107
-3 -2
-1 1
2 3
-3 -2
-1 1
2 3
I II
III IV
Paling Tidak Pasti Paling Pasti
P a
lin g
T id
a k
P e
n tin
g P
a lin
g P
e n
tin g
C,F,J A,B,D
I H,K
E,G
Gambar 33. Peta kuadran asumsi Asumsi-asumsi dasar dengan tingkat kepentingan dan kepastiannya yang
dimunculkan dalam FGD I tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan model kebijakan pengelolaan lingkungan pertambangan mineral yang berkelanjutan.
5.3. Strukturisasi Elemen Model Pengelolaan Lingkungan Fisik
Pengendalian Sirsat pada daerah pengendapan harus diupayakan agar tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan bio-fisik. Terkait hal itu,
upaya pengendalian lingkungan fisik diarahkan pada pengelolaan aliran air dan perluasan endapan di dataran rendah dengan river training melalui
pembangungan tanggul-tanggul dan gabion bronjong serta pengendapan secara mekanis. Hasil wawancara pakar menggunakan teknik ISM diperoleh 5
lima elemen yang terdiri atas: 1 Sasaran program, 2 Kebutuhan program, 3 Perihal yang berubah dan dapat diubah, 4 Tolok ukur sasaran dan 5 Aktivitas
yang diperlukan dalam pelaksanaan program. Kelima elemen tersebut masing- masing diuraikan dalam beberapa sub elemen.
1 Elemen sasaran program pengelolaan lingkungan fisik
Elemen sasaran program pengelolaan lingkungan fisik di wilayah pengendapan pasir sisa tambang Mod-ADA terdiri atas 4 empat sub elemen,
yaitu: 1 Optimalisasi biaya pengendalian lingkungan, 2 Stabilisasi tanggul dan
sistem kanalisasi, 3 Minimalisasi tingkat kerusakan lahan dan aliran sungai,
108 dan 4 Peningkatan daya tampung pasir sisa tambang pada wilayah
pengendapan. Penilaian pakar terhadap hubungan kontekstual antar sub elemen sasaran
program dengan pendekatan V, A, X dan O Lampiran 11. Pendekatan tersebut digunakan untuk memperoleh hubungan langsung dan tingkat hirarki kontribusi
sasaran program. Setiap nilai pendapat pakar individual dilakukan agregasi untuk mendapatkan nilai pendapat pakar gabungan. Penilaian pendapat pakar
individual maupun gabungan dilakukan berdasarkan matrik reachibility dan revisi matrik seperti ditunjukan pada tabel berikut ini.
Tabel 23. Hasil ISM VAXO pada elemen sasaran model pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 1
1 0 0 0
2 1 1 1 1
3 1 0 1 0
4 0 0 0 1
No. 1 2 3 4 Drv
1 1 0 0 0
1
2 1 1 1 1
4
3 1 0 1 0
2
4 0 0 0 1
1
Dep 3 1 2 2
a Matrik reachibility b Matrik revisi
Hasil verifikasi sasaran model pengelolaan lingkungan fisik yang menjadi elemen kunci adalah stabilisasi tanggul dan sistem kanalisasi 2 karena memiliki
daya pendorong paling besar dengan tingkat ketergantungan terhadap sub elemen sasaran yang lainnya yang paling rendah. Gambar 34 menunjukkan
klasifikasi elemen kunci sasaran program pada kuadran IV independent. Stabilisasi tanggul dan sistem kanalisasi 2 mempengaruhi sub elemen sasaran
lainnya dan bukan sebagai dampak pelaksanaan program. Sub elemen minimalisasi kerusakan lahan dan aliran sungai 3 berada
pada sumbu ketergantungan Dependence dengan daya pendorong Driver Power
lebih rendah sehingga cenderung bersifat dependent. Hal ini menunjukkan bahwa upaya minimalisasi kerusakan lahan dan aliran sungai
tergantung pada sub elemen lain seperti stabilisasi tanggul dan kanalisasi. Demikian juga sub elemen peningkatan daya tampung pasir sisa tambang pada
wilayah pengendapan 4 terletak pada sumbu Dependence dengan nilai lebih rendah. Sub elemen optimalisasi biaya pengendalian lingkungan 1 terletak
pada kuadran II dependent yang berarti bahwa pencapaian sasaran tersebut sangat tergantung pada sub elemen sasaran lainnya.
109
1 2
3 4
1 2
3 4
5
1 2
3 4
[IV] Independent
[I] Autonomous [III] Linkage
[II] Dependent Ketergantungan Dependence
D a
y a
P en
d o
ro n
g D
riv e
r P o
w er
Gambar 34. Klasifikasi elemen sasaran berdasarkan Driver Power-Dependence Keluaran model struktural sasaran program dengan teknik ISM-VAXO
pada Gambar 35 menunjukkan bahwa level 1 yaitu stabilisasi tanggul dan sistem saluran 2 pada aliran Sirsat berkontribusi dalam upaya minimalisasi tingkat
kerusakan lahan dan aliran sungai 3, optimalisasi biaya pengendalian lingkungan 1, dan peningkatan daya tampung sirsat pada wilayah
pengendapan 4. Sub elemen minimalisasi kerusakan lahan dan aliran sungai pada level 2 berkontribusi dalam pencapaian sasaran optimalisasi biaya
pengendalian lingkungan.
Gambar 35. Level hirarki dan hubungan elemen sasaran
2. Stabilisasi tanggul dan sistem kanalisasi
Level 1 3. Minimalisasi tingkat
kerusakan lahan dan aliran sungai
Level 2 1. Optimalisasi biaya
pengendalian lingkungan
Level 3 4. Peningkatan daya tampung
pasir sisa tambang pada wilayah pengendapan
110
2 Elemen kebutuhan program pengelolaan lingkungan fisik
Elemen kebutuhan program pengelolaan lingkungan fisik di wilayah pengendapan pasir sisa tambang Mod-ADA terdiri atas 4 empat sub elemen,
yaitu: 1 Perbaikan konstruksi tanggul untuk menjaga stabilitas wilayah pengendapan, 2 Pemeliharaan tanggul secara kontinyu agar tidak terjadi banjir,
3 Pemantauan proses pengendapan tailing ditinjau dari kualitas limbah, dan 4 Petunjuk prosedur darurat terhadap kerusakan tanggul.
Penilaian pakar terhadap hubungan kontekstual antar sub elemen kebutuhan program dengan pendekatan V, A, X dan O Lampiran 12.
Pendekatan tersebut digunakan untuk memperoleh hubungan langsung dan tingkat hirarki dukungan terhadap kebutuhan program. Setiap nilai pendapat
pakar individual dilakukan agregasi untuk mendapatkan nilai pendapat pakar gabungan. Penilaian pendapat pakar individual maupun gabungan dilakukan
berdasarkan matrik reachibility dan revisi matrik seperti ditunjukan pada tabel berikut ini.
Tabel 24. Hasil ISM VAXO pada elemen kebutuhan pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 1
1 1 1 0
2 1 1 1 0
3 0 0 1 0
4 1 1 0 1
No. 1 2 3 4 Drv
1 1 1 1 0
3
2 1 1 1 0
3
3 0 0 1 0
1
4 1 1 1 1
4
Dep 3 3 4 1
a Matrik reachibility b Matrik revisi
Kebutuhan model pengolahan lingkungan fisik yang menjadi elemen kunci adalah petunjuk prosedur darurat terhadap kerusakan tanggul karena memiliki
daya pendorong paling besar dengan tingkat ketergantungan terhadap sub elemen kebutuhan yang lainnya yang paling rendah. Gambar 36 menunjukkan
klasifikasi elemen kebutuhan program, pada kuadran IV independent terlihat sub elemen petunjuk prosedur darurat terhadap kerusakan tanggul. Hal ini
menunjukkan daya pendorong tertinggi dan ketergantungan terendah. Oleh karena itu sub elemen tersebut sebagai pendukung sub elemen lainnya dan
bukan sebagai dampak pelaksanaan program. Sub elemen perbaikan konstruksi tanggul untuk menjaga stabilitas wilayah
pengendapan 1 dan pemeliharaan tanggul secara kontinyu agar tidak terjadi banjir 2 berada di kuadran III linkage. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sub
111 elemen kebutuhan tersebut saling terkait dalam mendukung program
pengelolaan lingkungan fisik. Untuk sub elemen pemantauan endapan pasir sisa tambang yang ditinjau dari kualitas limbahnya 3 terletak di kuadran II
dependent yang berarti sub elemen tersebut sangat tergantung dengan sub elemen lainnya dalam mendukung program.
1, 2
3 4
1 2
3 4
5
1 2
3 4
5
[IV] Independent
[I] Autonomous [III] Linkage
[II] Dependent Ketergantungan Dependence
D ay
a P
en d
o ro
n g
D ri
v er
P o
w er
Gambar 36. Klasifikasi elemen kebutuhan
berdasarkan Driver
Power- Dependence
Keluaran model struktural kebutuhan program dengan teknik ISM-VAXO pada Gambar 37 menunjukkan bahwa level 1 yaitu petunjuk prosedur darurat
terhadap kerusakan tanggul 4 merupakan pendukung sub elemen perbaikan konstruksi tanggul untuk menjaga stabilitas wilayah pengendapan 1,
pemeliharaan tanggul secara kontiny agar tidak terjadi banjir 2 serta pemantauan proses pengendapan pasir sisa tambang yang ditinjau dari kualitas
limbahnya 3. Pada level 2 Sub elemen 1 dan 2 saling mendukung dan keduanya mendukung sub elemen pemantauan proses pengendapan pasir sisa
tambang yang ditinjau dari kualitas limbahnya 3.
112 Gambar 37. Level hirarki dan hubungan elemen kebutuhan
3 Elemen perihal yang dapat berubah dan diubah dalam pengelolaan
lingkungan fisik Elemen perihal yang berubah dan dapat diubah dalam program yang terdiri
atas 5 sub-elemen, yaitu: 1 Ketebalan dan penyebaran endapan Sirsat, 2 Kualitas air dan aliran arus sungai, 3 Jumlah aliran pasir sisa tambang dan
kualitas limbah, 4 Peninggian dan pelebaran tanggul, dan 5 Jaringan kanalisasi. Penilaian pakar terhadap hubungan kontekstual antar sub elemen
perihal yang berubah dan dapat diubah dalam program dengan pendekatan V, A, X dan O Lampiran 13. Pendekatan tersebut digunakan untuk memperoleh
hubungan langsung dan tingkat hirarki akibat antar sub elemen. Setiap nilai pendapat pakar individual dilakukan agregasi untuk mendapatkan nilai pendapat
pakar gabungan. Penilaian pendapat pakar individual maupun gabungan dilakukan berdasarkan matrik reachibility dan revisi matrik seperti ditunjukan
pada tabel berikut ini. Tabel 25. Hasil ISM VAXO pada elemen perihal yang berubah dan dapat diubah
dalam pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 5 1
1 1 1 0 0
2 1 1 1 0 0
3 1 1 1 0 1
4 1 1 1 1 0
5 1 1 1 0 1
No. 1 2 3 4 5 Drv
1 1 1 1 0 1
4
2
1 1 1 0 1 4
3 1 1 1 0 1
4
4 1 1 1 1 1
5
5 1 1 1 0 1
4
Dep 5 5 5 1 5
a Matrik reachibility b Matrik revisi
4. Petunjuk prosedur darurat terhadap kerusakan tanggul
Level 1 1. Perbaikan konstruksi
tanggul untuk menjaga stabilitas wilayah
pengendapan Level 2
2. Pemeliharaan tanggul secara
kontinyu agar tidak terjadi banjir
Level 3 3. Pemantauan proses pengendapan
pasir sisa tambang ditinjau dari kualitas limbah
113 Sub-elemen peninggian dan pelebaran tanggul 4 merupakan elemen
kunci perihal yang berubah dan dapat dirubah dalam pengelolaan lingkungan fisik, karena memiliki daya pendorong terbesar dengan ketergantungan terendah
Gambar 38. Sub elemen tersebut berada pada kuadran IV independent yang artinya sebagai penyebab perubahan sub elemen perihal lainnya. Sedangkan
sub elemen ketebalan dan penyebaran endapan pasir sisa tambang 1, kualitas air dan aliran arus sungai 2, jumlah aliran pasir sisa tambang dan kualitasnya
3 dan jaringan saluran aliran atau kanalisasi 5 terletak di kuadran III linkage. Hal ini menunjukkan keempat sub elemen tersebut sebagai dampak dari kegiatan
peninggian dan pelebaran tanggul 4. Dampak yang ditimbulkan dari perubahan keempat sub elemen tersebut saling mempengaruhi.
1, 2, 3, 5 4
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
[IV] Independent
[I] Autonomous [III] Linkage
[II] Dependent Ketergantungan Dependence
D a
y a
P en
d o
ro n
g D
riv e
r P
o w
er
Gambar 38. Klasifikasi elemen perihal berdasarkan Driver Power-Dependence Keluaran model struktural perihal yang dapat berubah dan dapat diubah
dalam program pengelolaan lingkungan fisik dengan teknik ISM-VAXO pada Gambar 39 menunjukkan bahwa level 1 dengan sub elemen peninggian dan
pelebaran tanggul 4 mengakibatkan perubahan ketebalan dan penyebaran endapan pasir sisa tambang 1, kualitas air dan aliran arus sungai 2, jumlah
aliran pasir sisa tambang dan kualitas limbahnya 3 dan jaringan saluran aliran atau kanalisasi 5.
114 Gambar 39. Level hirarki dan hubungan elemen perihal
4 Elemen tolok ukur sasaran program pengelolaan lingkungan fisik
Elemen tolok ukur sasaran program yang terdiri atas 5 sub-elemen, yaitu: 1 Karakteristik endapan tailing, 2 Luas wilayah pengendapan, 3 Biaya
operisional dan pemeliharaan, 4 Ketinggian dan lebar tanggul, 5 Jenis dan jumlah jaringan kanal. Penilaian pakar terhadap hubungan kontekstual antar sub
elemen tolok ukur program dengan pendekatan V, A, X dan O Lampiran 14. Dengan teknik ISM dapat diketahui hubungan langsung dan tingkat hirarki setiap
sub elemen. Nilai pendapat setiap pakar individual dilakukan agregasi untuk mendapatkan nilai pendapat pakar gabungan. Penilaian pendapat pakar
individual maupun gabungan dilakukan berdasarkan matrik reachibility dan revisi matrik seperti ditunjukan pada tabel berikut ini.
Tabel 26. Hasil ISM VAXO pada elemen tolok ukur pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 5 1
1 1 1 1 1
2 0 1 1 1 1
3 0 0 1 0 0
4 0 0 1 1 1
5 0 1 1 0 1
No. 1 2 3 4 5 Drv
1 1 1 1 1 1
5
2 0 1 1 1 1
4
3 0 0 1 0 0
1
4 0 1 1 1 1
4
5 0 1 1 1 1
4
Dep 1 4 5 4 4
a Matrik reachibility b Matrik revisi
1. Ketebalan dan
penyebaran endapan
pasir sisa tambang
2.
Peninggian dan pelebaran tanggul
3. Jumlah aliran pasir sisa
tambang dan kualitas limbah
Level 1 2. Kualitas air dan
aliran arus sungai
Level 2 5. Jaringan
saluran aliran
kanalisasi
115 Sub elemen tolok ukur yang ditunjukkan pada Gambar 40 terlihat bahwa
karakteristik endapan pasir sisa tambang 1 sebagai elemen kunci memiliki nilai daya pendorong tertinggi dan ketergantungan yang rendah. Sub elemen tersebut
berada di kuadran IV independent yang berarti karakteristik endapan pasir sisa tambang tidak dipengaruhi oleh sub elemen tolok ukur yang lainnya. Sub elemen
luas wilayah pengendapan 4, jenis dan jumlah saluran air atau kanal 5 berada di kuadran III dan saling mempengaruhi, sedangkan biaya operasional dan
pemeliharaan 3 sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan fisiknya.
Gambar 40. Klasifikasi elemen tolok ukur berdasarkan Driver Power-Dependence Gambar 41 menunjukkan struktur model pengelolaan lingkungan fisik
dengan sub elemen karakteristik endapan sirsat 1 mempengaruhi luas wilayah pengendapan 2, ketinggian dan lebar tanggul, serta jenis dan jumlah jaringan
saluran air 5 yang akhirnya berakibat pada biaya operasional dan pemeliharaan 3. Pada level 2 terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antar sub
elemennya dan juga biaya operasional dan pemeliharaan 3.
1 2, 4, 5
3 1
2 3
4 5
6
1 2
3 4
5 6
[IV] Independent
[I] Autonomous [III] Linkage
[II] Dependent Ketergantungan Dependence
D ay
a P
e n
d o
ro n
g D
ri v
er P
o w
er
116 Gambar 41. Level hirarki dan hubungan elemen perihal
5 Elemen aktivitas yang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan fisik
Aktivitas yang diperlukan dalam pelaksanaan program terdapat 6 enam sub-elemen, yaitu: 1 Perancangan konstruksi dan pembuatan tanggul, 2
Pembuatan kanal dan mekanisme pengaliran endapan pasir sisa tambang, 3 Penanaman rumput penahan erosi yang sesuai lahannya, 4 Pembuatan
permeable dikes untuk retensi sedimen, 5 Penyediaan dana pengendalian pasir
sisa tambang, dan 6 Pengerahan tenaga kerja. Penilaian pakar terhadap hubungan kontekstual sub elemen aktivitas yang
diperlukan dalam program dengan pendekatan V, A, X dan O Lampiran 15. Penilaian tersebut untuk melihat pengaruh langsung setiap sub elemen dan
tingkat hirarkinya. Setiap nilai pendapat pakar individual dilakukan agregasi untuk mendapatkan nilai pendapat pakar gabungan. Penilaian pendapat pakar
individual maupun gabungan dilakukan berdasarkan matrik reachibility dan revisi matrik seperti ditunjukan pada tabel berikut ini.
2. Luas wilayah pengendapan
1. Karakteristik endapan pasir sisa tambang
4. Ketinggian dan lebar tanggul
Level 1 3. Biaya operasional dan pemeliharaan
Level 2 5. Jenis dan jumlah jaringan
saluran air kanal Level 3
117 Tabel 27. Hasil ISM VAXO elemen aktivitas pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 5 6 1
1 1 0 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 0 0 1 0 1 1
4 1 0 0 1 1 1
5 0 0 0 0 1 1
6 0 0 0 0 1 1
No. 1 2 3 4 5 6 Drv
1 1 1 1 1 1 1
6
2 1 1 1 1 1 1
6
3 0 0 1 0 1 1
3
4 1 1 1 1 1 1
6
5 0 0 0 0 1 1
2
6 0 0 0 0 1 1
2
Dep 3 3 4 3 6 6
a Matrik reachibility b Matrik revisi
Sub-elemen 1, 2 dan 4 merupakan sub elemen kunci dari aktivitas yang diperlukan untuk pelaksanaan program. Ketiga sub elemen tersebut berada pada
kuadran independen yang tidak dipengaruhi oleh pelaksanaan program Gambar 42. Penanaman rumput penahan erosi sesuai kondisi lahannya 3 berada di
kuadran III dependent. Demikian juga dengan aktivitas penyediaan dana pengendalian pasir sisa tambang 5 dan pengerahan tenaga kerja berada di
kuadran III, tetapi memiliki daya dorong terendah dan tingkat ketergantungan yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perancangan konstruksi dan
pembuatan tanggul, pembuatan kanal sistem saluran air dalam mengendalikan aliran pasir sisa tambang, serta pembuatan permeable dikes untuk menahan
endapan sedimentasi sangat mempengaruhi kebutuhan biaya dan tenaga kerja.
1, 2, 4
3 5, 6
1 2
3 4
5 6
7
1 2
3 4
5 6
7 [IV] Independent
[I] Autonomous [III] Linkage
[II] Dependent Ketergantungan Dependence
D ay
a P
en dor
ong D
ri v
e r P
ow e
r
Gambar 42. Klasifikasi elemen aktivitas berdasarkan Driver Power-Dependence Pada struktur model pengelolaan lingkungan fisik dengan sub elemen
perancangan konstruksi dan pembuatan tanggul 1, pembuatan kanal sistem
118 saluran dalam pengendalian aliran pasir sisa tambang 2 serta pembuatan
permeable dikes untuk retensi sedimen 4, ketiganya mempengaruhi aktivitas penanaman rumput penahan erosi 3 yang berada pada level 2. Selain itu,
ketiga sub elemen tersebut juga mempengaruhi sub elemen aktivitas pada level 3, yaitu penyediaan dana dan pengerahan tenaga kerja untuk pengendalian pasir
sisa tambang Gambar 43.
Gambar 43. Level hirarki dan hubungan elemen aktivitas yang diperlukan dalam program
5.4. Strukturisasi Elemen Model Pengelolaan Lingkungan Biologik