Bioethanol Potensi pengembangan Biodiesel dan Bioethanol 1. Biodiesel

perkebunan yang dapat menghasilkan 30 ton ubi jalar per hektar. Peternakan produk ini melibatkan 50 ribu petani. Profit yang dapat diperoleh oleh para petani ubi jalar dari pertanian ke industri pasokan gasohol sekitar Rp. 290 miliar per tahun. Dengan perkiraan permintaan gasohol untuk kendaraan di 2010 akan menjadi 200 ribu kiloliter, sedangkan pada tahun 2915 dan 2020 adalah 600 dan 1.1 kilo liter juta masing-masing. Dalam rangka untuk mencapai target, diperlukan gasohol pengembangan industri yang memiliki kapasitas 200 ribu kiloliter pada tahun 2010. Menurut Badan Pengkajian Penelitian Teknologi 2006, saat ini terdapat 6 produsen etanol di Indonesia dengan total produksi 174 ribu kiloliter pada tahun 2002. Meski demikian, sebagian besar mereka masih memfokuskan bagaimana untuk memenuhi kebutuhan industri dan ekspor. Sementara, Indonesia Koordinasi investasi Board menyatakan bahwa sampai pertengahan tahun 2005 terdapat sebelas investor yang sudah siap untuk membangun pabrik Bioethanol dan biodiesel di Indonesia dengan kapasitas mulai dari 50 ribu hingga 150 ribu kilolitres per tahun. Tiga perusahaan di antaranya telah disiapkan untuk membangun Bioethanol pabrik di Lampung dan ini diprediksi akan selesai tahun depan dengan total kapasitas sampai kiloliter ke 300 ribu per tahun.

2.3 Kebijakan Pemerintah

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah berperan aktif untuk menanggulangi masalah harga minyak yang makin meningkat dan cadangan yang makin menipis. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan biofuel dengan membentu tim nasional pengembangan Bahan Bakar Nabati sebagai upaya untuk mendukung pengembangan bahan bakar nabati dengan menerbitkan blue print dan road map untuk mewujudkan pengembangan bahan bakar nabati tersebut. Selain itu, pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden republik Indonesia Nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak. Ditambah dengan penerbitan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2006 tertanggal 25 januari 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati biofuels, sebagai energi alternatif . Tabel 8. Sumber Energi Terbaharukan di Indonesia Sumber : Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2008 Dalam rangka mengantisipasi kelangkaan energi di masa mendatang, perlu dikaji potensi sumber energi lain terutama energi yang dapat diperbarui. Indonesia diketahui memiliki berbagai macam sumber energi yang dapat diperbaharui seperti energi air, angin, matahari, panas bumi dan energi biomas. Salah satu sumber energi biomas yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah energi biomas yang berasal dari minyak kelapa sawit atau disebut biodiesel, selain itu dapat juga berasal dari jagung untuk menghasilkan Jenis sumber energi Kapasitas terpasang MW Hidro 4 200.00 Mikrohidro 206.00 Geotermal 807.00 Biomass 302.40 Surya 6.00 Angin 0.60