Kerangka Berpikir Kajian PustakaLandasan Teoretik

Modul PTK PLPG Tahun 2012 16 berdialog dengan menggunakan bahasa Jawa Krama. Berdasarkan penjelasan di atas, ternyata hasil penelitian yang rele-van itu mampu meningkatkan kemampuan siswa berbahasa Jawa. Untuk itu, peneliti akan mencoba menggunakan media gambar karikatur tersebut untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Jawa lainnya, yaitu berdilog menggunakan bahasa Jawa Krama.

3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran PTK merupakan sinte-sis tentang hubungan antartopik atau antarvariabel yang disusun dari ber- bagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya, teori yang dideskripsi- kan itu dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sin-tesis tentang hubungan antartopik atau antarvariabel yang akan diteliti. Hasil sintesis tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk merumuskan hipotesis tindakan. Berdasarkan penjelasan di atas, berarti sebelum menyusun kerang- ka berpikir peneliti hendaknya menguasai teori-teori ilmiah yang akan di- gunakan sebagai dasar argumentasi untuk membuat hipotesis. Hal ini dije- laskan oleh Suriasumantri 1988 bahwa argumentasi itu dapat terbaca ke- tika peneliti menjelaskan hubungan teoretis antarvariabel yang menjadi masalah penelitian. Karena itu, kerangka berpikir PTK itu bisa meyakinkan pembaca bila kerangka berpikir yang membuahkan hipotesis itu dibangun dengan menggunakan alur pemikiran yang logis. Kerangka berpikir yang baik, menurut Suwandi 2009, antara lain memuat: 1 penjelasan antarvariabel yang akan diteliti dan 2 argumen-tasi yang dapat menunjukkan dan menjelaskan kaitan antarvariabel yang diteliti dan dilandasi adanya teori-teori. Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan, penyusun proposal PTK harus mampu menjelaskan bahwa bentuk tindakan yang akan dilakukan dapat mengatasi permasalahan. Contoh: Modul PTK PLPG Tahun 2012 17 Pembelajaran menyimak wacana teks berita berbahasa Jawa di SMPN 6 Surakarta masih dilakukan dengan cara konvensional, yang pe-laksanaanya cenderung mononton dan membuat siswa pasif. Realisasi- nya siswa hanya menyimak yang dibacakan oleh guru, kemudian menja- jwab pertanyaan. Selain itu, media yang digunakan dalam pembelajaran masih sangat minim. Guru masih mengandalkan buku teks sebagai media utama. Padahal di sekitar masih banyak media yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Namun, tampaknya guru lebih senang melaksanakan pembelajaran yang tidak banyak menuntut persiapan dan kreativitas. Kondisi seperti itu menyebabkan siswa tidak tertarik terhadap pem- belajaran bahasa Jawa, khususnya menyimak. Ketidaktertarikan siswa itu terlihat pada saat mereka mengganggu proses pembelajaran, misalnya mengobrol atau melamun. Akibatnya, hasil pembelajaran menyimak belum memenuhi hasil seperti yang diharapkan. Memperhatikan kondisi tersebut, peneliti ingin bekerja sama de-ngan guru Bahasa Jawa untuk membenahi pembelajaran menyimak wa-cana teks berita berbahasa Jawa. Untuk itu, peneliti menawarkan pembe- nahan pembelajaran dengan rangsangan media film animasi. Peneliti berpendapat bahwa penciptaan suasana baru dalam pem- belajaran dengan menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti dan mempelajari kompetensi menyimak. Akhirnya, hasil pembelajaran menyimak akan meningkat. Lebih jelasnya deskripsi ini da- pat dilihat pada Gambar 1. Modul PTK PLPG Tahun 2012 18 Gambar 1. Kerangka Berpikir

4. Perumusan Hipotesis Tindakan