46
pengumpulan data dilakukan di Pondok Pesantren Roudlotuth Tholibin Bakulan Kemangkon Purbalingga. Proses kegiatan pengumpulan data
dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 1. Proses Kegiatan Pengumpulan Data
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan 1.
Pegamatan dan Observasi Januari-Februari
2. Tahap penyusunan proposal
Februari-Juni 3.
Tahap perijinan Juni-Juli
4. Tahap pengumpulan data
Juli-Agustus 5.
Tahap analisis data Juli-Agustus
6. Penyusunan laporan
Agustus-November 7.
Ujian Maret
C. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 1990:119 bahwa subyek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sentral karena pada subyek penelitian
itulah data tentang kategori yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Sumber
data dapat berupa orang, benda gerak, atau proses tertentu. Maka sumber data adalah kata-kata atau tindakan orang yang diwawancara, sumber data tertulis,
dan foto. Subjek sasaran penelitian ini adalah pengelola, pendidik, santri dan
warga desa Bakulan berjumlah 2 orang. D.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pada
penelitian kualitatif instrumen utama adalah peneliti sendiri, karena segala sesuatu belum mempunyai bentuk yang pasti baik masalah, prosedur penelitian
47
data yang akan dikumpulkan, bahkan hasilnya tidak dapat ditentukan secara pasti.
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi: pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya
sebagai berikut: 1.
Observasi
Pengamatan dilakukan sejak awal penelitian dengan mengamati keadaan fisik lingkungan maupun diluar lingkungan itu sendiri.
Marshall dalam Sugiyono 2012:64 menyatakan bahwa “through
observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Sehingga pengamatan memiliki manfaat yang besar seperti dikemukakan oleh Patton dalam
Sugiyono 2012:67, yaitu: a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
b. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan
induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.
Pendekatan induktif
membuka kemungkinan
penemuan atau discovery.
48
c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam
lingkungan itu, karena talah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
d. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam
wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
e. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih komprehensif. f. Melalui
pengamatan di
lapangan, peneliti
tidak hanya
mengumpulkan data yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan- kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang lebih lengkap, lebih mendalam dan terperinci dalam menggali informasi
tentang peran pondok pesantren dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengajian, maka dalam melakukan
pengamatan dilaksanakan melalui observasi partisipasi terutama pada saat berlangsung kegiatan. Data dan informasi yang diperoleh melalui
pengamatan ini selanjutnya dituangkan dalam tulisan.