Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

Modul PTK PLPG Tahun 2012 22 Contoh: Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-C SMPN 20 Surakarta. Siswa kelas ini berjumlah 40 orang, yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Kolaborator penelitian ini adalah bapak Anggoro Kasih, S.Pd., selaku pengampu mata pelajaran Bahasa Jawa di kelas VII.

3. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan itu bersifat des-kriptif dalam bentuk kata-kata. Data ini berupa hasil interviu, catatan peng-amatan lapangan, dokumen, hasil rekaman tape atau video, dan potret. Data ini yang memungkinkan dapat memberi arah kepada peneliti pada pengertian mengenai apa yang ditelitinya. Karena itu, pada bagian ini di- uraikan jenis data apa saja yang dibutuhkan dan dari mana saja sumber data tersebut diperoleh. Jenis data yang diuraikan sesuai dengan topik pe- nelitian. Contoh: Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran membaca geguritan, kemampuan siswa dalam membaca geguritan, minat siswa dalam membaca geguritan, strategi yang diguna-kan guru dalam pembelajaran susastra Jawa di kelas, dan kemampuan guru dalam dalam menyusun perangkat pembelajaran RPP dan pelaksa-naan pembelajarannya. Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: a. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran membaca geguritan dengan menggunakan metode SAVI dan kegi-atan lain yang berkaitan. b. Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru pengampu baha-sa Jawa kelas VII-C SMPN 20 Surakaarta. c. Dokumen atau arsip, antara lain berupa foto-foto peristiwa kegiatan pembelajaran membaca geguritan, hasil tes siswa, buku pendam-ping pelajaran bahasa Jawa, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, silabus, dan hasil angket siswa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Modul PTK PLPG Tahun 2012 23 Pada dasarnya teknik pengumpulan data dalam PTK itu selaras de-ngan data yang akan dikumpulkan dan sumber data yang dapat diperoleh peneliti. Karena itu, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan oleh peneliti tidak hanya satu teknik saja, tetapi menggunakan banyak teknik. Walcott dalam Nana Syaodih Sukmadinata, 2008 mengemukakan tiga kelompok teknik pengumpulan data, yang disebutnya sebagai strategi pekerjaan lapangan primer. Ketiga kelompok teknik pengumpulan data yang dimaksud itu adalah pengalaman, pengungkapan, dan pengujian. Dalam PTK, pengalaman dapat dilakukan dalam bentuk observasi pasif dan observasi partisipatif. Strategi pengungkapan dilakukan melalui wa-wancara, angket, dan pengukuran dengan tes. Strategi pembuktian dilaku-kan dengan mencari bukti-bukti tertulis atau dokumentasi. Seturut dengan penjelasan di atas maka teknik yang dapat diguna-kan untuk mengumpulkan data dalam PTK itu meliputi observasi, wawan-cara, angket, kajian dokumen, dan tes. Secara singkat, teknik- teknik pe-ngumpulan data tersebut dapat dijelaskan berikut ini. a. Observasi atau Pengamatan Observasi atau pengamatan dalam PTK digunakan untuk mengu-kur tingkah laku individu siswa atau proses suatu kegiatan yang dapat di-amati, baik dalam situasi alamiah maupun dalam situasi buatan. Tingkah laku atau proses suatu kegiatan PTK yang dapat diobservasi, misalnya: tingkah laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru pada saat menga-jar, partisipasi siswa dalam diskusi, penerapan media pembelajaran. Kare-na itu, melalui pengamatan dapat diketahui tingkah laku siswa maupun guru pada saat proses pembelajaran berlangsung. Jadi, pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika ia melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas maupun kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam observasi, seorang observer terlebih dahulu harus menetap-kan aspek-aspek tingkah laku apa saja yang akan diobservasi. Selanjut-nya, observer membuat pedoman agar ia mudah dalam mengisi hasil ob- servasi. Pengisian hasil observasi dapat dilakukan secara bebas dalam bentuk uraian dan dapat pula Modul PTK PLPG Tahun 2012 24 dilakukan dengan cara memberi tanda cek bila pedoman observasi disediakan jawaban. b. Wawancara Wawancara dan kuesioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan pendapat, aspirasi, ha-rapan, persepsi, keinginan, keyakinan, dan sebagainya dari responden. Cara ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti secara lisan kepada responden dan jawaban yang diberikan oleh responden juga secara lisan. Agar data tidak mudah hilang atau lupa dan informasi yang diperoleh bisa lengkap maka wawancara dapat dire-kam dengan menggunakan tape, video, atau jenis alat perekam lain. Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawan-cara bebas. Dalam wawancara terstruktur, pertanyaan dan jawaban telah disiapkan oleh peneliti sehingga jawaban dari responden tinggal dikatego-risasi pada alternatif jawaban yang telah dibuat. Data yang diperoleh me-lalui cara ini mudah diolah dan dianalisis untuk membuat simpulan. Dalam wawancara bebas, peneliti tidak perlu menyiapkan pertanyaan maupun jawaban sehingga responden memiliki kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya. Cara ini dapat memberikan data lebih lengkap dan padat kepada peneliti. Namun, peneliti dalam menganalisis data harus bekerja keras untuk membuat simpulan yang diperoleh dari hasil jawaban respon- den yang beraneka ragam. c. Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner memiliki sifat praktis, hemat waktu, tenaga, dan biaya. Kelemahaannya adalah jawaban sering tidak objektif bila per- tanyaan kurang tajam dan memungkinkan responden berpura-pura. Ada dua macam angket, yaitu angket terstruktur dan angket tidak terstruktur. Kelebihan dari masing-msing angket itu hampir sama dengan wawancara. Cara membuat angket dimulai dengan analisis topik atau variabel penelitian, membuat kisi-kisi, menyusun pertanyaan, dan mengonsultasi-kan dengan ahlinya. Pada umumnya, data yang diperoleh dari angket da- lam bentuk Modul PTK PLPG Tahun 2012 25 nominal, namun ada juga yang berbentuk data ordinal maupun data interval. Agar dapat menghasilkan data interval, alternatif jawaban yang terdapat dalam angket dapat ditransformasi dalam bentuk simbol ku- antitatif. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memberi skor terhadap seti-ap jawaban berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, dalam angket ditanya- nyakan tentang tingkat pendidikan responden. Makin tinggi tingkat pendi- dikan responden maka makin besar skor yang dapat diberikan kepadanya. Karena itu, untuk melihat validitas jawaban angket, ada baiknya peneliti melakukan wawancara secara acak pada responden dengan pertanyaan yang identik dengan isi angket yang telah dijawabnya. d. Kajian Dokumen Dalam PTK juga dilakukan kajian terhadap berbagai dokumen ar-sip, baik yang dimiliki oleh siswa, guru, atau pihak sekolah. Biasanya kaji- andokumenarsip itu seperti kurikulum, RPP yang dibuat oleh guru, buku-buku atau materi pelajaran, hasil tulisan atau tugas siswa, dan nilai yang diberikan oleh guru kepada siswa. e. Tes Pada umumnya, tes bersifat mengukur. Namun, ada juga bentuk tes yang bersifat deskriptif, utamanya tes kepribadian. Akan tetapi, des-kripsinya mengarah kepada karakteristik tertentu sehingga mirip dengan interpretasi dari hasil pengukuran. Karena itu, tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar atau tes prestasi bel- ajar dan kepribadian atau tes psikologis. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur hasil belajar yang di-capai siswa dalam kurun waktu tertentu. Tes kepribadian digunakan un-tuk mengukur kecakapan potensial dan karakteristik pribadi siswa. Untuk mengukur kecakapan potensial digunakan tes standar. Biasanya tes hasil belajar yang dibuat oleh guru cenderung tidak standar hendaknya distan- darisasikan. Cara ini dilakukan dengan maksud agar tes tersebut dapat di- pertanggungjawabwabkan baik dari aspek validitas dan reliabilitasnya. Di lain pihak, untuk menilai aspek kepribadian, ada yang bersifat Modul PTK PLPG Tahun 2012 26 mengukur dan ada pula hanya mendeskripsikan. Tes bersifat mengukur biasanya di- susun dalam bentuk skala, skala sikap, minat, motivasi; sedangkan bersi- sifat mendeskripsikan biasanya dikategorikan sebagai inventori. Contoh: Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindak-an kelas ini, yaitu: a. Observasi Dalam penelitian ini, observasi yang peneliti lakukan adalah obser-vasi berperanserta pasif. Artinya, peneliti hanya mengamati kegiatan pem- belajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas, tidak terlibat aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Karena itu, peneliti mengam- bil tempat duduk di belakang agar dapat melakukan observasi secara lelu- asa. Melalui cara ini peneliti berharap dapat mencatat atau merekam se-gala sesuatu yang terkait dengan pembelajaran yang terjadi di kelas. Observasi terhadap guru difokuskan pada pelaksanaan pembelajar- an menulis cerkak dengan metode peta pikiran mind mapping. Observasi kinerja guru diarahkan pada kegiatannya dalam menjelaskan materi pel-ajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi ja-waban siswa, memberikan latihan dan umpan-balik, dan melakukan peni-laian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, observasi terhadap sis- wa difokuskan pada tingkat respons dalam mengikuti pelajaran, seperti: aktif bertanya dan menanggapi rangsangan dari guru atau pun dari teman, aktif mengerjakan tugas, aktif memberikan sumbangan pikiran dalam me- mecahkan masalah tanpa diminta oleh guru, dan kegiatan lain yang positif dapat menunjang kegiatan belajarnya. Hasil observasi tersebut peneliti diskusikan dengan guru, kemudian dianalisis bersama untuk mengetahui kekurangan dan diupayakan menca-ri solusi pemecahannya. Hasil diskusi ini sebagai pijakan bagi guru dalam melakukan tindakan pembelajaran berikutnya. b. Wawancara Modul PTK PLPG Tahun 2012 27 Teknik wawancara digunakan setelah peneliti selesai mengobser-vasi kegiatan pembelajaran di kelas dan mengkaji dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru dan siswa. Wawancara ini dimak- sudkan untuk memperoleh data tentang berbagai hal yang berkaitan de- ngan pelaksanaan pembelajaran menulis cekak. Kemudian, dari hasil wa- wancara, observasi, dan kajian dokumen dilakukan identifikasi permasa-lahan dalam pembelajaran menulis cekak dan faktor-faktor penyebabnya. Wawancara juga dilakukan setelah peneliti selesai mengobservasi kegiatan pembelajaran dan mengkaji dokumen dalam setiap siklus yang direncanakan. Guna menggali informasi lebih mendalam, peneliti melaku- kan diskusi dengan guru terkait dengan pelaksanaan pembelajaran menu- lis cerkak dengan metode peta pikiran mind mapping. Dalam diskusi ini diharapkan guru bisa lebih terbuka untuk mengungkapkan ikhwal kelebih-an dan kekuranganya selama melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mau menerima masukan dari peneliti. Hal ini dilakukan untuk menyama-kan persepsi tentang berbagai hal yang perlu disepakati dan dilakukan gu- ru dalam pembelajaran menulis cerkak pada siklus berikutnya. c. Angket Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Hal ini dilakukan dengan cara meminta guru dan siswa untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pembelajaran menulis cerkak, minat dan motivasi menulis cerkak, teknik pembelajaran menulis cerkak, dan sebagainya. Jadi, angket ini diberikan untuk mengetahui berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran menulis cerkak dengan metode peta pikiran mind mapping. Angket diberikan sebelum dan sesudah tindakan. Hasil angket ini kemudian dianalisis untuk membuat simpulan apakah telah terjadi pening- katan kualitas proses dan hasil terkait dengan pembelajaran menulis cer-kak yang dilaksanakan dengan metode peta pikiran mind mapping. d. Kajian Dokumen Modul PTK PLPG Tahun 2012 28 Teknik ini digunakan untuk menganalisis dokumen yang telah dida- patkan dari hasil observasi. Dokumen-dokumen yang dimaksud meliputi catatan lapangan, RPP yang dibuat guru, kurikulumsilabus, buku atau materi pelajaran, hasil karangan siswa, nilai karangan yang dibuat guru, rekaman kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Kajian ber- bagai dokumen ini bertujuan untuk mendapatkan profil kemampuan siswa dalam menulis cerkak secara komprehensif. e. Tes Tes ini digunakan untuk mengetahui perkembangan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis cerkak yang dilaksanakan dengan meto-de peta pikiran mind mapping. Dalam penelitian ini, guru melaksanakan pretes dan postes. Pretes menulis cerkak diberikan di awal penelitian, di- maksudkan untuk mengindentifikasi kekurangan guru dan siswa dalam proses pembelajaran; sedangkan postes diberikan di setiap akhir siklus sesuai siklus yang ada untuk mengetahui perkembangan kualitas hasil kemampuan siswa menulis cerkak. Langkah peneliti dalam pengambilan data dengan menggunakan tes ini adalah menyiapkan perangkat tes, menyiapkan indikator keberhasil- an, melakukan tes, dan kemudian menilai serta mengolah data yang di-peroleh dari hasil pembelajaran.

5. Teknik Pemeriksaan Validitas Data