dan guru memutuskan untuk menambah waktu yang ada sehingga pembelajaran dengan model TGT ini dapat diselesaikan.
B. Analisis Komparasi Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa dalam
Penerapan Model Pembelajaran Kooperataif Tipe TGT
Analisis komparasi dilakukan untuk melihat perkembangan atau peningkatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa pada saat pra
penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan pengamatan dan kuesioner yang diberikan peneliti pada saat pra penelitian dan setelah
penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Sedangkan untuk hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan pre test dan
post test. Berikut merupakan pembahasan hasil analisis komparatif motivasi belajar dan hasil belajar siswa:
1. Motivasi belajar
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Januari-Maret 2012 yang dilakukan di SMA Pangudi Luhur kelas XI IPS 3, berikut
merupakan tabel pengamatan analisis komparatif motivasi belajar siswa dan analisis kuesioner motivasi belajar siswa kelas XI IPS 3 sebelum dan
sesudah penelitian. a
Analisis Komparatif Pengamatan Motivasi Belajar Siswa
Tabel 5.17 Analisis Komparatif Pengamatan Motivasi Siswa
No Indikator Pra
Penelitian Target
Indikator keberhasilan
Deskriptor Siklus I
Siklus II
1 Hasrat dan
keinginan untuk
berhasil 27,03 40,55
43,24 54,05
Siswa mengerjakan
tugas tanpa harus ditunjuk
oleh guru
2 Dorongan
dan kebutuhan
dalam belajar 16,21 24,32
40,54 81,08
Siswa aktif dalam diskusi
dan bertanya
3 Harapan dan
cita-cita masa depan
37,84 56,76 78,38
100 Siswa
mencatat hal- hal yang
penting
4 Penghargaan
dalam belajar 13,51 20,27
67,57 78,38
Siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan
oleh guru
5 Kegiatan
yang menarik dalam belajar
21,62 32,43 81,08
100 Siswa
mendengarkan penjelasan
guru
6 Lingkungan
belajar yang kondusif
21,62 32,43 81,08
100 Siswa
mendengarkan penjelasan
guru
Tabel 5.17 menunjukkan hasil analisis komparatif pengamatan motivasi belajar siswa. Dari tabel di atas terlihat bahwa motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan dari setiap siklus dan melebihi target yang telah ditentukan. Pada indikator adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil,
siswa yang mengerjakan tugas tanpa harus ditunjuk oleh guru mengalami peningkatan sebesar 16,21 dari pra penelitian ke siklus I
dan 10,81 dari siklus I ke siklus II. Indikator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, siswa yang aktif dalam diskusi dan bertanya
mengalami peningkatan sebesar 24,33 dari pra penelitian ke siklus I dan 10,81 dari siklus I ke siklus II. Indikator adanya harapan dan cita-
cita masa depan, siswa yang mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru mengalami peningkatan sebesar 40,54 dari pra penelitian ke
siklus I dan 21,62 dari siklus I ke siklus II. Indikator adanya penghargaan dalam belajar, siswa yang menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru pada kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 54,06 dari pra penelitian ke siklus I dan 10,81
dari siklus I ke siklus II. Indikator adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan lingkungan belajar yang kondusif, jumlah siswa yang
mendengarkan penjelasan guru mengalami peningkatan sebesar 59,46 dari pra penelitian ke siklus I dan 18,92 dari siklus I ke siklus II.
Dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan peneliti terhadap motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari pra penelitian, siklus I, dan
siklus II. b
Analisis Komparatif Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan instrumen penelitian yang dipakai berupa kuesioner, maka
hasil komparatif skor kuesioner motivasi belajar siswa pra penelitian lampiran 12a halaman 194, siklus I lampiran 13a halaman 205 dan
siklus II lampiran 13b halaman 218:
Tabel 5.18 Analisis Komparatif Kuesioner Motivasi Belajar
No Indikator Presentase
ketercapaian Pra
Penelitian Siklus I
Siklus II
1 Adanya hasrat dan keinginan
untuk berhasil 0,75 0,84
0,86 2
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
0,78 0,85 0,87
3 Adanya harapan dan cita-cita
masa depan 0,65 0,76
0,82 4
Adanya penghargaan dalam belajar
0,63 0,69 0,79
5 Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar 0,77 0,89
0,92 6
Adanya lingkungan belajar yang kondusif
0,65 0,76 0,79
Tabel 5.18 menunjukkan hasil komparasi kuesioner motivasi belajar siswa pra penelitian, siklus I, dan siklus II. Pada tabel di atas terlihat
bahwa dari hasil kuesioner setiap siklus motivasi belajar mengalami peningkatan. Pada indikator adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
mengalami peningkatan sebesar 0,09 dari pra penelitian ke siklus I dan 0,02 dari siklus I ke siklus II. Indikator adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar mengalami peningkatan sebesar 0,07 dari pra penelitian ke siklus I dan 0,02 dari siklus I ke siklus II. Indikator adanya harapan
dan cita-cita masa depan mengalami peningkatan sebesar 0,11 dari pra penelitian ke siklus I dan 0,06 dari siklus I ke siklus II. Indikator adanya
penghargaan dalam belajar, mengalami peningkatan sebesar 0,06 dari pra penelitian ke siklus I dan 0,10 dari siklus I ke siklus II. Indikator
adanya kegiatan yang menarik dalam belajar dan lingkungan belajar
yang kondusif mengalami peningkatan sebesar 0,12 dari pra penelitian ke siklus I dan 0,03 dari siklus I ke siklus II. Dapat disimpulkan bahwa
hasil kuesioner motivasi belajar mengalami peningkatan mulai dari setiap siklus setelah model pembelajaran kooperatif tipe TGT
diterapakan. Dari hasil analisis komparatif pengamatan motivasi belajar dan analisis
kuesioner motivasi belajar dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Hasil belajar