Modul PTK PLPG Tahun 2012
54
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini disajikan contoh proposal PTK dan refleksi. Pemberi-an contoh itu tidak dimaksudkan untuk memudahkan para peserta melaku- kan
duplikasi, tetapi untuk memberikan inspirasi. Demikian pula, penyajian refleksi di sini tidak sekedar mengarah pada pemahaman kognitif para pe- serta, namun
lebih terfokus pada upaya mampu mewujudkan proposal PTK. Untuk itu, para peserta dituntut dapat mengerjakan tugas-tugas se-baik mungkin
sebagaimana dipaparkan pada bagian refleksi. Selebihnya, selesai mengikuti PLPG - harapan dari pemajanan contoh proposal PTK dan refleksi pada bab ini
dapat menjadi pencerah bagi para peserta untuk berani melakukan penelitian di tempat kerja masing-masing dan melapor-kan hasilnya sebagai masukan
perbaikan kualitas pembelajaran. Contoh proposal PTK ini penulis ambil dari proposal skripsi maha-
hasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret dengan seizin pemiliknya. Selain itu, contoh
proposal PTK ini juga telah penulis sunting sesuai keperluan. Terus terang contoh proposal PTK ini masih jauh dari contoh ideal. Oleh karena itu, pa- ra peserta
diharapkan dapat mengkritisi contoh tersebut dengan meman- faatkan penjelasan-penjelasan yang telah disajikan pada bab II dan III. Berikutnya,
hasil pendulangan kritis tersebut dapat dikembangkan untuk menyusun proposal PTK sesuai dengan mata pelajaran, kemampuan, dan fokus perhatian
masing-masing serta kemungkinannya untuk disesuaikan dengan tuntutan lembaga yang diajak bekerja sama.
A. Contoh Proposal PTK
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK PUISI MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA
SISWA KELAS VII-5 SMPN 1 JUMAPOLO, KARANGANYAR TAHUN 2008
Modul PTK PLPG Tahun 2012
55
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi paling penting bagi manusia. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi, berhubungan dengan orang lain,
menyampaikan gagasan dan meningkatkan pengetahuan dari tuturan yang disampaikan. Jadi, bahasa merupakan dasar bagi seseorang untuk
menyampaikan segala
sesuatu kepada
orang lain.
Di lain pihak, pendidikan dapat mempermudah seseorang dalam mempelajari suatu bahasa. Sebab, di dalam pendidikan akan dipelajari bahasa
secara fungsional. Artinya, berbagai macam ilmu yang diajarkan dalam pendidikan tentu salah satunya menggunakan bahasa sebagai per-antaranya.
Kaitannya dengan pendidikan, salah satu bahasa yang diajar- kan di sekolah ialah bahasa Indonesia. Hal itu terbukti dari mata pelajaran bahasa Indonesia
dijadikan sebagai alat pengantar bagi guru dalam mem-belajarkan berbagai ilmu kepada siswa. Selain itu, bahasa Indonesia se-bagai salah satu mata pelajaran
yang diujikan secara nasional. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang hendak dicapai oleh siswa,
antara lain meliputi unsur: kebahasaan, pemahaman, dan penggu- naan. Unsur kebahasaan terdiri dari pembelajaran lafal, kosa-kata, dan paragraf. Unsur
pemahaman mempelajari keterampilan menyimak dan membaca, sedangkan unsur penggunaan meliputi keterampilan berbicara dan menulis. Pembelajaran
bahasa Indonesia diperlukan penguasaan ba- hasa yang baik pada siswa, yaitu terampil berbahasa.
Penjelasan di atas mengisyaratkan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai peran penting di dalam kehidupan siswa. Hal ini terbukti dari
pelajaran bahasa Indonesia yang melibatkan empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Namun,
tampaknya pelajaran bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian yang serius dari siswa. Hal ini terbukti kurang antusiasnya siswa dalam mem-pelajari
Modul PTK PLPG Tahun 2012
56
bahasa Indonesia, padahal banyak di antara mereka yang belum dapat memahami materi yang terdapat di dalamnya.
Banyak faktor yang menyebabkan kurang antusiasnya siswa dalam mempelajarai bahasa Indonesia, antara lain cara yang digunakan oleh gu- ru
kurang bervariasi dan kemampuan siswa belum dioptimalkan. Hal itu tentu dapat mempengaruhi keadaan siswa dalam menangkap isi pelajaran yang
diberikan. Salah satu contoh pada pelajaran menyimak, yaitu siswa banyak yang kurang mengerti maksud sesuatu yang disimaknya. Hal itu terjadi karena
guru kurang memberikan cara yang tepat agar siswa dapat memahami sesuatu yang sedang dipelajari.
Dalam menyimak diperlukan cara yang tepat agar siswa mudah memahami materi dan bisa membuat siswa antusias terhadap pembelajar-an.
Karena itu, peran guru sangat besar dalam merencanakan, melaksa-nakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar. Dalam hal ini, evalu- asi belajar
berfungsi untuk mengetahui hasil belajar siswa dan untuk me-ngetahui sejauh mana keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam
menyampaikan materi pelajaran, guru tidak hanya menggunakan satu pendekatan saja, tetapi ia harus mampu memilih dan menggunakan beberapa pendekatan
yang sesuai dengan materi yang di- sampaikan. Selain itu, guru harus mampu mengatur waktu yang tersedia dengan jumlah materi yang ada sehingga pada akhir
pembelajaran dapat tuntas dan hasil yang dicapai pun sesuai. Dengan pemilihan penggunaan pendekatan yang tepat, materi yang disampaikan dapat mudah
dimengerti dan diterima oleh siswa sehingga diharapkan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Jadi, untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran me- nyimak perlu dicarikan cara atau pendekatan tertentu. Sebagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran me-nyimak
tersebut, sekiranya cara atau pendekatan yang dipandang tepat dan sesuai adalah pendekatan keterampilan proses. Pendekatan keterampilan proses, yaitu suatu
anutan pembelajaran yang mengoptimalkan fisik, mental, dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. Keberhasilan penggunaan pendekatan pembelajaran
Modul PTK PLPG Tahun 2012
57
juga terkait dengan bagaimana cara menyajikan kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Praktiknya, ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pendekatan keterampilan proses, yaitu metode demonstrasi dan metode
eksperimen. Metode demonstrasi ialah cara mengajar di mana seorang guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas
dapat melihat, mengamati, mendengar, mungkin meraba-ra-ba, dan merasakan proses yang ditunjukkan oleh guru. Dalam demon- strasi ini siswa tidak
melakukan percobaan. Jadi, penggunaan metode ini sangat menunjang dalam proses pembelajaran di kelas. Metode eksperi- men adalah suatu metode yang
banyak dihubungkan dengan metode pe- mecahan masalah, antara lain
mengatasi masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Metode ini berkembang pada pelajaran IPA karena dalam IPA itu berkembang atas dasar
observasi dan eksperimen. Dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti dengan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh informasi bahwa dalam pembelajar- an menyimak sastra, siswa masih kesulitan dalam memahami maknanya sehingga
nilai yang didapat juga kurang memuaskan. Rata-rata dari mere- ka kurang meminati karya sastra puisi, persentasenya adalah 50 dari total jumlah
siswa. Kesulitan siswa memahami puisi karena penggunaan bahasanya memang sulit dipahami. Akibatnya, sebagian besar siswa ku- rang bisa memahami
makna yang terkandung dalam puisi begitu pun de-ngan jenis karya sastra yang lain. Untuk itu, guru harus berusaha mene- rapkan pendekatan yang dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Hasil penelitian awal juga dapat dikemukakan bahwa ternyata guru masih
menggunakan pendekatan tradisional. Misalnya, guru dalam mem-belajarkan baca puisi hanya memberi contohnya saja tanpa membacakan atau
mendemonstrasikan sehingga siswa kesulitan dalam memahaminya. Kurangnya sikap komunikatif dengan siswa juga mempengaruhi rendah-nya tingkat
pemahaman siswa. Karena itu, guru harus berupaya mencari pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai.
Modul PTK PLPG Tahun 2012
58
Dalam pembelajaran, siswa masih menunjukkan ketidaksukaannya pada puisi. Hal ini ditunjukkan dari sikap siswa yang kurang memperhati-kan guru
pada waktu menyajikan materi puisi. Nilai siswa juga belum opti- mal karena mereka kesulitan dalam memahami puisi yang diperdengar-kan. Sikap guru yang
kurang memperhatikan aktivitas siswa juga ikut ber- pengaruh pada proses pembelajaran. Hal itu berdampak pada hasil bel-ajar sehingga nilai yang dicapai
oleh siswa pada materi menyimak belum memenuhi standar KKM yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 70.
Terkait dengan masalah tersebut, peneliti berdiskusi dengan guru dalam upaya awal memecahkan masalah bagaimana cara agar siswa me-nyukai
pembelajaran puisi. Untuk itu, peneliti memberi solusi pada guru agar menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam membelajarkan puisi.
Melalui penggunaan pendekatan ini diharapkan siswa dapat menun-jukkan proses hasil yang akan membuat nilai menjadi baik atau terjadinya peningkatan.
Selanjutnya dalam proses, guru mengadakan tes menyimak puisi yang dibacakan atau yang didengarkan dari media dengan menggu- nakan metode demonstrasi.
Dalam kegiatan menyimak puisi, siswa harus konsentrasi agar mereka dalam mengerjakan langkah selanjutnya bisa lancar atau mampu mengerjakan soal
dari wacana yang telah disimak. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti akan melakukan pe-nelitian
dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyimak Puisi melalui Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses pada Siswa Kelas VII-5 SMPN 1 Jumapolo,
Karanganyar, Tahun 2008 .
B. Rumusan Masalah