Skenario Pengembangan Biodiesel dan Kelapa Sawit

berasal dari bahan bakar fosil dimana 44 persen diantaranya berupa bahan bakar minyak UNDP, 2004. Kombinasi dari harga, permintaan, cadangan dan penurunan biaya pnoduksi biodiesel telah menarik banyak negara untuk bergabung dengan trend bahan bakar nabati m LEA, 2006. Sielhorts et al.,2008 Wetlands International menyatakan bahwa terdapat dua skenario yang sering digunakan sebagai dasar dalam pengembangan bahan bakar nabati yang terjadi di seluruh dunia termasuk untuk biodiesel dan kelapa sawit. Skenario tersebut adalah sebagal benikut :

1. Skenario substitusi impor

Skenario substitusi impor digunakan berdasarkan asumsi negara pengembang bahan bakar nabati akan melakukan substitusi impor bahan bakar bensin dan diesel dengan etanol dan biodiesel. Besarnya tingkat substitusi disesuaikan dengan ketersediaan lahan, investasi yang dibutuhkan dan kemampuan teknologi yang dimiliki.

2. Skenario peningkatan ekspor

Skenario peningkatan ekspor digunakan berdasarkan kemampuan negara negana pengembang bahan bakar nabati memenuhi permintaan bahan bakar nabati dari konsumen dunia. Besarnya permintaan yang dapat dipenuhi tergantung pada daya saing masing-masing produsen bahan bakar nabati. Permintaan bahan bakar nabati ini jika terpenuhi dapat menjadi tambahan nilai ekspor bagi negara bersangkutan. Pengembangan bahan bakar nabati terutama biodiesel memberikan peluang bagi negara-negara berkembang untuk meningkatkan ketahanan energi nasional mealui pengurangan pengeluaran dan ketergantungan mereka terhadap sumber energi impor yang tidak stabil dan berbiaya tinggi Raswant et. al. 2008. Faktor lain yang berperan dalam pengembangan biodiesel adalah skala potensial produksi, ukuran pasar nasional dan regional, investasi infrastruktur yang diperlukan, dukungan dan rezim kebijakan, pilihan negara untuk ekspor da harga pasar da bahan baku yang digunakan untuk produksi biodiesel COM, 2006. Untuk Indonesia, Triyanto 2007 menyatakan bahwa ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi dalam pengembangan biodiesel da kelapa sawit. Pertama, bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit berkembang dengan pesat dan tidak mengganggu stabilitas pasokan bahan baku minyak goreng 55.56 persen. Kedua, bisnis biodiesel dan minyak kelapa sawit tidak berkembang 27.27 persen. Ketiga, bisnis biodiesel dan minyak kelapa sawit berkembang sangat pesat dalam waktu yang singkat, sehingga mengganggu stabilitas pasokan bahan baku minyak kelapa sawit untuk minyak goreng 17.17 persen. Untuk itu agar pengembangan biodiesel dari kelapa sawit berhasil dengan baik maka strategi yang dapat dilakukan adalah pengembangannya dilakukan bertahap, teknologi yang digunakan fleksibel untuk multi bahan baku, pembangunan industninya terpadu dan dilakukan aliansi dengan negara maju.

3.13. Model Ekonometrik

Untuk melihat hubungan antar peubah-peubah didalam model diformulasikan dalam bentuk sebuah model ekonometrika agar dapat diketahui tanda dan besaran penduga parameter setiap persamaan perilakunya. Karena secara umum system ekonomi biodiesel dan dampaknya terhadap pangan yang terdiri fungsi permintaan dan penawaran, produksi adalah merupakan model dinamis dalam bentuk persamaan simultan. Selain itu akan diuraikan prosedur analisis untuk memperoleh nilai parameter penduga tersebut yang meliputi jenis dan sumber data, metode pendugaan, program aplikasi komputer dan uji statistik yang digunakan termasuk kriteria validasi dan metode aplikasi model untuk analisis simulasi.