Tujuan Workshop PTK Judul Penelitian

Modul PTK PLPG Tahun 2012 2 diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para peserta PLPG mata pelajaran Bahasa Jawa dalam menyusun propo- sal PTK. Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap peserta PLPG itu dituntut mengerjakan tugas membuat proposal PTK dengan arahan dan bimbing-an fasilitator. Proposal PTK yang telah dihasilkan dari kegiatan workshop ini akan makin terasa nilainya bila setiap peserta PLPG menindaklanjutinya dalam wujud penelitian di sekolah masing-masing. Sudah tentu niat itu akan ter- laksana bila para peserta PLPG memiliki semangat dan tekad untuk maju dan berkembang menjadi pendidik yang berhasil. Kata orang bijak bahwa membangun untuk meraih keberhasilan itu harus dimulai dari diri sendiri. Tunggu apa lagi? Mari kita wujudkan hal tersebut mulai dari sekarang

B. Tujuan Workshop PTK

Setelah mempelajari buku Panduan Workshop Penelitian Tindakan Kelas PTK Bahasa Daerah ini, para peserta PLPG mata pelajaran Ba-hasa Jawa diharapkan dapat: 1. memahami komponen-komponen proposal PTK; 2. membuat contoh-contoh pada setiap komponen proposal PTK; 3. menyusun rancangan proposal PTK; 4. melakukan penilaian terhadap proposal PTK; 5. membuat proposal PTK; 6. memahami bagaimana melaksanakan PTK; dan 7. menerapkan proposal PTK dalam proses pembelajaran di kelas. Modul PTK PLPG Tahun 2012 3 BAB II MATERI WORKSHOP

A. Judul Penelitian

Judul, yaitu nama atau titel karangan. Sebagai nama atau titel ka-rangan, judul PTK harus dirumuskan secara singkat, padat, spesifik, dan tidak ambigu, serta mencerminkan masalahan pokok yang akan dipecah-kan. Selain itu, judul PTK juga harus dalam bentuk frasa dan bukan kali-mat, serta mampu memikat pembaca. Indikator judul singkat-padat adalah mudah dipahami, mudah diingat, dan tidak melebihi 20 kata. Spesifik, arti-nya judul harus sesuai dengan masalah penelitian. Indikator judul tidak ambigu, yaitu: menggunakan kata lugas; setiap kata bersifat operasional; tidak menggunakan kata kias; dan dalam istilah penelitian kuantitatif, hu-bungan antarvariabel bebas dan terikat menunjukkan arah yang jelas. Selanjutnya, judul PTK harus memberi gambaran yang jelas ten-tang masalah yang diteliti misal: kemampuan berbicara siswa mengguna- kan unggah-ungguh bahasa Jawa dan bentuk tindakan yang akan dilaku-kan untuk mengatasi masalah tersebut misal: penerapan metode group investigation. Jadi, judul PTK dapat dirumuskan: PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA atau PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION Judul juga dapat ditambahkan keterangan yang memuat tentang subjek dan latar setting penelitian, seperti siswa di kelas berapa, di mana dan kapan penelitian itu dilakukan. Dari contoh judul di atas dapat dilengkapi sebagai berikut: Modul PTK PLPG Tahun 2012 4 PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 atau PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 Keterangan tentang subjek dan latar setting yang dijadikan PTK juga da-pat digunakan sebagai subjudul, sebagai contoh: PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA Penelitian Tindakan di Kelas IX SMPN 1 Jaten Karangnyar Tahun 2012 atau PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA MELALUI PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION Penelitian Tindakan di Kelas IX SMPN 1 Jaten-Karanganyar Tahun 2012 B. Latar Belakang Masalah Lazimnya, latar belakang masalah itu berisi uraian tentang kere-sahan, kepenasaran, dan hal-hal yang mendorong peneliti untuk melaku- kan suatu penelitian. Uraian tersebut dapat dilihat dari argumentasi peneli- ti dalam mengungkapkan fakta empiris atau deduksi teori. Oleh karena itu, latar belakang masalah harus dapat mengantarkan pembaca kepada per-masalahan yang akan diteliti. Modul PTK PLPG Tahun 2012 5 Terkait dengan hal di atas, ada beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam latar belakang masalah. Pertama, mengapa masalah tersebut perlu diteliti. Kedua, uraikan proses yang terjadi dalam upaya mengidentifikasi masalah penelitian. Ketiga, kemukakan kesenjangan antara kondisi faktu-al yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran das sein dan kondisi yang diharapkan das sollen yang perlu dipecahkan secara tepat melalui PTK. Keempat, kemukakan realitas kegiatan pembelajaran dengan didukung data atau fakta-fakta yang ditemukan di sekolah atau di kelas, baik yang diperoleh dari pengamatan terhadap kegiatan belajar-mengajar KBM, wawancara dengan siswa atau guru, analisis berbagai dokumen yang re-levan, refleksi guru, dan sebagainya. Data itu lebih bermakna bila dileng- kapi pula dengan diagnosisnya. Kelima, ungkapkan kekhawatiran peneliti dan masalah yang akan muncul seandainya masalah tersebut tidak diteliti. Keenam, sejalan dengan masalah yang telah dikemukakan pilihlah tin- dakan untuk mengatasi masalah tersebut dan jelaskan mengapa tindakan itu dipilih. Ketujuh, agar tindakan yang dipilih itu meyakinkan dan memiliki dasar pijakan ilmiah sedapat mungkin dicerahi dengan teori atau konsep yang menopang tindakan dan gagasan pemecahan masalah. Contoh: Selama ini hasil pembelajaran sastra Jawa modern dinilai belum memuaskan. Hal itu karena guru kurang memperhatikan proses pembel- ajarannya. Hampir semua jenis sastra Jawa disajikan kepada siswa de-ngan cara-cara yang kurang menarik. Mengingat objek kajian sastra ada-lah daya imajinasi dan nilai rasa mestinya sastra bisa menjadi pemicu bagi siswa untuk berkreasi. Daya imajinasi sangat menunjang bagi siswa untuk berkreasi, sedangkan nilai rasa dapat menumbuhkan kepekaan siswa ter-hadap fenomena kehidupan. Dengan menggabungkan keduanya maka akan tercipta suasana pembelajaran sastra yang lebih menyenangkan se- hingga hasil yang diinginkan akan memenuhi standar. Seiring perkembangan peradaban dan dinamika kehidupan global, sastra makin penting untuk ditumbuhkembangkan di dunia pendidikan. Sebab, sastra memiliki peran cukup besar dalam pembentukan watak dan kepribadian siswa. Modul PTK PLPG Tahun 2012 6 Dengan hal tersebut diharapkan siswa memiliki kepe-kaan tinggi terhadap nilai- nilai kehidupan. Penanaman konsep kesastraan seperti itu diharapkan akan mampu pula melahirkan generasi-generasi muda yang mampu bersaing pada era globalisasi dengan tetap menjun-jung tinggi nilai-nilai kehidupan secara arif dan bijaksana. Dalam situasi seperti itu, kedudukan pembelajaran sastra Jawa ma- kin strategis. Hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya pembelajaran sas- tra ke dalam kurikulum. Persoalannya adalah penyikapan terhadap keber- adaan sastra Indonesia maupun daerah di dalam kurikulum tidak berban-ding lurus dengan perannya dalam pendidikan. Buktinya, pada soal Ujian Nasional UN atau Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri SMPTN mi-salnya, kita temukan sedikit pertanyaan yang menyinggung tentang sas- tra. Padahal, seperti tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah termasuk Bahasa dan Sastra Jawa sebagai muatan lokal mulok perannya tidak dapat di- pandang sebelah mata. Hal ini tentu dapat merusak tatanan ideal pendidikan. Sebab, keba- nyakan guru, penyelenggara pendidikan, apalagi siswa cenderung meng- utamakan lulus UN atau SMPTN. Tidak salah jika kemudian sastra kurang diperhatikan. Pada akhirnya, orang akan memilih pada posisi aman dan nyaman. Padahal keadaan seperti itu justru merugikan. Pangkal masalah dalam pembelajaran sastra Jawa adalah pelajar-an sastra Jawa masih nunut pada mata pelajaran Bahasa Jawa. Per-nyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Bukan semata-mata karena ke- beradaannya masih dalam naungan pembelajaran Bahasa Jawa, tetapi le- bih pada penyikapan penyelenggara dan penanggungjawab pendidikan. Ketika sastra Jawa digayutkan dengan pembelajaran Bahasa Jawa, se-mestinya guru Bahasa Jawa juga harus memiliki kompetensi sastra Jawa. Akan tetapi, ternyata tidak semua guru Bahasa Jawa memahami betul ha- kikat pembelajaran sastra Jawa. Akibatnya, pembelajaran sastra Jawa ku- rang mendapat perhatian dan cenderung dilaksanakan seadanya. Modul PTK PLPG Tahun 2012 7 Kondisi ini tentu berpengaruh pada kegiatan proses belajar-meng-ajar di kelas. Kurang termotivasinya guru terhadap materi yang disajikan menyebabkan suasana pembelajaran tidak kondusif. Imbasnya, siswa je- nuh, malas, dan minat siswa terhadap sastra Jawa makin turun. Selanjut- nya, kreativitas siswa dalam berkarya pun terhambat. Siswa menjadi tidak kreatif, tidak imajinatif, bahkan nilai-nilai yang dapat ditanamkan melalui sastra justru menjadi luntur. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni Wellek dan Warre, 2004:34. Karena itu, sudah semestinya pembelajaran sastra Jawa ditujukan ke pengembangan proses kreativitas siswa. Di samping itu, su- dah seharusnya pula pembelajaran sastra Jawa diarahkan untuk memu-puk minat siswa sehingga siswa akan tertarik dengan sastra Jawa. Menulis lebih sulit dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Sebab, menulis dibutuhkan wawasan luas dan motivasi kuat. Ter- lebih lagi hal yang ditulis itu karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel. Tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas pembelajaran menulis sastra Jawa modern, khususnya geguritan, baik proses dan hasil dapat dikatakan ma-sih rendah. Hal ini disebabkan pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung teoretis- informatif. Kondisi itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu tidak semua guru Bahasa Jawa: 1 memiliki kemampuan bersastra yang baik; 2 me- miliki pemahaman cukup tentang menulis geguritan sehingga potensi sis- wa belum tergali; dan 3 kreatif dan inovatif sehingga pembelajarannya menjemukan. Guru kurang memahami strategi pembelajaran yang bisa memicu pengembangan potensi dan kreativitas siswa. Dengan strategi yang tepat, siswa akan mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu bel- ajar dengan memanfaatkan segenap potensi yang dimilikinya. Uraian tersebut merupakan gambaran permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran menulis geguritan di kelas X-3 SMAN 5 Sura-karta. Pembelajaran menulis geguritan dinilai sulit karena siswa merasa ti- dak mampu menulis geguritan, tidak ada minat karena tidak adanya ide gagasan, Modul PTK PLPG Tahun 2012 8 minimnya perbendaharaan kata. Kemampuan guru berkreasi dan merumuskan konsep pembelajaran inovatif dinilai lemah. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat ceramah-teoretis. Berdasarkan hasil survei terhadap proses pembelajaran menulis geguritan di kelas menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai ba-tas KKM hanya sebanyak 6 siswa 24 dari 25 siswa yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa secara proses dan hasil, pembelajaran menulis ge-guritan di kelas X-3 SMAN 5 Surakarta belum berhasil. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, muncullah gagasan untuk menerapkan sebuah pendekatan sinektik dalam pembelajaran menulis ge-guritan. Mujahir 2007:5 menjelaskan bahwa pendekatan sinektik adalah pendekatan pembelajaran baru yang sangat menarik karena dalam pelak-sanaan proses belajar-mengajar di kelas, pendekatan sinektik digunakan untuk mengembangkan kreativitas. Pendekatan sinektik mencoba meng- gunakan pola berpikir analogi dan metafora yang mengajak siswa untuk menambah daya imajinasi dengan cara membandingkan, mempersama-kan, mengganti perwujudan suatu objek dengan objek yang lain untuk menghasilkan objek atau konsep yang baru. Perkembangan daya imajina- si ini yang diharapkan akan memicu munculnya kreativitas baru siswa. Berpijak dari penjelasan di atas maka dipilihlah pendekatan sinek- tik sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pro- ses pembelajaran menulis geguritan di SMAN 5 Surakarta kelas X-3. De- ngan diterapkannya pendekatan sinektik ini diharapkan mampu mening- katkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis geguritan. Lebih jauh peneliti mencoba melaksanakannya dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Pendekatan Sinektik untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Geguritan pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 5 Su-rakarta Tahun Pelajaran 20102011 . Modul PTK PLPG Tahun 2012 9

C. Perumusan dan Pemecahan Masalah