Nama : Pak Wasiman Profil Informan Kunci 1 Nama

84 dengan kata lain juragan hanya mengambil keuntungan atau menekan harga dari harga penjualan tersebut. Bapak Utok mengatakan penghasilan rata-rata beliau harinya Rp.50.000 kotor belum dikurangi untuk modal meluat setiap harinya yang biasanya dalam sekali melaut menghabiskan modal untuk bekal sebesar Rp.30.000 dalam sekali melaut itu semua termasuk untuk bekal makan, rokok, pembelian es, dan untuk pembelian bensin untuk minyak bensin sebagai penggerak sampan. Menurut beliau untuk saat seperti sekarang saja penghasilan beliau hanya pas-pasan untuk makan dan keperluan dapur, belum lagi untuk kelak jika anak-anaknya sudah mulai sekolah, namun meskipun begitu beliau masih bisa-bisakan untuk menabung minimal 2000- 5000 per harinya dimana untuk menabung istri beliau harus pintar-pintar menghemat belanja dapur agar penhasilan sekecil itu bisa disisihkan untuk menabung.

5.1.1.6. Nama : Pak Wasiman

Usia : 52 Tahun Suku : Jawa Penghasilan bulan : Rp.900.000;- Pengeluaran bulan : Rp.800.000;- Jumlah tanggungan : 4 orang Pendidikan Terakhir : SD Kepemilikan Alat Tangkap : Milik Sendiri Wak Pesek, adalah nama yang kerap dijuluki untuk seorang nelayan tradisional yang sudah beruasia 52 tahun ini. Pak wasiman adalah seorang warga Desa Pematang Kuala yang sudah menjadi nelayan selama 20-an tahun, beliau 76 Universitas Sumatera Utara 85 memiliki 4 orang tanggungan. Pak Wasiman saat ini tinggal bersama istri, 2 orang anak lajang dan 1 orang cucu beliau yang masih balita yang menjadi tanggungan beliau. Pada saat ditemui Pak Wasiman tengah sibuk memperbaiki jaring alat tangkap yang beliau gunakan untuk melaut. Pak Wasiman adalah seorang nelayan pinggiran atau nelayan pukat. Beliau sudah memiliki sampan sendiri semenjak 3 tahun terakhir, dan memiliki jaring sendiri. Dengan demikian Pak Wasiman tidak lagi harus menggunakan sampan juragan dan artinya, seberapapun penghasilan yang beliau dapatkan dari hasil melaut, tidak ada pembagian hasil dengan juragan. Saat peneliti melakukan wawancara dengan beliau, Pak Wasiman disertai istri dan cucu beliau masing-masing disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Sang istri juga tengah sibuk melipati pakaian bekas cucian yang beliau cuci tadi paginya. Karena Pak Wasiman adalah seorang nelayan yang sudah memiliki sampan sendiri, jadi jika dirata-ratakan penghasilan beliau setiap harinya sekitar Rp.30.000;- bersih harinya. Setelah pulang melaut dan jika ada pendapatan tangkapan, buk Isih istri Pak Wasiman ikut membantu suami beliau menjajahkan ikan-ikan hasil tangkapan suaminya kepada tetangga-tetangga terdekat yang berada di sekitar dekat rumah beliau, dan terkadang hasil penangkapan ikan Pak Wasiman juga beliau jual ke salah seorang warga Desa yang merupakan pemasok ikan-ikan hasil tangkapan nelayan pukat. Setelah semua ikan-ikan terjual, barulah buk Isih dapat membelanjakan uang hasil penjualan tersebut. Beliau belanja keperluan dapur di warung terdekat dari rumahnya, seperti beras, bumbu dapur, sayur dan sebagainya. 77 Universitas Sumatera Utara 86 Terkadang uang penghasilan Pak Wasiman setiap harinya mampu membeli kebutuhan dapur untuk anak istrinya, namun kadang kalanya juga istri beliau terpaksa ngutang di warung karena pekerjaan sebagai nelayan tidak dapat dipastikan penghasilannya. Semua bergantung pada rejeki dan bergantung juga pada kondisi alam saat melaut.

5.1.1.7. Nama : Zainal Abidin