1 Common Pool Resources CPRs

14 dialihkan,contohnya: hak untuk menentukan kelompok masyarakat yang diizinkan memasuki atau melakukan pemanenan di dalam kawasan hutan. Hak pengalihan adalahhak untuk mengalihkan atau memindah-tangankan sebagaian atau seluruh hak pengelolaan dan hak ekslusi terhadap individu atau kelompok lainnya. Mengalihkan hak dapat berarti menjual atau menyewakan hak pengelolaan dan atau hak ekslusi. Individu yang telah mengalihkan haknya maka tidak akan memiliki kewenangan terhadap sumberdaya lagi. Berdasarkan hak-hak tersebut, Ostrom dan Schlager 1996:133 membagi pemegang hak sumberdaya alam menjadi lima kelas: authorized entrant, authorized users, claimants, proprietor dan owner. Authorized entrant adalah pengguna sumberdaya yang hanya memiliki hak akses.Authorized usersadalah pengguna sumberdaya yang secara bersamaan memiliki kedua hak yaitu hakakses dan hak pemanfaatan. Claimantsadalah pengguna sumberdaya yang memiliki tiga hak yaitu hak akses,hak pemanfaatan, dan hak pengelolaan. Proprietor adalah pengguna sumberdaya yang memiliki hak akses, hak pemanfaatan, hak pengelolaan, hak eklsusi, tetapi tidak mempunyai hak mengalihkan.Owner memegang hak akses,hak pemanfaatan,hakpengelolaan,hak eklusi dan mengalihkan hak mereka. 2. 3 Taman Nasional dan Kawasan yang dilindungi 2.3.1 Taman Nasional Konsep TN di Indonesia dipengaruhi oleh konsep TN yang dikembangkan IUCN yang mengadopsi TN Yellowstone di Wyoming, Amerika Serikat 10 yang merupakan TN pertama di dunia yang berdiri tahun 1872 Mackinnon et al. 1986:3; Nepal Weber 1995:1; Lu et al. 2005:418; Chape et al. 2005:444; Damayanti 2008:1. Konsep pembangunan TN di Amerika Serikat bertujuan melindungi satwa liar dan keindahan alam, merupakan kawasan yang luas, mempunyai keindahan alam, dimiliki dan dikelola oleh pemerintah pusat, serta tidak ditempati oleh manusia Lu et al. 2005:418; McNeely 1994; Saalismaa 2000:8. Konsep ini mempengaruhi perkembangan kawasan yang dilindungi di dunia Sudradjat Koesno 1988:2; Jepson Whittaker 2002:137; Dorji 2009:1.Setelah perang dunia ke-2, hampir semua negara berkembang membangun kawasan yang dilindungi mengadopsi model Yellowstone, dan pembangunan kawasan yang dilindungi semakin pesat sejak konsep TN diadopsi dalam sidang umum IUCN tahun 1969 di New DelhiDamayanti 2008:2. Definisi TN 11 berdasarkan sidang umum IUCN di New Delhi adalah: “ Kawasan yang relatif luas merupakan 1 tempat satu atau beberapa ekosistem yang secara material tidak boleh dirubah oleh perambahan dan eksploitasi manusia, tempat spesies tumbuhan dan hewan, secara geomorfologi dan habitat 10 Negara-negara yang mendirikan TN setelah Amerika Serikat, yaitu: Australia 1879, Canada 1885, New Zaeland 1894, Swedia 1909, Swiss 1914, Mexico 1917, beberapa negara jajahan Eropa di Afrika Afrika Selatan,1892; Rwanda, 1925; Madagaskar,1927; dan Kenya, 1935; Chili 1931, Argentina 1934, Ekuador 1935; dan beberapa negara jajahan Inggris di Afrika Timur 1948-1951. 11 Definisi TN pertama kali pada siding umum IUCN di New Delhi pada tahun 1969 IUCN 1994:5; Fathoni 1998:1; Dudley Stolton 2008. 15 ilmu pengetahuan khusus, pendidikan dan kepentingan rekreasi atau terdiri dari bentang alam yang indah, dan 2 tempat otoritas tertinggi negara mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau menghilangkan secepatnya kemungkinan perambahan dan eksploitasi di semua kawasan dan untuk menegakkan secara efektif kepedulian terhadap ekologi, geomorfologi, atau fitur indah; dan 3 tempat pengunjung memasuki, pada kondisi tertentu, untuk inspirasi, pendidikan, budaya and tujuan rekreasi”. Konsep pengelolaan TN di atas dicirikan oleh tidak adanya peran masyarakat setempat, TN seakan menjadi sebuah pulau yang terisolasi “isolated islands”. Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan tradisional atau pendekatan preservasi a preservationist approach.Pendekatan ini gagal menyelesaikan konflik antara TN dengan masyarakat setempat di negara-negara berkembang.Pendekatan ini mendapatkan kritik pada kongres TN sedunia ke-3 yang dilaksanakan di Bali, Indonesia tahun 1982 MacKinnon et al. 1986.Kongres TN sedunia ke-3 di Bali selanjutnya merumuskan konsep baru pengelolaan TN yaitu pembangunan kawasan yang dilindungi menjadi komponen penting dalam pembangunan berkelanjutan, memberikan perhatian yang besar terhadap keberadaan masyarakat sekitar, manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem, perlunya keterlibatan masyarakat setempat dalam kegiatan konservasi, kerjasama dengan sektor-sektor lainnya, dan memperhatikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat Saalisma 2000:10; IUCN 2010:6. Pentingnya masyarakat sekitar dalam pengelolaan TN semakin mendapatkan perhatian dalam kongres TN sedunia ke-4 tahun 1992 di Caracas,Venezuelayang mempunyai slogan “Parks for Life”. Pemerintah perlumengakui kebutuhan dan aspirasi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan yang dilindungi IUCN 1993; Weeks Mehta 2004: 255. Dalam kongres ini dikeluarkan kategori baru pengelolaan kawasan yang dilindungi yaitu kategori VI: kawasan yang dilindungi dengan tujuan pokok untuk pemanfaatan ekosistem secara lestari IUCN 1994:9;Locke Dearden 2005:2; Dorji 2009:1. Selanjutnya IUCN melakukan revisi terhadap definisi TN, yaitu : “Kawasan alami baik darat dan atau laut untuk tujuan a perlindungan kekompakan ekologi dari satu atau lebih ekosistem baik untuk generasi saat ini maupun yang akan datang, b melarang eksploitasi dan tindakan yang bertentangan dengan tujuan penetapan kawasan, dan c menyediakan landasan untuk spritual, keilmuan, pendidikan, rekreasi, dan kesempatan kepada pengunjung, yang semuanya harus kompatibel baik secara lingkungan maupun budaya” IUCN 1994:19. Konsep pengelolaan TN yang baru memunculkan program-program seperti ICDP Integrated Conservation development Projects, IPAS Integrated Protected Area System, dan daerah penyangga yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat melalui partisipasi masyarakat, dan integrasi kegiatan konservasi di dalam TN dan kegiatan pembangunan di luar TNWells et al. 1992.Kongres TN sedunia ke-5 di Durban, Yordania tahun 2003, memandatkan bahwa pengelolaan kawasan yang dilindungi harus memberikan manfaat ekonomi bagi para pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan yang dilindungi.Secara ringkas pergeseran konsep pengelolaan kawasan yang dilindungi disajikan pada Tabel 2.3.