Margarin Hasil Pendugaan Model Secara Umum

peubah penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 81 persen fluktuasi peubah permintaan minyak goreng sawit. Peubah endogen di dalam persamaan produksi margarin dipengaruhi secara bersama-sama pada taraf nyata 0.00001 yang ditunjukan oleh statistik F sebesar 108.36. Hasil pendugaan persamaaan menunjukan produksi margarin dipengaruhi oleh harga margarin dan harga domestik minyak kelapa sawit. Harga margarin berpengaruh nyata pada produksi margarin dengan taraf nyata sebesar 0.01 Tabel 16. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Minyak Margarin Variable Parameter Estimate Standart Error t Value Pr |t| 1. Produksi MargarinPMGRIN Intercept 0.089061 0.032643 2.73 0.0138 HMGRIN 0.000016 1.17E-06 13.57 0.0001 HDSW 0.000027 0.000051 0.52 0.6091 Durbin-Watson = 1.975923 R-Square = 0.81 Prob-value =0.00001 2. Permintaan MargarinDMGRIN Intercept 0.16713 0.050824 3.29 0.0043 HMGRIN -0.00001 5.95E-06 -2.5 0.0229 TOLSTR 0.000104 0.000025 4.15 0.0007 HMGRK 0.00008 0.000034 2.37 0.0296 Durbin-Watson = 1.469798 R-Square = 0.60 Prob-value = 0.0025 3. Harga MargarinHMGRIN Intercept -3906.79 5140.313 -0.76 0.4576 HMDUNIA 158.5705 50.14202 3.16 0.0057 HDSW 13.6898 6.639952 2.06 0.0549 DMGRINT 7619.346 11117.37 0.69 0.5024 Durbin-Watson = 1.686627 R-Square = 0.86 Prob-value 0.00001 Persamaan permintaan margarin dipengaruhi oleh harga margarin, total olein stearin dan harga minyak goreng kelapa, dari ketiga peubah ini harga margarin sangat mempengaruhinya yaitu pada taraf alpha 0.0229, 0.0007 dan 0.0296. Dari tanda peubah penjelas harga margarin mempunyai tanda negatif, yang mengartikan bahwa setiap kenaikan harga magarin akan menurunkan permintaan margarin. Sementara harga margarin dipengaruhi oleh harga minyak dunia, harga minyak sawit domestik dan poduksi margarin. Diantara peubah penjelas harga minyak dunia dan harga minyak sawit domestik yang berpegaruh nyata pada taraf 0.057 dan 0.0549 sedangkan produksi margarin bepengaruh hanya pada 0.5024.

6.2. Hasil Pendugaan Simulasi

Dengan melakukan simulasi historis, diharapkan mengetahui dampak yang timbul bila diterapkan kebijakan-kebijakan tertentu, atau bila terjadi perubahan pada faktor non-kebijakan atau faktor external. Dampak ini yang ditimbulkan diukur dari presentasi deviasi dari peubah-peubah endogen akibat suatu skenario simulasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan membandingkan dampak yang ditimbulkan suatu kebijakan dengan dampak yang ditimbulkan kebijakan lainnya. Sementara simulasi non kebijakan juga perlu diakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak terhadap peubah endogen, agar dapat dilakukan strategi yang bersifat antisipatip. Melihat dampak perubahan rata-rata pada beberapa peubah endogen dilakukan untuk 4 skenario simulasi historis dianalisa masing- masing berikut.

6.2.1. Pengembangan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit

Skenario pertama dilakukan dengan simulasi peningkatan olein dan stearin sebesar 20 persen sebagai indikator pengembangan biodisel dari minyak kelapa sawit. Hasil simulasi terlihat pada tabel 17 menunjukan bahwa pengembangan biodiesel dari kelapa sawit berdampak pada industri minyak kelapa sawit nasional dimana konsumsi atau permintaan domestik minyak kelapa sawit meningkat 24.99 persen sehingga produksi minyak kelapa sawit meningkat sebesar 13.45 persen. Kenaikan produksi minyak kelapa sawit ini menyebabkan harga domestik minyak kelapa sawit meningkat 8.35 persen yang berpengaruh pada kenaikan harga ekspor minyak kelapa sawit yang meningkat sebesar 10.08 persen. Kenaikan harga ekspor minyak kelapa sawit minyak kelapa sawit akan mendorong ekspor minyak kelapa sawit terjadi peningkatan sebesar 10.37 persen. Pengembangan Biodiesel kelapa sawit sendiri menyebabkan produksi tandan buah segar kelapa sawit meningkat 3.36 persen dan harga tandan buah segar naik 4.72 persen. Kenaikan produksi dan harga tandan buah segar kelapa sawit memberikan peluang kepada petani untuk memperluas perkebunan sehingga luas perkebunan kelapa sawit naik 3.36 persen. Kenaikan produksi minyak kelapa sawit akan meningkatkan konsumsi minyak diesel sebesar 0.37 persen dan medorong kenaikan produksi minyak diesel sebesar 6.54 persen. Selanjutya kenaikan konsumsi tersebut juga berakibat terjadi penurunan harga minyak diesel sebesar 1.42 persen dan sebagai dampak produksi kenaikan minyak diesel meningkat berpengaruh terhadap impor minyak diesel yang mengalami penurunan sebesar 5.83 persen. Pengembangan bahan baku biodiesel juga berdampak pada kepada produk turunan kelapa sawit yaitu minyak goreng dan margarin. Dampak yang terjadi terjadi kenaikan produksi minyak goreng sawit sebesar 2.62 persen, sementara harga naik sebesar 1.74 persen. Karena kenaikan jumlah penduduk dan minyak goreng sebagai produk primer yang sangat dibutuhkan di rumah tangga, sehingga