71 pencarian jati diri; 5 mengembangkan otonomi dan kemandirian
kepribadian terhadap orang tua; 6 mengembangkan peran sosial yang matang dan bertanggung jawab serta mengembangkan
keterampilan baru;
7 mengembangkan
dan menerapkan
keterampilan-keterampilan penanganan yang baru baik pemecahan masalah maupun untuk resolusi konflik.
Tugas perkembangan pada masa remaja, menurut Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 126, menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola
perilaku anak. Hal tersebut karena masa remaja merupakan masa peralihan serta masa persiapan untuk masa dewasa.
4. Masalah-masalah pada Remaja
Menghadapi tantangan kehidupan adalah masa yang krusial bagi seorang remaja. Menurut Tam, et al 2012: 19, apabila remaja gagal
dalam menghadapi tantangan tersebut, maka remaja cenderung akan menghadapi masalah baru dan terjerumus ke dalam perilaku negatif
seperti pembangkangan terhadap orang tua, terlibat perilaku berisiko tinggi misalnya perilaku ugal-ugalan dalam mengemudi dan perilaku
seks yang tidak aman, penyalahgunaan alkohol dan narkotika, serta rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki. Untuk itu, dalam hal ini,
remaja perlu untuk memiliki keyakinan diri dalam segala hal. Keyakinan diri akan membawa diri ke arah mantapnya efikasi diri yang membuatnya
yakin kepada kemampuan sendiri atas segala persoalan yang ada.
72 Dalam penelitiannya, Syamsu Yusuf L.N. 1998, dalam Syamsu
Yusuf L.N., 2009: 33-34 merincikan masalah-masalah yang dialami remaja diantaranya masalah pribadi dan sosial. Diantara masalah pribadi
yang dialami remaja adalah meliputi a kurangnya rasa bersyukur, b disiplin yang rendah, c masih kekanak-kanakan, d belum dapat
menghormati orang tua dengan baik, e kurang kematangan dalam pengambilan keputusan, f kurangnya pertimbangan baik-buruk dalam
melakukan tindakan, dan g kurangnya perasaan bangga akan diri sendiri rendah diri. Sedangkan diantara masalah-masalah sosial yang
dihadapi remaja adalah meliputi a kurang menyenangi kritikan dari orang lain, b kurangnya pemahaman mengenai tata krama pergaulan,
c kurangnya minat dalam partisipasi sosial, d masih malu untuk berteman dengan lawan jenis, dan e masih adanya sikap kurang positif
terhadap pernikahan dan berkeluarga.
Perilaku nakal atau yang aneh-aneh berkembang karena dipicu oleh
beberapa faktor. Menurut Syamsu Yusuf L.N. 2009: 17, beberapa faktor tersebut adalah a kurangnya keteladanan yang ddiberikan oleh
orang tua kepada anak-anaknya dalam hal akhlak yang mulia, b pola asuh orang tua yang permisif atau yang otoriter, c pola pergaulan yang
kurang baik, yaitu bergaul dengan teman sebaya yang berakhlak buruk, dan d sering menonton tayangan-tayangan film pornografi atau
kekerasan.
73 Menurut UNICEF 2002: 1, ketika remaja didukung dan didorong
oleh orang dewasa yang peduli, mereka berkembang dengan cara yang tidak terbayangkan, menjadi aset yang berharga dan anggota yang
memiliki kontribusi besar dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Sifatnya yang penuh dengan energi, rasa ingin tahu dan semangat yang
tidak mudah padam, orang-orang muda memiliki potensi untuk mengubah pola perilaku sosial negatif dan mematahkan siklus kekerasan
dan diskriminasi dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Dengan kreativitas remaja, energi dan antusiasme, orang muda dapat mengubah
dunia dengan cara yang menakjubkan, membuatnya menjadi tempat yang lebih baik tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk semua
orang.
D. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Sosial pada