Organisasi Balai TNS Analisis Hak Kepemilikan

37 menjadi mudah dan cepat sehingga biaya menjadi murah. Mudah dalam arti untuk menjangkau lokasi dimana orang memanfaatkan sumberdaya ikan, getah jelutung, kulit gemor bisa menggunakan perahu ketinting sampai pada lokasi yang terdekat dengan waktu yang relatif cepat. Sebaliknya ketika permukaan air sungai atau kanal rendah maka transportasi menjadi sulit karena perahu ketinting tidak bisa menghantar sampai lokasi yang terdekat, sehingga harus dilanjutkan dengan jalan kaki, dengan demikian selain butuh waktu lama maka biaya transportasi juga menjadi mahal.

4.5 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar TNS

Masyarakat sekitar TNS menggantungkan hidupnya pada sumberdaya TNS. Ketika masih beroperasi HPH, mayoritas masyarakat sekitar bekerja sebagai penebang kayu. Namun, ketika HPH dan industri penggergajian kayu sudah banyak yang tutup, masyarakat beralih kembali ke sektor pertanian, perikanan, dan mencari hasil hutan bukan kayu HHBK. Sumberdaya TNS yang saat ini masih banyak dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat setempat, antara lain: ikan, getah jelutung, kulit gemor, rotan, dan burung. Terdapat 46 desakelurahan berada di sekitar TNS. Penduduk sekitar TNS berjumlah sekitar 46.724 jiwa BTNS 2007.Suku yang tinggal didaerah ini mayoritas Dayak Ngaju yang merupakan penduduk asli,hanya sebagian kecil suku Banjar, Jawa, Melayu dan suku lainnya Awang 2006:21. Masyarakat pendatang yang menetap di daerah ini umumnya adalah masyarakat yang telah melakukan perkawinan dengan masyarakat setempat. Desa-desa sekitar TNS merupakan desa tradisional yang berada di pinggir Sungai Sebangau dan Katingan dengan t ipe permukiman memanjang mengikuti aliran sungai. Mayoritas masyarakat sekitar TNS bermata pencaharian sebagai nelayan.Sungai dan kanal merupakan transportasi utama masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya TNS.Masyarakat Dayak Ngaju telah mempunyai aturan dalam pemanfaatan sumberdaya alam, yang disebutkelembagaan adat Kedamangan.Masyarakat setempat masih mengakui kelembagaan adat Kedamangan. Mereka mempunyai tradisi dan warisan budaya yang sangat kuat dan erat dengan alam semesta Awang 2006:21. Sejarahnya, masyarakat Dayak Ngaju sudah mengenal Kedamangan jauh sebelum bangsa Barat datang di tanah Dayak. Kata ”kedamangan” berarti persekutuan orang yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah dimana mereka saling kenal dan corak kehidupan mereka relatif homogen serta banyak tergantung kepada alamDiansyah 2011:69. 38 5 ATURAN PEMANFAATANSUMBERDAYA TNS Salah satu unit analisis kelembagaan adalah aturan yang digunakan rule in use. Aturan dapat berupa aturan formal maupun informal. Kedua jenis aturan inimempengaruhi perilaku manusia terhadap sumberdaya alam karena aturan menyediakan struktur kehidupan yang memandu interaksi manusia atau untuk menciptakan tingkat kepastian interaksi manusia; untuk mengarahkan perilaku manusia kearah yang diharapkan anggota masyarakat; untuk mengurangi perilaku oportunis, biaya koordinasi, dan untuk membatasi dan menyelesaikan konflik.

5.1 Aturan Formal

Peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan TNdi Indonesia adalah UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU Kehati.TN adalah kawasan konservasi yang termasuk dalam kategori kawasan pelestarian alam KPA 32 , yang mempunyai tiga fungsi yaitu: 1 perlindungan sistem penyangga kehidupan, 2 pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, 3 serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Dengan demikian sumberdaya TN dapat dimanfaatkan. Berdasarkan Peraturan PemerintahPP No. 68 Tahun 1998 tentang Pengelolaan KSA dan KPA yang kemudian diganti dengan PP No. 282011,sumberdaya TN dapat dimanfaatkan melalui dua kegiatan yaitu: 1 pemanfaatan kondisi lingkungan 33 , dan 2 pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar TSL 34 . Berdasarkan Pasal 35 PP No. 282011,pemanfaatan sumberdaya TN berupa: 1 penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, 2 pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam, 3 penyimpanan danatau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alam, 4 pemanfaatan TSL, 5 pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya, dan 6 pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat. Prakondisi enabling conditions untuk pemanfaatan sumberdaya TN adalah: 1penetapan zonasi, 2 penetapan rencana pengelolaan RP, dan 3 perizinan. Berdasarkan Pasal 32 UU Kehati diatur bahwa kawasan TN dikelola dengan sistem zonasi 35 artinya kegiatan hanya dapat dilaksanakan apabila sesuai dengan fungsi masing-masing zonasi pasal 33. Pemanfaatan SDA TN selain harus sesuai fungsi zonasi juga harus sesuai rencana pengelolaanRP 36 seperti yang diatur dalam Pasal 34 ayat 2 UU Kehati, dan harus memperoleh izindari Menteri atau pejabat yang ditunjuksesuai Pasal 38 ayat 1 PP No. 282011.Pemegang izin pemanfaatan TN berkewajiban membayar iuran dan 32 UU No. 5 Tahun 1990 Pasal 29 1 33 Pemanfaatan kondisi lingkungan adalah pemanfaatan potensi ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis dan peninggalan budaya yang berada dalam TN. 34 Pasal 26 UU No. 5 Tahun 1990, dan Pasal 32 PP No. 28 Tahun 2011, pemanfaatan jenis TSL adalah pemanfaatan jenis TSL yang memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung, dan keanekaragamannya, termasuk juga pemanfaatan terhadap bagian-bagian TSL serta hasil dari padanya. 35 Zona TN dapat dibagi menjadi zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, dan zona lainnya sesuai kebutuhan. 36 Pedoman penyusunan RP KSA dan KPA diatur dalam Permenhut No. P41Menhut-II2008