Tingkatan Aturan dan Analisis Kelembagaan
16 Tabel 2.3 Pergeserankonsep pengelolaan kawasan yang dilindungi
Topik Konsep lama
Konsep baru Tujuan
• hanya untuk tujuan konservasi
• utamanya untuk perlindungan
hidupan satwa liar •
dikelola khusus untuk pengunjungwisatawan
• nilai utamanya: sifat liar
• about protection
• mencakup tujuan sosial dan
ekonomi •
dikembangkan juga untuk alasan ilmiah, ekonomi dan budaya
• dikelola bersama masyarakat
setempat •
mencakup juga nilai budaya dari sifat liar yang dilindungi
• also about restoration,
rehabilitation and social-economic purposes
Pengelolaan •
oleh pemerintah pusat •
melibatkan para pihak yang berkepentingan
Masyarakat Setempat
• perencanaan dan pengelolaan
“memusuhi” masyarakat •
pengelolaan tanpa memperdulikan opinipendapat masyarakat
• dikelola bersama, untuk, dan
dikelola oleh masyarakat setempat •
dikelola dengan mengakomodasikan kepentingan
masyarakat setempat Cakupan
Pengelolaan •
dikembangkan secara terpisah •
dikelola seperti “pulau biologi”
• direncanakan dan dikembangkan
sebagai bagian dari system nasional, regional dan internasional
• dikembangkan dalam bentuk
“jaringan” PAN=Protected Area Network koridor hijau
Persepsi •
dipandang utamanya sebagai asset nasional milik pemerintah
• dipandang hanya untuk
kepentingan nasional •
dipandang sebagai aset publik milik masyarakat
• dipandang juga sebagai
kepentingan internasional Teknik
Pengelolaan •
pengelolaan dilakukan sebagai respon jangka pendek
• orientasi pengelolaan hanya
difokuskan pada orientasi teknis •
pengelolaan diadaptasikan menurut perspektif jangka panjang
• orientasi pengelolaan juga
mempertimbangkan aspek politik Pendanaan
• dibayarkan hanya dari pajak
taxpayer pemerintah •
dibiayai dari berbagai sumber keuangan yang memungkinkan
daerah, nasional, internasional maupun pemerintah, swasata,
masyarakat.
Kemampuan Manajemen
• dikelola oleh ilmuwan dan para
ahli sumberdaya alam •
pemimpin;”ahli” •
dikelola oleh multi-skilled individuals
• dikembangkan dari kearifan lokal
local knowledge Sumber :Thomas Middleton 2003:4
Perkembangan TN di Indonesia diawali dengan diumumkannya 5 TN pertama pada tahun 1980
12
Sumardja et al. 1982:215; Sudradjat Koesno
12
Perkembangan konservasi alam sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda ketika Raja William I mengirim Prof. Carl Reinwardt ke Indonesia 1815-1821 yang kemudian mendirikan Kebun Raya
Bogor Botanic Garden at Buitenzorg pada tahun 1818.Selanjutnya pada tahun 1889 Dr. Melchior Treub mendirikan hutan penelitian Cibodas sekarang TN Gunung Gede Pangrango seluas 280
hektar. Tahun 1921 ditetapkan suaka alam nature reserve Ujung Kulon untuk perlindungan
17 1988:2; Widada et al. 2006:93, yaitu Gunung Leuser, Gede Pangrango, Ujung
Kulon, Baluran, dan Komodo. Selanjutnya pada tahun 1982 bertepatan dilaksanakannya kongres TN se-dunia ke-3 di Bali, dibentuk 11 TN lainnyayaitu :
Bromo Tengger, Lore Lindu, Kutai, Bali Barat, Barisan Selatan, Meru Betiri, Dumoga Bone, Manusela, Tanjung Puting, Kerinci Seblat, dan Kepulauan Seribu
Sumardja et al. 1982:222. Sampai saat ini jumlah TN di Indonesia adalah 50 unit atau 9,6 jumlah hutan konservasi di Indonesia, dengan luas 16,4 juta hektar
atau 60,39 luas hutan konservasi Indonesia
13
Kemenhut 2012:1.