Penghitungan Kerangka Pendanaan Kerangka Pendanaan

RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 143 Berdasarkan Tabel 3.11 dapat dijelaskan bahwa rata-rata pertumbuhan belanja pengeluaran periodik dan wajib mengikat prioritas utama tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 adalah 12,38.

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan

Perhitungan kerangka pendanaan berpedoman pada analisa penerimaan dan pengeluaran APBD pada 6 enam tahun terakhir dan juga memperhatikan kebijakan pembangunan pemerintah dan pemerintah provinsi, angka rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah masa lalu, asumsi dan indikator makro ekonomi PDRBlaju pertumbuhan ekonomi, inflasi dan lain-lain, kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, kebijakan di bidang keuangan negara. Secara umum, proyeksi penerimaan pendapatan daerah tahun 2016-2021 tumbuh rata-rata sebesar 6,28, yang terdiri dari pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah sebesar 13,40, Dana Perimbangan sebesar 5,13 dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 9,13, dengan uraian sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah PAD Proyeksi pertumbuhan PAD ini didasarkan pada realisasi penerimaan tahun 2015 dan potensi masing-masing objek PAD. Untuk mencapai target PAD tersebut akan dilakukan intensifikasi objek PAD, terutama untuk penerimaan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah. Sedangkan untuk peningkatan pajak daerah diupayakan untuk melakukan pemutakhiran data objek pajak setiap tahun. 2. Dana Perimbangan a. Bagi Hasil PajakBagi Hasil Bukan Pajak Berdasarkan pertumbuhan penerimaan bagi hasil pajakbagi hasil bukan pajak tahun 2010-2015 rata-rata pertumbuhan sebesar minus 7,80. Mengingat kondisi perekonomian nasional, terutama tidak tercapainya realisasi penerimaan pajak negara pada periode ini, diproyeksikan penerimaan bagi hasil pajakbagi hasil bukan pajak tahun 2016-2021 tidak mengalami pertumbuhan 0. b. Dana Alokasi Umum DAU Berdasarkan pertumbuhan penerimaan DAU 2 dua tahun terakhir, yaitu sebesar 2,55 pada tahun 2015 dan 6,12 pada tahun 2016, serta mengingat kebijakan pemerintah pusat, maka rata-rata proyeksi pertumbuhan penerimaan DAU tahun 2016-2021 adalah sebesar 4,8. RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 144 c. Dana Alokasi Khusus DAK Proyeksi pertumbuhan penerimaan DAK tahun 2016-2021 diperkirakan sebesar 6, walaupun tidak sebesar realisasi pertumbuhan penerimaan DAK tahun 2010-2015 sebesar 13,58. Hal ini disebabkan karena kondisi keuangan negara, bahkan penerimaan DAK fisik tahun 2016 sesuai dengan kebijakan pemerintah dikurangi sebesar 10. Disamping DAK fisik, mulai tahun 2016 dialokasikan juga DAK non fisik sebagai peralihan dari dana dekonsentrasi serta pengalihan penganggaran penerimaan dari dana penyesuaian yang bersumber dari dana sertifikasi guru dan tambahan penghasilan guru PNSD ke DAK non fisik. Hal ini juga berpengaruh terhadap penerimaan DAK non fisik akibat pengalihan kewenangan dari pemerintah kabupatenkota ke pemerintah provinsi pegawai, pendanaan dan peralatan khususnya guru-guru dan pengawas sekolah SMA dan SMK. 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Proyeksi rata-rata penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah tahun 2016-2021 diperkirakan naik sebesar 9,13. Sumbangan terbesar bersumber dari penerimaan bagi hasil pajak dari provinsi dan dana desanagari yang bersumber dari APBN. Khusus dana desanagari yang bersumber dari APBN sesuai dengan kebijakan pemerintah kenaikannya hanya sampai tahun 2019 yaitu sebesar 1 satu milyar per desanagari, dan selanjutnya diperkirakan tahun 2020 dan 2021 tidak terjadi kenaikan. Disamping itu ada juga penerimaan dari pemerintah provinsi yang sulit diprediksi, yaitu dana hibah dari pemerintah dan bantuan keuangan yang bersifat khusus dari provinsi. Proyeksi pendapatan dijabarkan secara lebih terperinci pada Tabel 3.12: RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 145 Tabel 3.12 Proyeksi Pertumbuhan pendapatan Daerah Kabupaten Tanah Datar tahun 2016-2021 11,43 2,51 7,24 7,60 6,96 7,07 No. Uraian Proyeksi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1 PENDAPATAN 1.283.510.924.822,00 1.315.706.231.970,50 1.410.906.498.495,77 1.518.140.391.348,70 1.623.818.303.458,79 1.738.628.813.247,26 1.1. Pendapatan Asli Daerah 115.232.849.202,00 130.150.936.790,50 147.297.166.784,07 167.035.707.056,31 189.794.601.542,14 216.077.724.909,39 1.1.1. Pajak daerah 11.946.600.646,00 13.141.260.710,60 14.455.386.781,66 15.900.925.459,83 17.491.018.005,81 19.240.119.806,39 1.1.2. Retribusi daerah 7.976.397.100,00 9.898.708.801,10 12.284.297.622,17 15.244.813.349,11 18.918.813.366,24 23.478.247.387,51 1.1.3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 24.953.618.956,00 26.201.299.903,80 27.511.364.898,99 28.886.933.143,94 30.331.279.801,14 31.847.843.791,19 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 70.356.232.500,00 80.909.667.375,00 93.046.117.481,25 107.003.035.103,44 123.053.490.368,95 141.511.513.924,30 1.2. Dana Perimbangan 1.072.442.899.620,00 1.072.442.899.620,00 1.141.044.252.406,50 1.214.153.513.038,39 1.292.070.542.987,25 1.375.115.399.438,04 1.2.1. Dana bagi hasil pajak bagi hasil bukan pajak 16.159.615.000,00 16.159.615.000,00 16.159.615.000,00 16.159.615.000,00 16.159.615.000,00 16.159.615.000,00 1.2.2. Dana alokasi umum 707.992.904.000,00 707.992.904.000,00 750.472.478.240,00 795.500.826.934,40 843.230.876.550,46 893.824.729.143,49 1.2.3. Dana alokasi khusus 348.290.380.620,00 348.290.380.620,00 374.412.159.166,50 402.493.071.103,99 432.680.051.436,79 465.131.055.294,55 1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah 95.835.176.000,00 113.112.395.560,00 122.565.079.305,20 136.951.171.254,00 141.953.158.929,40 147.435.688.899,84 1.3.1 Hibah 416.305.000,00 6.331.243.980,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 146 No. Uraian Proyeksi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 1.3.2 Dana darurat - - - - - 1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 34.627.034.000,00 38.089.737.400,00 41.898.711.140,00 46.088.582.254,00 50.697.440.479,40 55.767.184.527,34 1.3.4 Dana penyesuaian dan otonomi khusus 53.999.837.000,00 61.559.814.180,00 70.178.188.165,20 80.000.000.000,00 80.000.000.000,00 80.000.000.000,00 1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 6.792.000.000,00 7.131.600.000,00 7.488.180.000,00 7.862.589.000,00 8.255.718.450,00 8.668.504.372,50 Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 147 Periode tahun 2016 – 2021, Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Tanah Datar diharapkan meningkat. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa laju pertumbuhan pendapatan daerah diproyeksikan sedikit mengalami peningkatan dan terjadi peningkatan efektifitas penggunaan belanja daerah. Perkiraan kapasitas kemampuan riil keuangan daerah dapat disajikan secara indikatif, yaitu tidak kaku, dan disesuaikan dengan kondisi informasi terbaru pada saat perencanaan dan penganggaran setiap tahunnya. Perkiraan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dirinci menurut pendapatan, belanja dan pembiayaan tahun anggaran 2016 – 2021 selengkapnya tersaji pada Tabel 3.13. RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 148 Tabel 3.13 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah No . Uraian Proyeksi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1 Pendapatan 1.283.510.924.822,00 1.315.706.231.970,50 1.410.906.498.495,77 1.518.140.391.348,70 1.623.818.303.458,79 1.738.628.813.247,26 2 Pencairan dana cadangan sesuai Perda 3 Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 120.856.787.802,10 82.231.639.498,16 88.181.656.155,99 94.883.774.459,29 101.488.643.966,17 108.664.300.827,95 Total penerimaan 1.404.367.712.624,10 1.397.937.871.468,66 1.499.088.154.651,75 1.613.024.165.807,99 1.725.306.947.424,96 1.847.293.114.075,22 Dikurangi: 4 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama 917.449.127.595,24 904.121.906.004,26 982.731.075.061,03 1.059.395.937.018,34 1.144.402.669.888,01 1.234.895.315.241,55 Kapasitas riil kemampuan keuangan 486.918.585.028,86 493.815.965.464,40 516.357.079.590,72 553.628.228.789,65 580.904.277.536,96 612.397.798.833,66 Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 149 Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Hal ini berati semakin besar kapasitas riil kemampuan keuangan daerah, semakin leluasa daerah mengalokasikan penerimaan daerah untuk membiayai pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat sebagai wujud dari pelaksanaan otonomi daerah. Berdasarkan Tabel 3.11 terlihat Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah secara nominal diproyeksikan meningkat dari tahun 2016-2021. Sedangkan rencana penggunaan Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tahun 2016-2021 dialokasikan sebagaimana Tabel 3.14 : RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 150 Tabel 3.14 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah No Uraian Proyeksi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Rp Rp Rp Rp Rp Rp I Kapasitas riil kemampuan keuangan 486.918.585.028,86 493,815,965,464.40 516,357,079,590.72 553,628,228,789.65 580,904,277,536.96 612,397,798,833.66 Rencana alokasi pengeluaran prioritas I II.a Belanja Langsung 470.303.739.090,00 509,382,901,471.00 537,215,347,417.20 588,043,349,805.64 622,963,066,988.77 671,211,290,242.52 II.b Pembentukan dana cadangan dan Penyertaan Modal 20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 30.000.000.000,00 35.000.000.000,00 40.000.000.000,00 45.000.000.000,00 Dikurangi: II.c Belanja langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama 72.000.174.043,00 86.400.208.851,60 103.680.250.621,92 124.416.300.746,30 149.299.560.895,57 179.159.473.074,68 II.d Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama - - - - - - II Total rencana pengeluaran prioritas I II.a+II.b-II.c-II.d 418,303,565,047.00 442,982,692,619.40 463,535,096,795.28 498,627,049,059.34 513,663,506,093.20 537,051,817,167.84 Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I I-II 68.615.019.981,86 50.833.272.845,00 52.821.982.795,44 55.001.179.730,31 67.240.771.443,75 75.345.981.665,82 Rencana alokasi pengeluaran prioritas II III.a Belanja Tidak Langsung 914.063.973.534,10 868.554.969.997,66 931.872.807.234,55 989.980.816.002,36 1.062.343.880.436,19 1.131.081.823.832,69 RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 151 No Uraian Proyeksi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Dikurangi: III.b Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama 845.448.953.552,24 817.721.697.152,66 879.050.824.439,11 934.979.636.272,04 995.103.108.992,44 1.055.735.842.166,88 III Total rencana pengeluaran prioritas II III.a-III.b 68.615.019.981,86 50.833.272.845,00 52.821.982.795,44 55.001.179.730,31 67.240.771.443,75 75.345.981.665,82 Surplus anggaran riil atau Berimbang I-II-III Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 152 Dari total kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dialokasikan ke berbagai program dan kegiatan sesuai urutan prioritas yang merupakan program pembangunan daerah sesuai dengan tema dan program unggulan kepala daerah sebagiamana diamanatkan dalam RPJMN dan juga merupakan program prioritas tingkat SKPD yang merupakan penjabaran analisis per urusan. Alokasi kapasitas riil keuangan daerah untuk masing- masing prioritas sebagaimana tercantum pada Tabel 3.15. RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 153 Tabel 3. 15 KERANGKA PENDANAAN ALOKASI KAPASITAS RIIL KEUANGAN DAERAH No. Jenis Dana Alokasi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 1 Prioritas I 85,91 418.303.565.047,00 89,71 442.982.692.619,40 89,77 463.535.096.795,28 90,07 498.627.049.059,34 88,42 513.663.506.093,20 87,70 537.051.817.167,84 2 Prioritas II 14,09 68.615.019.981,86 10,29 50.833.272.845,00 10,23 52.821.982.795,44 9,93 55.001.179.730,31 11,58 67.240.771.443,75 12,30 75.345.981.665,82 TOTAL 100,00 486.918.585.028,86 100,00 493.815.965.464,40 100,00 516.357.079.590,72 100,00 553.628.228.789,65 100,00 580.904.277.536,96 100,00 612.397.798.833,66 Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 154 Proporsi penggunaan belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama tahun 2010-2015 secara rata-rata sebesar 70,78 dan selama 4 tahun terakhir belanja aparatur menunjukkan trend penurunan, hal ini berarti proporsi belanja langsung atau belanja publik mengalami peningkatan. Persentase alokasi pemenuhan kebutuhan belanja aparatur terlihat pada tabel 3.16. TABEL. 3.16 ANALISIS PROPORSI BELANJA PEMENUHAN KEBUTUHAN APARATUR No Uraian Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Rp Total pengeluaran Belanja + Pembiayaan Pengeluaran Prosentase Rp a b a b x 100 1 2010 430.482.529.526 568.631.590.454 75,70 2 2011 469.253.937.292 670.802.902.264 69,95 3 2012 550.549.688.612 746.273.469.003 73,77 4 2013 615.763.611.480 872.376.208.799 70,58 5 2014 689.834.960.222 987.007.739.987 69,89 6 2015 727.763.918.819 1.123.204.651.014 64,79 Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Defisit riil anggaran selama tahun 2010-2015 dapat ditutupi dari penerimaan pembiayaan yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA tahun anggaran sebelumnya, penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, penerimaan piutang daerah dan penarikan investasi Divestasi. Penutup defisit riil anggaran terbesar bersumber dari Sisa Lebih Perhitugan Anggaran SiLPA tahun anggaran sebelumnya sebagaimana terlihat pada tabel 3.17. RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 155 Tabel 3.17 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran No. Uraian Proporsi dari total defisit riil 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rp Rp Rp Rp Rp Rp. 1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya 68.811.313.152 63.128.131.037 66.148.408.214 80.760.473.967 101.587.196.329 119.355.861.587 2 Pencairan Dana Cadangan - - - - - - 3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan - - - - - - 4 Penerimaan Pinjaman Daerah - - - - - - 5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - 3.963.860 4.000.000 15.200.000 - - 6 Penerimaan Piutang Daerah - 3.154.344.758 127.748.400 79.341.200 56.265.079 4.250.000 7 Penarikan Investasi Divestasi 633.070.000 750.000.000 Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 III - 156 Berdasarkan perkiraan kapasitas kemampuan keuangan daerah, direncanakan alokasi kapasitas kemampuan keuangan daerah sesuai dengan prioritas pembangunan daerah dengan mempertimbangkan Kebijakan Nasional dan Pemerintah Provinsi yaitu: 1. Pemenuhan kewajiban sesuai dengan peraturan perundang undangan yaitu: a. Belanja yang wajib dan mengikat b. Pemenuhan urusan pendidikan c. Pemenuhan urusan kesehatan d. Pemenuhan alokasi dana DesaNagari 2. Pembangunan iman dan takwa menuju masyarakat madani. 3. Pengetasan kemiskinan dan penguranggan pengganguran. 4. Reformasi birokrasi dan peningkatan Aparatur Sipil Negara ASN dan Aparatur Pemerintah Nagari. 5. Pembangunan infrastruktur daerah yang berwawasan lingkungan hidup. 6. Peningkatan perekonomian masyarakat melalui sektor-sektor pertanian, peternakan, pendidikan, pariwisata dan Pemberdayaan UKM. 7. Pengalokasian belanja untuk kejadian yang tidak terduga melalui Bantuan Tidak terduga BTT. RPJMD Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2021 IV -157

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Kebijakan desentralisasi bertujuan untuk membangun kemandirian daerah agar dapat mendukung pembangunan secara nasional. Kemandirian lokal merupakan paradigma pembangunan yang sedang digalakkan dalam rangka keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah. Dengan visi kemandirian lokal, maka paradigma pembangunan yang sedang dijalankan daerah bertujuan untuk mengurangi ketergantungan baik terhadap pusat, daerah lain bahkan negara-negara lain. Dalam aspek perencanaan pembangunan daerah, dapat dikatakan bahwa otonomi daerah mengandung pengertian sebuah kemampuan yang dimiliki untuk merancang, merumuskan dan mengatasi permasalahan pembangunan yang dihadapi melalui pengembangan suatu tatanan yang mandiri dan tetap terbingkai pada semangat persatuan dan kesatuan dalam NKRI. Permasalahan pembangunan merupakan “gap expectation” antara kinerja pembangunan yang saat ini dicapai dengan apa yang direncanakan serta apa yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil pada saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan daerah yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan dan acaman yang tidak diantisipasi. Sedangkan isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas daerahmasyarakat di masa datang. Adapun ciri-ciri permasalahan yang menjadi isu strategis adalah: 1 Permasalahan terjadi dalam jangka panjang, bersifat kompleks, dan berdampak luas; 2 Permasalahan yang bukan given seperti: daerah berbukit, lahan tidak luas, daerah dekat laut; 3 Permasalahan yang harus diselesaikan secara multi-year, melibatkan beberapa SKPD, dan multi-institusi; 4 Permasalahan yang harus diselesaikan dengan program-program yang menghasilkan multiplier effect; 5 Permasalahan yang harus diselesaikan dengan beberapa program; 6 Permasalahan yang dapat diselesaikan dengan satu program tetapi dengan beberapa kegiatan; Menurut Bryson 1995 terdapat empat pendekatan dasar untuk mengenali isu strategis, yaitu: