Biodiesel dari Kelapa Sawit

hasil olahan diantaranya adalah minyak goreng, margarin, shortening, cocoa butter substitutes, vegetable ghiee dan emulsifier. Sedangkan beberapa produk olahan non pangan yang dapat dihasilkan dari minyak kelapa sawit adalah asam lemak, alkohol lemak, gliserin, biodiesel dan surfaktan. Indonesia, saat ini barn mampu memproduksi sekitar 23 jenis produk turunan kelapa sawit Depperin, 2008. Gambaran lengkap produk yang dapat dihasilkan dari kelapa sawit dapat dilihat pada pohon industri kelapa sawit pada Gambar 5. Sumber : Kementrian Perindustrian, 2008 Gambar 5. Pohon Industri Kelapa Sawit Biodiesel dari kelapa sawit diproduksi menggunakan minyak kelapa sawit crude palm oil yang dihasilkan dari tandan buah segar kelapa sawit dapat diolah menjadi tiga kelompok produk yaitu Olein, Stearin dan PFAD Palm Fatty Acid Distillated. Olein dapat diolah lagi menjadi asam lemak fatty acid, alkohol lemak fatty alcohol, minyak goreng dan biodiesel, Stearin dapat diolah Jagi menjadi margarin, asam lemak fatty acid, alkohol lemak flutty alcohol dan biodiesel. PFAD Palm Fatly Acid Distiliated sendini dapat diolah lagi menjadi sabun dan tepung lemak fat powder. Dengan demikian, biodiesel dari kelapa sawit dapat dihasilkan, baik dari Olein maupun Stearin. Diagram sederhana produk turunan dari minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 5. Malaysia telah memulal program pengembangan biodiesel da kelapa sawit sejak tahun 1982 melalui riset yang dibiayai oleh iuran dan para produsen minyak kelapa sawit di Malaysia. Pabrik biodiesel komersial resmi beroperasi tahun 2006 dan pada akhir 2007 ada 92 proyek biodiesel yang telah disetujui oleb pemerintah Malaysia. Pengembangan industri biodiesel di Malaysia didukung secara penuh oleh pemerintah Malaysia melalui berbagai insentif pajak dan subsidi Lopez dan Laan, 2008. Pengembangan bahan bakar nabati termasuk biodiesel dan kelapa sawit memberikan dampak terhadap indikator makroekonomi suatu perekonomian terutama terkait dengan kemiskinan, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi. Raswant et al. 2008 menyatakan pengembangan bahan bakar nabati, walaupun ada kecemasan akan bendampak pada kenaikan harga pangan, dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi terutama da perdesaan melalui tambahan aliran modal masuk, menciptakan permintaan untuk pangan dan jasa yang membuka lapangan kerja, menurunkan perpindahan dan perdesaan ke perkotaan dan menciptakan efek pengganda bagi perekonomian. Pengembangan bahan bakar nabati dapat berkontribusi pada penurunan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja karena produksi bahan bakar nabati yang padat karya dapat menciptakan lapangan kerja yang signifikan.

3.9. Keterkaitan Pengembangan Biodiesel dari Kelapa Sawit Terhadap

Permintaan dan Harga TBS Pengembangan biodiesel dari kelapa sawit dapat meningkatkan permintaan terhadap minyak kelapa sawit sebagaimana dapat dilihat pada gambar 12 .Naiknya permintaan terhadap minyak kelapa sawit pada gambar akan bergeser kurva D1 ke D2 pergeseran ini membuat permintaan terhadap minyak kelapa sawit naik dari q1 ke q2, sehingga harga minyak kelapa sawit juga naik dari p1 ke p2. Gambar 6 . Dampak Penggunaan Minyak Kelapa Sawit Sebagai Biodiesel Terhadap Permintaan dan Harga TBS Perubahan permintaan dan harga dari minyak kelapa sawit berdampak pada perubahan permintaan harga pada komoditas tandan buah segar kelapa sawit sebagaimana terlihat pada Gambar 6. Kenaikan permintaan terhadap minyak kelapa sawit berdampak pada kenaikan permintaan terhadap berdampak terhadap tandan buah segar kelapa sawit di mana kurva D1 bergeser ke kanan menjadi D2. Pergeseran ini menyebabkan terjadi perubahan dimana TBS naik dari q1 menjadi q2 dan harga juga naik dari p1 menjadi p2 Pindyc and Rubinfeld, 2001 3.10. Dampak Penggunaan Minyak Sawit sebagai biodiesel terhadap Bahan Pangan Gambar 7. Dampak Penggunaan Biodiesel Terhadap Bahan Pangan