Tingkat Pendidikan Informan Pola Kehidupan Nelayan

111 melaut, dan bisa jadi setelah kami berada di tengah-tengah laut cuaca kembali memburuk, angin koncang, badai, ombak besar, semua itu sudah di tentukan Allah dek kapan terjadinya cuaca buruk Allah semua lah yang ngatur.. “. Hal senada juga diungkapkan oleh Bang Salim, seorang nelayan pancing atau nelayan tengah yaitu sebagai berikut: “Musim-musim angin koncang atau cuaca gak stabil itu biasanya datang pas bulan-bulan di akhir tahun hingga awal tahun selanjutnya. Manusia hanya bisa menerka-nerka dan semuanyo kembali jugo lah ke Tuhan. Ya kalau udah cuaca tak elok ya tidak melaut lah Abah”.

5.4.2. Tingkat Pendidikan Informan

Nelayan yang miskin umumnya belum banyak tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah. Tingkat pendidikan nelayan berbanding lurus dengan teknologi yang dapat dihasilkan oleh para nelayan, dalam hal ini teknologi di bidang penangkapan dan pengawetan ikan. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain disebabkan oleh bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengawetan ikan yang baik. Selama ini, nelayan hanya menggunakan cara yang tradisional untuk mengawetkan ikan. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan 103 Universitas Sumatera Utara 112 pengusaaan nelayan terhadap teknologi. Dalam hal menghadapi musim-musim paceklik, tidak ada perbedaan cara yang mereka lakukan untuk mencari uang saat terjadi musim-musim paceklik, baik nelayan yang memiliki pendidikan terakhir hingga jenjang pendidikan SD,SMP, bahkan tingkat SMA. Umumnya mereka hanya mencari pekerjaan serabutan seperti mencari kerja upah harian.

5.4.3. Pola Kehidupan Nelayan

Streotipe semisal boros dan malas oleh berbagai pihak sering dianggap menjadi penyebab kemiskian nelayan. Padahal kultur nelayan jika dicermati justru memiliki etos kerja yang handal. Bayangkan mereka pergi subuh pulang siang, kemudian menyempatkan waktunya pada waktu senggang untuk memperbaiki jaring. Memang ada sebagian nelayan yang mempunyai kebiasaan dan budaya boros dan hal tersebut menyebabkan posisi tawar masyarakat miskin semakin lemah. Hal ini dapat dilihat saat istri-istri para nelayan dalam membelanjakan hasil pendapatan suaminya. Jika saat-saat hari besar agama tiba, mereka biasanya ngutang atau mengkredit pakaian lebaran misalnya. Setelah hari Lebaran tersebut lewat maka mulailah mereka mengangsur pembayaran utang tersebut setiap harinya, sehingga pendapatan suami mereka melaut harus disisihkan untuk membayar utang tersebut.

5.4.4. Pemasaran Hasil Tangkapan