22 bertanggung jawab kepada masyarakat setempat.Desentralisasi tipe ini bertujuan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.Secara teoritis desentralisasi tipe ini oleh Ribot dianggap sebagai bentuk desentralisasi
yang paling kuat, dan memberikan manfaat lebih besar.Sedangkan desentralisasi administratif atau dekonsentrasi terjadi apabila kekuasaan dan sumberdaya
diserahkan kepada struktur organisasi pemerintah pusat yang lebih rendah.
Desentralisasi politik yang dirumuskan Ribot 2002:4 sebenarnya mempunyai makna yang sama dengan devolusi menurut Fisher et al. 2000, dan
Adiwibowo et al. 2010:8-10. Menurut Fisher et al. 2000 devolusi didefinisikan sebagai
pemindahan fungsi
dan atau
kekuasaan dari
pemerintah pusat.Perbedaanya dengan konsep yang dikembangkan Ribot, penerima
kekuasaan menurut Fisher et al. 2000 dibedakan menjadi tiga.Pertama, birokrasi provinsi atau kabupaten yang masih dalam struktur pemerintah pusat.Kedua,
struktur politik daerah atau pemerintah daerah termasuk pemerintah desa.Ketiga, masyarakat setempat sebagai pengguna sumberdaya alam.Definisi yang senada
dengan Ribot 2002 dan Fisher et al.2000 disampaikan oleh Adiwibowo et al 2010:8-10, dalam konteks pengelolaan sumberdaya hutan, devolusi adalah
penyerahan hak dan tanggung jawab untuk mengelola sumberdaya hutan dari pemerintah pusat kepada kelompok pengguna lokal.
2. 5 Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono 2009:2. Penelitian kualitatif disebut juga verstehen pemahaman mendalam karena
mempertanyakan makna suatu obyek secara mendalam, selain itu disebut juga participant-observation karena peneliti itu sendiri yang harus menjadi instrumen
utama dalam pengumpulan data dengan cara mengobservasi langsung objek yang ditelitinya Irawan 2006:4. Lebih lanjut Irawan menjelaskan bahwa metode
penelitian kualitatif bersifat deskriptif, naturalistik, dan berhubungan dengan “sifat data” yang kualitatif.Menurut Sugiyono 2009:7 penelitian kualitatif
dinamakan metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang
memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistikutuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif.Metode penelitian kualitatif
disebut juga sebagai metode interpretif karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
Menurut Creswell 1994, penelitian kualitatif adalah proses untuk memahami permasalahan sosial.
Menurut Irawan 2006:40-41, kerangka teoritik dalam penelitian kualitatif adalah penjelasan ilmiah tentang konsep-konsep kunci yang akan digunakan
dalam penelitian, termasuk kemungkinan berbagai keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Penjelasan ini diberikan untuk memberi dugaan
sementara terhadap hasil penelitian.Dalam hal ini kerangka teoritik lebih berperan sebagai titik berangkat dan landasan bagi peneliti untuk menganalisis dan
memahami realitas yang ditelitinya, secara ilmiah. Kerangka teoritik terus ada, berubah, berkembang, mengikuti proses penelitian itu sendiri. Kerangka teoritik
ada pada saat penentuan fokus. Kerangka teoritik ada pada saat perumusan hipotesis, dalam penelitian kualitatif hipotesis tidak untuk diuji, tetapi sebagai
23 panduan dalam proses analisis data, hipotesis terus menerus disesuaikan dengan
data di lapangan. Kerangka teoritik digunakan untuk membuat kesimpulan akhir penelitian.
Perumusan kerangka teoritik dapat melalui dua metode pendekatan, yaitu pendekatan etik dan emik. Menurut Irawan 2006:44, penjelasan etik adalah
suatu penjelasan tentang fenomena yang diberikan oleh peneliti berdasarkan pengamatan dan pemahamannya. Peneliti membaca teori yang relevan dengan
fokus penelitiannya, dan membuat sintesa dari teori-teori tersebut yang dituangkan dalam kerangka teori.Kerangka teori tersebut digunakan untuk
memandu dalam mengungkapkan fenomena. Sedangkan penjelasan emik dimaksudkan untuk dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan, diketahui,
dilakukan, diharapkan oleh informan sesuai apa yang disampaikan informan sendiri. Penjelasan etik ini dimaksudkan sebagai perbandingan dengan penjelasan
emik yang diberikan oleh informan, jadi penjelasan etik dikonfirmasi dengan penjelasan emik.Dengan demikian terjadi saling silang cross check antara dua
penjelasan.
Kebenaran dalam penelitian kualitatif adalah kebenaran “intersubjektif”, bukan kebenaran “objektif”.Kebenaran intersubjektif adalah kebenaran yang
dibangun dari jalinan berbagai faktor yang bekerja bersama-sama, seperti budaya dan sifat-sifat unik dari individu-individu manusia.Maka, realitas kebenaran
adalah sesuatu yang “dipersepsikan”oleh yang melihat bukan sekedar fakta yang bebas konteks, dan bebas dari interpretasi apapun. Kebenaran adalah merupakan
“bangunan” kontruksi yang disusun oleh seorang peneliti dengan cara mencatat dan memahami apa yang terjadi di dalam interaksi sosial kemasyarakatan Irawan
2006:5. Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data tidak “rigid”, dan spesifik, tetapi bersifat longgar, fleksibel, dan dapat berubah sewaktu-waktu
tergantung pada kebutuhan. Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, artinya peneliti kualitatif bergerak dari “bawah”, peneliti mengumpulkan
data dari lapangan sebanyak mungkin tentang sesuatu, dan dari data itu dicari pola-pola, prinsip-prinsip, dan akhirnya diambil kesimpulan.
24
3 METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Sebangau TNS, Provinsi Kalimantan Tengah Gambar 3.1. Subyek penelitian adalah pelaku yang terlibat
dalam pemanfaatan sumberdaya TNS, antara lain: Balai TNS, WWF Indonesia- Kalteng, Damang Kepala Adat, kelompok pemanfaat getah jelutung, kelompok
pemanfaat kulit gemor, kelompok penangkap ikan nelayan, dan forum masyarakat Formas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai
bulan April 2013.
Gambar 3.1 Peta Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah, Indonesia