119
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei dengan desain atau pendekatan analisis statistik yang bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik, kebiasaan dan konsumsi
pangan terhadap kebugaran atlet sepakbola PSBL melalui pengujian hipotesis.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kota Langsa sebagai tempat PSBL, dengan pertimbangan bahwa konsumsi pangan atlet PSBL belum ada standar makanan yang
baku yang disesuaikan dengan berat badan dan umur atlet, serta komposisi antar zat gizi karbohidrat, protein dan lemak untuk menu harian makan pagi, selingan, siang
serta malam, demikian juga menu selama masa latihan, menjelang pertandingan dan selama masa pertandingan sebagaimana ditetapkan dalam Depkes RI 2002, tentang
gizi atlet sepakbola. Tidak adanya standar baku makanan atlet PSBL menyebabkan menu makanan
yang disajikan belum sesuai dengan kebutuhan atlet, akibat dari tidak sesuainya kebutuhan makanan atlet dengan disajikan di duga sebagai penyebab kebugaran atlet
saat melakukan pertandingan menjadi rendah. Waktu penelitian berlangsung selama 10 bulan terhitung mulai bulan Januari
sampai dengan bulan Desember 2011.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
120
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh atlet PSBL Langsa sebanyak 38 orang atlet. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan mengambil
seluruh populasi sebagai sampel, dengan kriteria atlet yang dijadikan sampel adalah atlet yang sehat sehingga layak diukur tingkat kebugarannya.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari 2 dua jenis, yaitu: a. Data primer yang diperoleh langsung dari responden, meliputi:
a karakteristik responden, b kebiasaan kebiasaan merokok dan minum alkohol c konsumsi pangan energi dan protein dan d kebugaran
b. Data sekunder yang diperoleh dari data yang telah tersedia, meliputi: sejarah berdirinya klub PSBL, struktur organisasi serta data yang
mendukung data primer yaitu tentang sistem pengelolaan makanan.
3.4.2. Cara Pengumpulan Data
a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden berpedoman pada kuesioner daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
dan form recall 24 jam yang merupakan instrumen utama untuk mengetahui tingkat konsumsi energi.
Pengukuran antropometri, yaitu dengan cara menimbang berat badan dan pengukuran tinggi badan terhadap sampel penelitian. Pengukuran
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
121
antropometri ini ditujukan untuk menghitung kebutuhan kalori untuk masing-masing atlet sepakbola.
Daftar check list untuk mengukur kebugaran atlet PSBL menggunakan teknik pengukuran kebugaran Komite Olah Raga Nasional Indonesia
KONI, 2003 yang dilakukan di lapangan PSBL Langsa b. Data sekunder dikumpulkan dengan mengutip dari dokumen PSBL Langsa
dan hasil studi kepustakaan yang relevan.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Bebas
Variabel bebas independent variable dalam penelitian ini adalah karakteristik atlet PSBL Langsa umur, berat badan dan tinggi badan,
kebiasaan merokok dan minum alkohol dan konsumsi pangan energi dan protein.
a. Karakteristik adalah ciri yang dimiliki atau kondisi atlet PSBL Langsa, yang diukur dari: umur, berat badan dan tinggi badan :
1 Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup atlet PSBL Langsa yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat penelitian.
2 Status gizi adalah keadaan yang menggambarkan status gizi atlet sepakbola yang dinilai dengan Indeks Tinggi Badan Umur TBU
kemudian dibandingkan dengan indeks antropometri menurut WHO tahun 2007, dengan kategori Gizi baik dan Tidak baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
122
3 Berat badan adalah angka atau nilai yang menunjukkan bobot badan atau tubuh atlet PSBL Langsa yang di ukur pada saat penelitian
menggunakan timbangan berdiri serta dinotasikan dalam satuan kilogram kg.
4 Tinggi badan adalah angka atau nilai yang menunjukkan tinggi atau tubuh atlet PSBL Langsa yang di ukur pada saat penelitian
menggunakan meteran pengukur tinggi badan microtoise serta dinotasikan dalam satuan centimeter cm.
b. Kebiasaan adalah perilaku yang sering dilakukan atlet PSBL Langsa, yang diukur dari kebiasaan merokok dan minum alkohol dengan definisi sebagai
berikut : 1 Kebiasaan merokok adalah tindakan atlet PSBL Langsa dalam
kehidupan sehari-hari selama menjadi atlet, apakah sering, jarang merokok dan tidak pernah merokok.
2 Kebiasaan minum alkohol adalah tindakan atlet PSBL Langsa dalam kehidupan sehari-hari selama menjadi atlet, apakah sering, jarang atau
tidak pernah minum alkohol. c. Konsumsi pangan yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah jumlah
energi dan protein dari pangan yang dikonsumsi oleh atlet PSBL Langsa. Jumlah energi dan protein dibandingkan dengan kebutuhan sebagai berikut:
1. Energi a. Baik
≥ 4.500 kalori
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
123
b. Tidak Baik 4.500 kalori 2. Protein
a. Baik ≥ 60 g
b. Tidak baik 60 g
3.5.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah kebugaran. Kebugaran adalah kesanggupan dan kemampuan dalam melakukan penyesuaian
terhadap pembebanan fisik yang diberikan tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Indikator kebugaran menggunakan standar Sistem Monitorong Evaluasi
Pelaporan SMEP dalam Komite Olah Raga Nasioal Indonesia KONI, 2003, yaitu : a. Kekuatan otot lengan, bahu, punggung dan tungkai adalah tenaga, gaya atau
tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal.
b. Daya tahan otot perut, lengan dan bahu serta tungkai adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu
beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu. c. Kecepatan adalah suatu kemampuan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain dalam waktu sesingkat mungkin. d. Kelincahan adalah suatu kemampuan untuk merubah arah atau posisi tubuh dengan
cepat dan dimulai dengan gerakan lain. e. Kelenturan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak
sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
124
f. Daya ledak otot tungkai pada kaki adalah tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban
maksimal. g. Daya tahan pernafasan adalah kapasitas sistem jantung, paru dan pembuluh darah
untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
3.6. Metode Pengukuran
Jenis, kategori, range cara ukur dan skala ukur variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Metode Pengukuran Variabel Bebas
No Variabel Kategori
Cara Ukur Skala Ukur
a 1
2 3
4 Karakteristik
Umur Berat Badan
Tinggi Badan Status Gizi
a. nilai median thn b.
≥ nilai median thn a. nilai median kg
b. ≥ nilai median kg
a. nilai median cm b.
≥ nilai median cm a. Baik IMT Normal
b. Tidak baik IMT kurus dan gemuk Kuesioner
Penimbangan Pengukuran
dengan microtoise Indeks :
BB TB m
2
Interval Interval
Interval Ordinal
b 1
2
Kebiasaan
Kebiasaan merokok Kebiasaan minum
alkohol a. Sering 3 kali seminggu
b. Jarang 1-3 kali seminggu c. Tidak pernah
a. Sering 3 kali seminggu b. Jarang 1-3 kali seminggu
c. Tidak pernah Kuesioner
Kuesioner Ordinal
Ordinal
c 1
2 Konsumsi Pangan
Energi Protein
a. ≥ 4.500 Kalori
b. 4.500 Kalori a.
≥ 60 gr b. 60 gr
Food recall 24 jam Ordinal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
125
Metode pengukuran variabel terikat kebugaran dengan melakukan tes kebugaran mengacu seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Terikat Kebugaran
Cara Ukur Indikator
Pengukuran Hasil Ukur yang
Diharapkan
Kategori Skala
Ukur
1.Kekuatan - Kekuatan otot
lengan dan bahu
- Kekuatan otot punggung
- Kekuatan otot
tungkai
2. Daya tahan - Daya tahan
Otot perut - Daya tahan otot
lengan dan bahu
- Daya tahan otot
tungkai
3. Kecepatan
Angka Hand dynamometer
Angka Back dynamometer
Angka Leg dynamometer
Frekuensi sit-ups
Frekuensi push-up
Frekuensi squat jumps
Waktu tempuh lari 50 meter
37 - 51 cm 101-143,5 cm
215 - 283 cm 50 - 80 kali
20 - 38 kali 46 - 88 kali
6,8 - 4,6 detik 0=Kurang 23-29
1=Cukup 30-35 2=Baik
37-43 3=Baik Sekali
44-50 4=Sempurna
51 0=Kurang 59-79.5
1=Cukup 80-100.5 2=Baik
101-122 3=Baik Sekali 122.5-143
4=Sempurna 143.5
0=Kurang 77-145 1=Cukup 146-214
2=Baik 215-282
3=Baik Sekali 283 4=Sempurna
- 0=Kurang 20-29
1=Cukup 30-49 2=Baik
50-69
3=Baik Sekali 70-89 4=Sempurna
90 0=Kurang 4-11
1=Cukup 12-19 2=Baik
20-28
3=Baik Sekali 29-37 4=Sempurna
38 0=Kurang 4-24
1=Cukup 25-45 2=Baik
46-66
3=Baik Sekali 67-87 4=Sempurna
88 0=Kurang 9-8
1=Cukup 7.9-6.9 2=Baik
6.8-5.6
3=Baik Sekali 5.7-4.7 4=Sempurna 4.6
Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal
Ordinal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
126
Tabel 3.2 Lanjutan
4. Kelincahan 5. Kelenturan
6.
Daya ledak otot tungkai
pada kaki
7. . Daya tahan
pernafasan
Waktu tempuh shuttle- run
Angka flexometer
Selisih antara tinggi jangkauan sesudah
melompat dengan tinggi jangkauan
sebelum melompat dalam vertical jumps
.Jumlah maksimum oksigen dalam
milliliter, yang dapat digunakan dalam satu
menit per kilogram berat badan VO
2
maxKg setelah melakukan lari 15
menit 16,6 - 15,5 detik
12 - 24 cm 53 - 70 cm
53 - 59 O
2
kg 0=Kurang 17.7-17.2
1=Cukup 17.1-16.7 2=Baik
16.6-16.1
3=Baik Sekali 16-15.8 4=Sempurna 15.5
0=Kurang 1-5 1=Cukup 6-11
2=Baik
12-17
3=Baik Sekali 18-23 4=Sempurna 24
0=Kurang 38-45 1=Cukup 46-52
2=Baik
53-61
3=Baik Sekali 62-69 4=Sempurna 70
0=Kurang 49 1=Cukup 50-52
2=Baik
53-55
3=Baik Sekali 56-58 4=Sempurna 59
Ordinal Ordinal
Ordinal Ordinal
Tingkat kebugaran ditentukan dari 7 tujuh indikator dan harus memenuhi
seluruh kriteria pengukuran setiap jenis tes seperti pada tabel aspek pengukuran yang mengacu kepada pengukuran kebugaran KONI 2003. Kategori kebugaran
tersebut sebagai berikut: 1. Bugar
: Apabila seluruh kriteria terpenuhi dan kategori pada kategori baik, baik sekali dan sempurna.
2.Tidak Bugar : Apabila salah satu kriteria tidak terpenuhi dan kategori pada kategori cukup dan kurang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
127
3.7. Metode Analisis Data