124 pola asuh orang tua, sebagaimana dipaparkan oleh Hofmann dan DiBartolo,
2010: 225-242. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tetap memerlukan perhatian sebagai upaya dalam menekan kecemasan sosial pada individu.
Berdasarkan hasil penelitian serta teori-teori yang mendukungnya, maka kesimpulan dalam pembahasan ini adalah terdapatnya hubungan negatif
antara kepercayaan diri dengan kecemasan sosial pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kalasan yang berarti bahwa ketika kepercayaan diri yang dimiliki
oleh siswa dalam kategori tinggi, maka kecemasan sosial yang dialami siswa pun cenderung rendah, begitu pula sebaliknya. Hal ini ditegaskan oleh hasil
penelitian yang menyatakan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kalasan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan memiliki kecemasan sosial yang
rendah.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak lepas dari adanya kekurangan atau keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini hanya sebatas mengungkap hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan sosial pada remaja awal, sehingga hasilnya belum
menyeluruh kepada karakteristik remaja madya maupun remaja akhir. 2. Tidak adanya kontrol terhadap variabel-variabel lain yang ikut
mempengaruhi variabel terikat dalam hal ini kecemasan sosial. Variabel- variabel lain yang dimungkinkan ikut mempengaruhi kecemasan sosial
125 misalnya kontrol diri, kecakapan sosial, keterbukaan diri, dan atau
penerimaan diri. 3. Pemilihan subyek penelitian dengan teknik incidental sampling
memungkinkan siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dapat dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian, masih terdapat
kemungkinan siswa yang mengalami kecemasan sosial tidak termasuk dalam subyek penelitian. Hal tersebut dapat mempengaruhi analisis data
yang berbeda dengan permasalahan yang diungkapkan di latar belakang. 4. Skala kepercayaan diri yang tidak dikembangkan kembali serta hanya
digunakan sepenuhnya
oleh peneliti
memungkinkan adanya
ketidakcocokan antara kondisi siswa dengan skala kepercayaan diri yang ada, walaupun kriteria subyek dan aspek yang diungkap memiliki
kesamaan, serta sudah teruji valid dan reliabel. Namun demikian, adanya perbedaan kondisi geografis masih dimungkinkan adanya faktor lain
seperti kebudayaan, teman sebaya, dan sebagainya yang mempengaruhi pada saat penyusunan instrumen skala kepercayaan diri sebelumnya.
126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kalasan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh
yaitu sebesar 83 pada kategori tinggi, dan sebesar 17 siswa pada kategori sedang.
2. Sebagian besar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kalasan memiliki kecemasan sosial yang rendah. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh
yaitu sebesar 61,7 siswa pada kategori rendah, sebesar 36,6 siswa pada kategori sedang, dan sebesar 1,7 siswa pada kategori tinggi.
3. Terdapat hubungan bersifat negatif dan signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan sosial pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2
Kalasan yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi r
xy
sebesar -0,502. Dengan demikian, maka H
a
diterima karena r
xy
r
table
r
table
= 0,230. Tanda negatif
– dalam koefisien korelasi r
xy
menunjukkan bahwa antara kepercayaan diri dengan kecemasan sosial terdapat hubungan yang
bersifat negatif dan berbanding terbalik. Artinya, semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki oleh individu maka semakin rendah pula
kecemasan sosial yang dialami oleh individu. Sebaliknya, semakin