Modul PTK PLPG Tahun 2012
18
Gambar 1. Kerangka Berpikir
4. Perumusan Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam PTK adalah dugaan mengenai perubahan yang mungkin terjadi jika suatu tindakan itu dilakukan. Umumnya, hipotesis tin-
dakan itu dirumuskan dalam bentuk keyakinan bahwa tindakan yang dila- kukan itu dapat memperbaiki proses dan hasil pembelajaran.
Hipotesis tindakan itu merupakan jawaban sementara terhadap ru-musan masalah penelitian. Lazimnya, rumusan masalah penelitian disu- sun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, menurut Su- wandi
2009:53 karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada te- ori-teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di-peroleh
melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis tindakan juga dapat di- nyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
mengarah pada
jawaban empirik.
Hipotesis tindakan yang tepat dapat dirumuskan dengan menga-nalisis beberapa prosedur untuk mencapai perbaikan yang diharapkan. Untuk itu,
Terbatasnya media yang digunakan dalam pembelajaran
Pembelajaran menyimak masih bersifat konvensional
Siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran menyimak
Siswa tertarik terhadap pembelajaran menyimak
Perlu dilakukan tindakan menggunakan media film animasi
Hasil yang dicapai tidak memuaskan
Peningkatan hasil belajar menyimak
Modul PTK PLPG Tahun 2012
19
Mulyasa 2009:106 mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan, yaitu:
a. Diskusikan rumusan hipotesis tindakan dengan teman sejawat. b. Pelajari hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh
para peneliti terdahulu. c. Identifikasi berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah yang
diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. d. Pilih tindakan paling tepat untuk memecahkan masalah yang diha-dapi
dan dapat dilakukan oleh guru. e. Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan.
Karena hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, berarti hipotesis tindakan sangat erat kaitannya
dengan masalah yang dijadikan variabel penelitian. Sebagai contoh, se-orang guru kelas VII menghadapi masalah dalam pembelajaran bahasa Jawa, yaitu
siswa tidak dapat membaca tembang macapat sesuai dengan lafal, intonasi, dan irama yang benar. Setelah masalah tersebut dianalisis, peneliti
menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa menganggap mem-baca tembang macapat itu sulit dan tidak menarik. Hipotesis tindakannya adalah
anggapan siswa tersebut diatasi melalui penerapan model pem-belajaran yang tepat, yaitu model pembelajaran quantum. Melalui pene-rapan model
pembelajaran quantum akan mampu memecahkan masalah dalam membaca tembang macapat. Dengan demikian, setiap masalah yang diteliti melalui
PTK perlu dirumuskan hipotesis tindakannya. Agar
pembaca mendapat pemahaman berkait dengan perumusan hipotesis tindakan, berikut
ini disajikan contoh-contoh hipotesis tindakan. a. Penerapan teknik bercerita berpasangan dapat meningkatkan ke-
mampuan siswa kelas IX MTsN 1 Surakarta dalam menyimak teks pidato upacara adat berbahasa Jawa.
b. Kemampuan menulis dongeng siswa kelas XII SMA Krida Bangsa Sragen dapat ditingkatkan melalui metode mind mapping.
c. Penggunaan metode jigsaw dapat meningkatkan kemampuan sis-wa mengapresiasi tembang campursari dalam mata pelajaran ba-hasa Jawa
di kelas IX SMP Citra Mandiri Boyolali.
G. Metode Penelitian