Membina UPJ SMKMAK sebagai Sumberdaya SDM dan Peralatan

Dengan berbagai produk yang dihasilkan oleh siswa, SMKMAK seharusnya dapat mengembangkan UPJ SMKMAK dengan menjual atau memasarkan produk hasil kompetensi siswa. SMKMAK semestinya dapat berproduksi secara lebih intensif dan siswa akan semakin sering berlatih sehingga dapat mempertajam kompetensi sekaligus mengalami dan menikmati langsung hasil dari penjualan produk tersebut. Kenyataan di lapangan, tidak semua SMKMAK dapat melakukan penjualan produk hasil praktik siswa dengan berbagai alasan. Alasan yang sering diungkapkan adalah bahwa hasil produksi siswa belum layak jual, sulitnya memasarkan produk, kekurangan modal, masih terbatasnya peralatan, terlalu banyak saingan dan masih banyak lagi. UPJ SMKMAK saat ini belum dapat membantu mengatasi masalah utama yang berkaitan dengan pemasaran produk hasil praktik siswa. Yang masih banyak terjadi di SMKMAK adalah, produk yang dipasarkan pada UPJ SMKMAK adalah hasil produksi pihak lain misalnya produk yang dihasilkan oleh karyawan UPJ SMKMAK, alumni atau guru. Beberapa UPJ SMKMAK telah melibatkan siswa, namun keterlibatan siswa masih sangat terbatas bahkan hanya sebagai pelengkap, yang hanya sekedar mambantu beroperasinya UPJ SMKMAK. Kondisi UPJ SMKMAK seharusnya dapat dimaksimalkan dengan dukungan manajemen UPJ SMKMAK yang handal Dikmenjur, 2007.

2. Membina UPJ SMKMAK sebagai Sumberdaya SDM dan Peralatan

Investasi termahal di SMKMAK adalah guru, karena komponen guru adalah komponen pendidikan yang selain harus digaji, memerlukan pengembangan terus menerus melalui pendidikan, 93 pelatihan, penyegaran, magang di industri dan jenis pengembangan lainnya agar dapat mendidik dan membelajarkan siswa lebih optimal. Guru yang sudah kompeten masih terus memerlukan pendidikan dan pelatihan untuk memperbaharui pengetahuan dan penguasaan kompetensi sesuai dengan kebutuhan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Komponen mahal yang ke dua yang ada di SMKMAK adalah peralatan. Peralatan selain memerlukan perawatan dan perbaikan juga memerlukan pembaharuan agar praktik yang dilakukan siswa di SMKMAK dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi serta tuntutan dunia usaha dan industri. Peralatan di SMKMAK seringkali menjadi investasi yang sangat mahal akibat rendahnya use-factor. Alat yang harganya mahal hanya dipergunakan dalam waktu dan oleh siswa yang terbatas, karena singkatnya waktu pembelajaran praktik. Seharusnya alat yang ada di SMKMAK dapat dioptimalkan penggunaannya dengan adanya kegiatan-kegiatan penunjang selain pembelajaran reguler Dikmenjur, 2007. Dalam rangka pemberdayaan peralatan, beberapa SMK melakukan aktivitas pemakaian alat untuk kegiatan UPJ SMKMAK. Namun sayangnya beberapa SMKMAK dalam pemberdayaan alat melalui UPJ SMKMAK tersebut lebih banyak melakukannya dengan cara menyewakan peralatan kepada pihak luar untuk berproduksi. Akibatnya, peralatan di UPJ SMKMAK cepat mengalami kerusakan dan hasil perolehan dari persewaan tidak dapat menutupi biaya untuk perawatan, berbaikan maupun pengembangan, sehingga berakibat pada terjadinya bambatan kegiatan praktik. Namun demikian sudah ada beberapa SMKMAK yang telah melakukan optimalisasi pemanfaatan peralatan dengan cara lain, yaitu dengan melaksanakan 94 Career Center, yang berupa kursus-kursus atau pelatihan singkat bagi masyarakat. Sebagian kecil SMKMAK melakukan optimalisasi peralatan dengan melaksanakan kegiatan UPJ SMKMAK yang masih variatif, baik dilihat dari segi pengelolaan, omset, pemasaran, jenis usaha, lingkup kerja, dan kontribusanya terhadap sekolah Dikmenjur, 2007.

3. Membina UPJ SMKMAK sebagai Wadah Penyiapan Tenaga Kerja