Seksi Pemasaran 1.Pemimpin Seksi Pemasaran
terhadap indikator penilaian kinerja yang masih pada tingkat rata-rata yaitu indikator kinerja lagging 3 yang merupakan koordinasi kerja dengan unit kerja di
kantor cabang pembantu dan indikator kinerja kehadiran dalam Rapat Kelompok Pemutus Kredit. Sebaiknya pelaksana pemasaran Azhari Burhan lebih
meningkatkan kerjasama tim dan keaktifan dalam : 1.
Mengadakan dan menjadwalkan pertemuan secara periodik dengan unit kerja Kantor Cabang Induk baik secara formal maupun informal dalam hal laporan
dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pemasaran produk bank. 2.
Menjadwalkan pertemuan dengan debitur dalam Kelompok Pemutus Kredit guna memberikan pendapat dan masukan atas permohonan kredit yang
diajukannya.
Pada jabatan 3 pelaksana pemasaran lainnya memiliki hasil kerja dengan kriteria Average Rata-rata, hal ini sebaiknya menjadi bahan evaluasi terhadap
pelaksanaan program seksi pemasaran kedepannya. Adapun pembahasan terhadap ketiga pelaksana tersebut adalah sebagai berikut :
Pencapaian kinerja pelaksana pemasaran Tor Maratu Tobing adalah kriteria Average Rata-rata. Hal ini disebabkan oleh gap rata-rata antar indikator
kinerja lagging dengan indikator kinerja leading memiliki nilai yang besar dan tidak seimbang yaitu 28 untuk gap rata-rata indikator kinerja lagging dan 30
untuk gap rata-rata antar indikator kinerja leading dengan hasil penilaian kinerja pada umumnya masih berada pada performansi rata-rata, yaitu pada indikator
lagging 1 yang tertuang pada laporan data calon debitur, indikator lagging 2 yang
tertuang pada fekuensi kunjungan ke usaha proyek yang telah dibiayai dan indikator lagging 4 yang tertuang pada laporan opersional seksi pemasaran.
Adapun peningkatan kinerja untuk kedepannya dapat dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Pemeriksaan secara lebih detail dan rinci data calon debitur melalui sistem
informasi debitur dan kerjasama antar pelaksana pemasaran lainnya dalam hal verifikasi informasi.
2. Pembagian tugas dan kerjasama berdasarkan jenis proyek dalam melakukan
kunjungan secara periodik dan terjadawal ke lokasi usaha proyek yang telah dibiayai dalam rangka pengawasan atau kredit yang diberikan.
3. Laporan secara berkala dan kontinu kepada pemimpin seksi pemasaran terkait
operasional Seksi Pemasaran.
Pencapaian kinerja pelaksana pemasaran Dedi Swandi dan Uswatun Hasanah juga dengan kriteria Average Rata-rata. Hal ini disebabkan oleh gap
rata-rata antar indikator kinerja lagging dengan indikator kinerja leading memiliki nilai yang besar yaitu 40 untuk gap rata-rata indikator kinerja lagging dan 40
untuk gap rata-rata antar indikator kinerja leading, hal ini disebabkan oleh penilaian kinerja masih berada pada performansi rata-rata dan buruk untuk
beberapa indikator. Meskipun kinerja kedua pelaksana seimbang antara usaha dan pencapaian target, namun masih perlu dilakukan tindakan dalam peningkatan
kinerja untuk kedepannya yaitu pada indikator lagging 1 yang tertuang pada laporan data calon debitur, indikator lagging 2 yang tertuang pada fekuensi
kunjungan ke usaha proyek yang telah dibiayai dan indikator lagging 5 yang merupakan kehadiran dalam Rapat Kelompok Pemutus Kredit. Adapun
peningkatan kinerja untuk kedepannya dapat dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut :
1. Pemeriksaan secara lebih detail dan rinci data calon debitur melalui sistem
informasi debitur dan kerjasama antar pelaksana pemasaran lainnya dalam hal verifikasi informasi.
2. Pembagian tugas dan kerjasama berdasarkan jenis proyek dalam melakukan
kunjungan secara periodik dan terjadawal ke lokasi usaha proyek yang telah dibiayai dalam rangka pengawasan atau kredit yang diberikan.
3. Menjadwalkan pertemuan dengan debitur dalam Kelompok Pemutus Kredit
guna memberikan pendapat dan masukan atas permohonan kredit yang diajukannya.
6.1.2.3.Pelaksana Pemasaran KMSS II
Pada jabatan pelaksana pemasaran KMSS II memiliki hasil kerja dengan kriteria Good Baik. Pencapaian kinerja ini dipengaruhi oleh gap rata-rata antar
indikator kinerja lagging adalah 35 dan gap rata-rata antar indikator kinerja leading adalah 16.67. Hal ini menujukkan bahwa kesenjangan yang cukup
ekstrim antara usaha dan pencapaian target dimana pencapaian target memiliki gap yang sangat besar. Dengan kata lain, target pada pekerjaan ini cukup tinggi
karena berhubungan langsung dengan kreditur yang merupakan salah satu produk bank yang sangat potensial yaitu pelayanan kredit. Adapun usaha dalam perbaikan
guna peningkatan kinerja Pelaksana Pemasaran KMSS II berfokus pada indikator lagging 1 yang tertuang pada laporan taksasi agunan, indikator lagging 2 yang
tertuang pada pengurusan Surat Perintah Kerja SPK dan indikator lagging 3 yang tertuang pada kegaitan kunjungan debitur yang menunggak. Adapun usaha
dalam peningkatan prestasi kerja Pelaksana Pemasaran KMSS II untuk kedepannya adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pemeriksaan kelengkapan dan informasi yang akurat guna
mendukung laporan taksasi barang agunan. 2.
Peningkatan kerja sama dengan pihak ketiga dengan selalu berkomunikasi dan mengadakan pertemuan dan diskusi dalam hal pengurusan Surat Perintah
Kerja SPK dan pelaporan kepada pihak Bank. 3.
Komunikasi yang harmonis dan kontinu dengan debitur dalam hal pembayaran kredit yang harus dibayarkan dengan selalu mengontrol jalannya
pembayaran agar tidak melampaui tanggal jatuh tempo.
6.1.3. Seksi Operasional 6.1.3.1.Pemimpin Seksi Operasional
Pencapaian kinerja Pemimpin Seksi Operasional yaitu kriteria Average Rata-rata. Hal ini disebabkan oleh gap rata-rata antar indikator kinerja lagging
dengan indikator kinerja leading memiliki nilai yang besar yaitu 40 untuk gap rata-rata indikator kinerja lagging dan 40 untuk gap rata-rata antar indikator
kinerja leading. Hal ini disebabkan oleh penilaian kinerja masih berada pada performansi rata-rata pada hampir seluruh indikator. Meskipun kinerja pemimpin
seksi operasional seimbang antara usaha dan pencapaian target, namun masih perlu dilakukan tindakan dalam peningkatan kinerja untuk kedepannya. Adapun
tindakan perbaikan dan peningkatan kinerja pemimpin seksi operasional untuk kedepannya berdasarkan indikator penilaian adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan kepatuhan pegawai dan sosialisasi pelaksanaan Standar
Opersional Prosedur SOP di lingkungan seksi operasional. 2.
Mengadakan sosialisasi dan upgrading dari pelaksanaan Good Corporate Governance CGC terhadap karyawan seksi operasional dalam pelaksanaan
fungsi Bank dalam mencapai target yang telah ditetapkan. 3.
Mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan standar pelayanan Bank Sumut Oleh pegawai di lingkungan seksi operasional setiap hari terhadap semua
pelaksana baik secara formal maupun informal. 4.
Pengawasan penggunaan teknologi informasi oleh para pengawai di lingkungan seksi operasional guna menghindari penyalahgunaan diluar
kepentingan kegiatan perbankan. 5.
Koordinasi dan kerjasama tim terutama dengan pelaksana di seksi operasional dalam penyusunan program kerja Seksi Operasional sehubungan dengan
upaya pencapaia target rencana kerja melalui pengadaan pertemuan dan forum diskusi antar karyawan seksi operasional.
6. Komunikasi dan kerjasama secara intern dengan pemimpin seksi lainnya
terkait hasil temuan atau rekomendasi dari Kontrol Intern Satuan Pemeriksaan Internal SPI Pemeriksaan Eksternal.
7. Pemeriksaan secara rutin dan kontinu terhadap kebenaran, kelengkapan dan
pencatatan dokumen transaksi pengiriman uang, pembebanan biaya dan test key yang bekerja sama dengan pelaksana verifikasi dan administrasi kredit.
8. Peningakatan koordinasi dengan pelaksana di seksi operasional dalam
pemeriksaan Nota Selesih Rekonsilasi dan menyelesaikan transaksi yang belum dibukukan.
9. Monitoring terhadap pengiriman surat melalui tromol pos maupun pengantar
surat terkait kegiatan operasional Bank.
6.1.3.2.Pelaksana Transfer Kliring
Pelaksanan transfer kliring dilakukan oleh 2 orang karyawan dimana prestasi kerja yang diperoleh masing-masing karyawan berbeda satu sama lain
dengan analisis dan pembahasan sebagai berikut : Pencapaian yang diperoleh oleh pelaksanan transfer kliring Nilzam berada
pada kriteria Average Rata-rata. Hal ini disebabkan oleh gap rata-rata antar indikator kinerja lagging dengan indikator kinerja leading memiliki nilai yang
besar yaitu 40 untuk gap rata-rata indikator kinerja lagging dan 40 untuk gap rata-rata antar indikator kinerja leading. Hal ini disebabkan oleh penilaian kinerja
masih berada pada performansi rata-rata pada seluruh indikator. Meskipun kinerja pelaksana seimbang antara usaha dan pencapaian target, namun masih perlu
dilakukan tindakan dalam peningkatan kinerja untuk kedepannya. Pencapaian yang diperoleh oleh pelaksanan transfer kliring Kartika
berada pada kriteria Good Baik dengan gap rata-rata antar indikator kinerja