Pengertian Pengajian Tujuan Pengajian

29 gerakan penyadaran masyarakat untuk terus belajar sepanjang hayat dalam mengatasi tantangan kehidupan yang berubah-ubah dan semakin berat. Dengan berpijak pada UU No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan berbasis masyarakat pada konteks Indonesia menunjuk pada pengertian yang bervariatif, antara lain mencakup: a pendidikan luar sekolah yang diberikan oleh organisasi akar rumput grassroot organization seperti pesantren dan LSM, b pendidikan yang diberikan oleh sekolah swasta atau yayasan, c pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh pusat pelatihan milik swasta, d pendidikan luar sekolah yang disediakan oleh pemerintah, e pusat kegiatan belajar masyarakat, f pengembilan keputusan yang berbasis masyarakat Menurut Michael W. Galbraith dalam Zubaedi 2009:132 community- based education could be defined as an educational process by which individual in the case adult become more competent in their skills, attitudes, and concept in an effort to live in and gain more control over local aspects of their communities through democratic participation. Artinya, pendidikan berbasis masyarakat dapat diartikan sebagai proses pendidikan dimana individu-individu atau orang dewasa menjadi lebih berkompeten menangani ketrampilan, sikap, dan konsep mereka dalam hidup di dalam dan mengontrol aspek-aspek lokal dari masyarakatnya melalui partisipasi demokratis. Pendidikan berbasis masyarakat bekerja atas asumsi bahwa setiap masyarakat secara fitrah telah dibekali potensi untuk mengatasi 30 masalahnya sendiri. Baik masyarakat kota maupun desa telah memiliki potensi untuk mengatasi masalahnya sendiri berdasarkan sumber daya yang mereka miliki serta dengan memobilisasi aksi bersama untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan berbasis masyarakat merupakan pendidikan yang mengatasi tantangan dan kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat dituntut peran dan partisipasi aktifnya.

b. Tujuan Pendidikan Berbasis Masyarakat

Tujuan dari pendidikan berbasis masyarakat biasanya mengarah pada isu-isu masyarakat yang khusus seperti pelatihan karir, konsumerisme, perhatian terhadap lingkungan, pendidikan dasar, budaya dan sejarah etnis, kebijakan pemerintah, pendidikan politik dan kewarganegaraan, pendidikan keagamaan, penanganan masalah kesehatan seperti korban narkotika, HIV Aids dan sejenisnya. Sementara lembaga yang memberikan pendidikan kemasyarakatan bisa dari kalangan bisnis dan industri, lembaga-lembaga berbasis masyarakat, perhimpunan petani, organisasi kesehatan, organisasi pelayanan kemanusiaan, organisasi buruh, perpustakaan, museum, organisasi persaudaraan sosial, lembaga-lembaga keagamaan dan lain-lain. Jadi, munculnya pendidikan berbasis masyarakat didorong oleh kebutuhan belajar keterampilan-keterampilan dan pengetahuan baru dalam rangka mengatasi berbagai masalah sosial yang ada.