Nama : Utok Profil Informan Kunci 1 Nama

82 panen dan sebagainya. Akhirnya beliau kembali lagi ke Desa Pematang Kuala ini dan meneruskan pekerjaan beliau sebagai nelayan pekerja. Menurut Pak Irwan, jika dibandingkan dengan usaha melaut, pekerjaan sebagai petani jauh lebih dapat menjamin dapat mensejahterakan kehidupan keluarga beliau. Namun karena tidak sanggup kerja berat terpaksa beliau kembali lagi menjadi nelayan.

5.1.1.5. Nama : Utok

Usia : 28 Tahun Etnis : Banjar Penghasilan bulan : Rp.600.000;- Pengeluaran bulan : Rp.600.000;- Jumlah tanggungan : 4 orang Pendidikan Terakhir : SMK Outomotif Kepemilikan Alat Tangkap : Milik Juragan Jabatan : Nelayan Pekerja Untuk mewawancarai Bapak Utok, peneliti harus menunggu ketika waktu malam hari. Hal ini dikarenakan Pak Utok memiliki pekerjaan nelayan sebagai nelayan pinggiran yang kerjanya pada siang hari, misalkan pergi pagi atau subuh dan pulangnya sore hari, dan terkadang jika ada mendapat tangkapan ikan yang lumanyan, beliau terkadang bisa pulang melaut pada siang hari sekitar jam 3 atau jam 4 petang. Ketika peneliti mendatangi rumah beliau pada malam harinya Pak Utok juga tengah tidak berada di rumah, hanya ada istri yang sedang menidurkan kedua anaknya dan di teras rumah juga ada beberapa teman Bapak Utok yang juga tengah menunggu beliau karna ada juga urusan dengan Pak Utok. 74 Universitas Sumatera Utara 83 Setelah bertanya kepada istri beliau, peneliti masih sempat pulang ke rumah sembari menunggu Pak Utok kembali ke rumahnya, dan beberapa menit kemudian peneliti kembali lagi mendatangi rumah Pak Utok dan ketika itu beliau sudah ada di rumah sambil cerita-cerita dengan teman-temannya yang tadinya juga telah menunggu lama di teras rumah beliau. Ketika peneliti datang kembali beliau langsung mempersilahkan masuk dan beliau juga sudah tahu maksud kedatangan peneliti karena sebelumnya juga menurut Pak Utok, sudah banyak mahasiswa yang melakukan wawancara kepada beliau mengenai kehidupan nelayan juga. Sikap ramah dan humoris beliau membuat peneliti nyaman dan tidak merasa canggung untuk melakukan tanya jawab wawancara. Bapak Utok adalah seoarang masyarakat nelayan yang bekerja kepada juragan, artinya sampan dan modal untuk pembelian alat tangkap berasal dari juragan dan untuk modal bekal dalam sehari melaut merupakan tanggungan sendiri, beliau memiliki 4 orang keluarga yang harus ditanggung yaitu Beliau memiliki 2 orang anak yang masih kecil, 1 anak perempaun yang masih balita dan 1 laki-laki yang masih menduduki bangku pendidikan TK, istri, dan orang tua perempuannya yang harus menjadi tanggungan Beliau. Pak Utok sudah menjadi nelayan selama sekitar 8 tahun sebelum beliau menikah. Untuk nelayan seperti Bapak Utok sistem bagi hasil dengan juragan tidak sama dengan sistem bagi hasil seperti nelayan yang melautnya ketengah-tengah yang menghabiskan waktu 4-5 hari, dimana juragan hanya mengambil keuntungan dari hasil penjualan dan tidak mendapat bagian lain seperti nelayan tengah. Misalnya harga penjualan ikan tamban seharga Rp.7.000 di pasaran maka juragan membayar ikan tersebut kepada bang Utok seharga Rp.5.000kg, 75 Universitas Sumatera Utara 84 dengan kata lain juragan hanya mengambil keuntungan atau menekan harga dari harga penjualan tersebut. Bapak Utok mengatakan penghasilan rata-rata beliau harinya Rp.50.000 kotor belum dikurangi untuk modal meluat setiap harinya yang biasanya dalam sekali melaut menghabiskan modal untuk bekal sebesar Rp.30.000 dalam sekali melaut itu semua termasuk untuk bekal makan, rokok, pembelian es, dan untuk pembelian bensin untuk minyak bensin sebagai penggerak sampan. Menurut beliau untuk saat seperti sekarang saja penghasilan beliau hanya pas-pasan untuk makan dan keperluan dapur, belum lagi untuk kelak jika anak-anaknya sudah mulai sekolah, namun meskipun begitu beliau masih bisa-bisakan untuk menabung minimal 2000- 5000 per harinya dimana untuk menabung istri beliau harus pintar-pintar menghemat belanja dapur agar penhasilan sekecil itu bisa disisihkan untuk menabung.

5.1.1.6. Nama : Pak Wasiman