-
wa dalam pembelajaran sebagai proses belajar adalah sebagai berikut. 1
Visual activities, misalnya: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eks- perimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau ber-
main. 2
Oral activities, misalnya: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghu- bungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi sasaran, mengemu-
kakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3
Listening activities, misalnya: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mende-
ngarkan radio.
4 Writing activities, misalnya: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa kara-
ngan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5
Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6 Motor activities, misalnya: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksa-
nakan pameran, membuat model pembelajaran, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
7 Mental activities, misalnya: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat ke- putusan.
8 Emotional activities, misalnya: gembira, berani, bergairah, minat, membeda-
kan, berani, tenang dan lain-lain. Sedangkan Whipple dalam Hamalik, 2008:173 membagi aktivitas siswa
sebagai berikut. 1
Bekerja dengan alat-alat visualnya, diantaranya meliputi kegiatan mengumpul- kan gambar-gambar, mempelajari gambar, mencatat pertanyaan, memilih alat
visual ketika menampilkan pameran. 2
Ekskursi dan trip, diantaranya meliputi kegiatan mengunjungi museum, kebun binatang, menyaksikan demonstrasi tata cara pembuatan sesuatu.
3 Mempelajari masalah-masalah, diantaranya meliputi mencari informasi dalam
menjawab pertanyaan penting, mempelajari ensiklopedi dan referensi, melak- sanakan petunjuk yang diberikan oleh guru.
4 Mengapresiasi literatur, diantaranya meliputi kegiatan membaca cerita yang
menarik. 5
Ilustrasi dan kontruksi diantara meliputi kegiatan membuat chart dan diagram, membuat poster, menyusun rencana permainan.
6 Bekerja menyajikan informasi diantaranya meliputi kegiatan menulis dan me-
nyajikan dramatisasi. 7
Cek dan tes diantaranya meliputi kegiatan tes untuk murid lain dan menyusun grafik perkembangan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah rang- kaian kegiatan yang dilakukan siswa secara sadar dalam proses belajar melalui in-
teraksi dengan lingkungannya yang mengakibatkan perubahan perilaku dalam di- rinya. Adapun jenis aktivitas siswa yang difokuskan dalam penelitian ini adalah
aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, akti- vitas motorik, aktivitas mental dan aktivitas emosional.
Indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalaui model siklus belajar Learning Cycle dengan media Flashcard adalah sebagai berikut: 1
mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran; 2 memberi respon dengan bertanya dan menjawab pertanyaan sebagai pengembangan minat dan rasa
ingin tahu tentang suatu konsep ; 3 memperhatikan penjelasan guru; 4 kegiatan siswa menggunakan media Flashcard dalam pembelajaran; 5 bekerjasama dalam
kelompok; 6 melaporkan hasil diskusi kelompok; 7 menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru; 8 Melakukan refleksi pembelajaran.
2.1.3.3 Iklim pembelajaran
Berdasarkan Depdiknas, 2004:9, iklim pembelajaran meliputi. 1
Suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan pem- belajaran yang menarik, menantang, menyenangkan, dan bermakna bagi pem-
bentukan profesionalitas kependidikan. 2
Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreatifitas pendidik guru
3 Suasana sekolah latihan dan tempat berpraktik lainnya yang kondusif bagi
tumbuhnya penghargaan mahasiswa calon guru terhadap jabatan dan profesionalitas guru.
Di samping itu, Hoy dan Miskell dalam Nikhaastria, 2010 iklim pem- belajaran merupakan kualitas dari lingkungan yaitu kelas yang terus menerus di-
alami oleh guru-guru, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada persepsi ko- lektif tingkah laku mereka. Pembelajaran efektif membutuhkan pengelolaan kelas
yang kondusif. Dengan pengelolaan kelas yang kondusif iklim pembelajaran akan dapat memotivasi belajar siswa untuk belajar lebih baik sesuai dengan kemam-
puan. Ini dikarenakan pengelolaan kelas merupakan usaha dalam mengatur se- gala hal dalam proses pembelajaran, seperti lingkungan fisik dan sistem pembel-
ajaran di kelas Uno, 2011:53 Berdasarkan pada beberapa pengertian iklim dan pembelajaran di atas,
maka dapat dipahami bahwa iklim kelas adalah segala situasi yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang
menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar mengajar. Iklim
pembelajaran yang terbentuk mempengaruhi keefektifan sebuah pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus memperhatikan iklim pembelajaran dengan
cara guru dapat menata dan mengelola lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman dan menstimulasi setiap anak agar terlibat secara
maksimal dalam pembelajaran. 2.1.3.4
Materi pembelajaran Menurut Sugandi dan Haryanto, 2007:29 materi pembelajaran merupa-
kan komponen utama pembelajaran, karena materi pembelajaran akan memberi warna dan bentuk dalam kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran harus kom-
prehensif, terorganisasi secara sistematis dan dideskripsikan dengan jelas. Berda- sarkan Depdiknas, 2004:9, materi pembelajaran yang berkualitas mencakup:
1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus di-
kuasai. 2
Ada keseimbangan antara keluasaan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia.
3 Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual.
4 Dapat mengakomodasikan partisipasi aktif mahasiswa dalam belajar se-
maksimal mungkin. 5
Dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi dan seni.
6 Materi pembelajaran memenuhi kriteria filosofis, profesional, psiko-
pedagogis, dan praktis.
Prinsip-prinsip dalam memilih materi pembelajaran meliputi a prinsip relevansi, b konsistensi, c kecukupan. Prinsip relevasi artinya materi pembel-
ajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kom- petensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara
bahan ajar dengan kompetensi dasar yang hatus dikuasai siswa. Prinsip kecukupan artinya materi tidak boleh terlalu sedikit dan terlalu banyak jadi disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan waktu serta tenaga yang diperlukan dalam mempelajarinya Arsyad, 2011:44.
Dari pengertian diatas materi pembelajaran adalah suatu komponen yang sangat berpengaruh terhadap intensitas proses pembelajaran yang memberi warna
dan bentuk kegiatan pembelajaran, maka guru hendaknya dapat memilih dan mengorganisasikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan dan kompetensi
yang dikuasai siswa serta memenuhi perkembangan dan kemajuan IPTEK saat ini sehingga pembelajaran berlangsung intensif.
2.1.3.5 Media pembelajaran
Berdasarkan Depdiknas, 2004:9, kualitas media pembelajaran meliputi: a dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna; b mampu memfasi-
litasi proses interaksi. c media pembelajaran dapat memperkaya pengalaman bel- ajar. d media pembelajaran mangubah suasana belajar dari pasif menjadi aktif
dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada. Media pembel- ajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran Hamdani, 2011: 243. Media pembelajaran menurut Sumiati dan Asra, 2009:160 yaitu segala se-
suatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan message, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong
proses belajar. Menurut Indriana, 2011:15 media pembelajaran adalah alat bantu yang sangat bermanfaat bagi para siswa dan pendidik dalam proses belajar me-
ngajar Pemilihan media perlu dilakukan agar sesuai dengan kebutuhan pembel-
ajaran. Menurut Asyhar, 2012:90 Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memi- lih media yaitu:
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara umum me-
ngacu pada tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 2.
Dapat mendukung isi pembelajaran. Media harus selaras dan sesuai dengan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Praktis, luwes dan tahan. Menuntun guru untuk memilih media yang ada,
mudah diperoleh, dan mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang
terlihat disekitarnya,serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. 4.
Guru terampil menggunakannya. Guru harus mampu menggunakan dalam proses pembelajaran
5. Cocok dengan sasaran. Disesuaikan dengan jumlah sasaran supaya efektif.
6. Berkualitas baik. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus
jelas dan informasi atau pesan diterima baik oleh sasaran. Dengan demikian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai segala
sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi yang mengan-
dung maksud-maksud pembelajaran, merangsang pikiran, perasaan dan perhatian siswa sehingga keampuan siswa dapat medorong proses belajar. Media pembel-
ajaran sangat membantu pendidik dalam memberikan pengajaran secara mak- simal, efektif serta efisien.
2.1.3.6 Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, 2009:3 hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hal tersebut sejalan
dengan Rifa’I dan Anni, 2009:160 yang menyatakan apabila motivasi peserta didik rendah, umumnya akan diasumsikan bahwa prestasi peserta didik itu juga
rendah, sehingga jika anak mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka prestasi atau hasil belajar yang diperoleh anak akan tinggi. Menurut Anitah, 2008:2.19
hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar
harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk
perubahan tingkah laku harus menyeluruh secara komperehensif sehingga menun- jukkan perubahan tingkah laku. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan Suprijono, 2011:5, kemudian hasil belajar menurut Purwanto, 2011:46 adalah perubahan
periaku akibat belajar. perubahan perilaku disebabkan karena pencapaian pengu- asaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar, hasil itu
dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Taksonomi Bloom yang terbaru menyatakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,afektif, dan psikomotorik.
1 Ranah Kognitif cognitive domain Ranah kognitif berkaitan dengan penalaranpemikiran. Menurut
Krathwohl dalam Purnomo, 2011 Ranah kognitif mencakup kategori berikut. 1
Mengingat remembering Mengingat diartikan dengan memunculkan kembali apa yang sudah di-
ketahui dan tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Kategori mengingat meliputi mengenali lagi recognizing dan menyebutkan kembali re-
calling .
2 Memahami understanding
Memahami diartikan menegaskan pengertian atau makna bahan-bahan yang sudah diajarkan, mencakup komunikasi lisan, tertulis, maupun gam-
bar. Kategori memahami mencakup interpreting menafsirkan, mengarti- kan, menerjemahkan; exemplifying memberi contoh; classifying meng-
golong-golongkan, mengelompokkan; summarizing merangkum, mering- kas; inferring melakukan inferensi; comparing membandingkan; dan
explaining memberikan penjelasan.
3 Menerapkan applying
Menerapkan adalah melakukan sesuatu, atau menggunakan sesuatu pro- sedur dalam situasi tertentu.Kategori menerapkan adalah executing
melaksanakan dan implementing menerapkan.
4 Menganalisis analyzing
Menganalisis adalah menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang membentuknya, dan menetapkan bagaimana bagian-bagian atau unsur-
unsur tersebut satu sama lain saling terkait, dan bagaimana kaitan unsur- unsur tersebut kepada keseluruhan struktur atau tujuan sesuatu itu.
Kategori menganalisis meliputi differentiating membeda-bedakan; organizing
menata atau menyusun; dan attributing menetapkan sifat atau ciri.
5 Menilai evaluating
Menilai adalah menetapkan derajat sesuatu berdasarkan kriteria atau pa- tokan tertentu.Kategori menilai meliputi checking mengecek dan
critiquing mengkritisi.
6 Mencipta creating
Mencipta adalah memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk utuh yang koheren dan baru, atau membuat sesuatu yang orisinil. Kategori men-
cipta meliputi generating memunculkan; planning merencanakan, mem- buat rencana; dan producing menghasilkan karya.
Berikut merupakan gambar taksonomi Bloom versi lama dan baru
Gambar 2.1 Taksonomi Bloom Versi Lama dan Versi Baru Cakudik, 2012
2 Ranah Afektif
Bloom dalam Ruminiati, 2007:3.25 Ranah afektif berkenaan dengan ni- lai value. Ranah efektif meliputi.
1 Penerimaan receiving
Penerimaan mengacu pada keinginan siswa untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu aktivitas kelas, buku teks, musik, dan sebagainya.
2 Penanggapan responding
Pada tingkat ini siswa tidak hanya menghadirkan fenomena tertentu tetapi juga mereaksinya dengan berbagai cara.
3 Penilaian valuing
Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek, feno- mena atau perilaku tertentu pada diri siswa.
4 Pengorganisasian organization
Pengorganisasian berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai yang berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai menciptakan
sistem nilai yang konsisten secara internal. 5
Pembentukan pola hidup organization by a value complex Hasil belajar pada tingkat ranah afektif ini penekanan dasarnya adalah pada
kekhasan perilaku siswa atau siswa memiliki karakteristik yang khas. 3
Ranah Psikomotorik Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemam-
puan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koor-
dinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Bloom dalam Ruminiati, 2007:3.25 adalah sebagai berikut.
1 Persepsi perception
Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk mem- peroleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik .
2 Kesiapan set
Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu.Kategori ini mencakup kesiapan mental yaitu kesiapan mental untuk bertindak, kesiapan
jasmani yaitu kesiapan jasmani untuk bertindak, dan kesiapan mental yaitu keinginan untuk bertindak.
3 Gerakan terbimbing guided response
Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam belajar ke- terampilan kompleks, yang meliputi peniruan dan mencoba-coba.
4 Gerakan terbiasa mechanism
Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja.Gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan sa-
ngat meyakinkan dan mahir. 5
Gerakan kompleks complex overt response Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran unjuk kerja dari tindakan
motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks. Kecakapan di- tunjukkan melalui kecepatan, kehalusan, keakuratan dan yang memerlukan
energi minimum.
6 Penyesuaian adaptation
Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga siswa dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan per-
syaratan-persyaratan baru atau ketika menemui masalah baru. 7
Kreativitas originality Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk dise-
suaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu. Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan sebagai akibat dari proses pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Seorang siswa dikatakan
memperoleh hasil belajar apabila kompetensi bidang akademiknya meningkat, dari yang semula tidak tahu menjadi tahu kognitif, sikap dan perilakunya
menjadi lebih baik afektif, dan menjadi lebih terampil psikomotorik. Indikator hasil belajar siswa yang diukur saat pembelajaran IPA melalui
model siklus belajar Learning Cycle dengan media Flashcard adalah sebagai berikut:
a. Ranah kognitif diantaranya: 1 mendefinisikan pengertian pesawat sederhana;
2 membedakan antara pesawat sederhana dengan pesawat rumit; 3 mengemukakan keuntungan menggunakan pesawat sederhana; 4 mengkritisi
tujuan penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari; 5 menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhan; 6 mengoreksi contoh alat rumah
tangga sesuai dengan jenisnya dalam pesawat sederhana; 7 mendefinisikan pengertian tuaspengungkit; 8 menjabarkan bagian-bagian dari pengungkit.
b. Ranah afektif diantaranya: 1 mempersiapkan diri dalam mengikuti proses pembelajaran; 2 memberi respon terhadap pertanyaan yang diberikan guru; 3
memperhatikan penjelasan materi dari guru; 4 melakukan refleksi pembelajaran.
c. Ranah psikomotor diantaranya: 1 kegiatan menggunakan Flashcard saat
pembelajaran; 2 melalukan percobaan sebagai penerapan konsep dan keterampilan pada situasi baru.
2.1.4 Pembelajaran IPA