Jensen dan Meckling 1976 mengemukakan teori keagenan yang menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan pemegang saham seringkali
bertentangan, sehingga bisa terjadi konflik diantara keduanya. Hal tersebut disebabkan manager mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang
saham tidak menyukai kepentingan pribadi manager tersebut, karena pengeluaran tersebut menambah
cost perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham
menginginkan agar cost tersebut dibiayai oleh utang, tetapi manager tidak
menyukai dengan alasan bahwa utang mengandung resiko yang tinggi. Konflik kepentingan antara manager dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan
suatu mekanisme pengawasan monitoring yang dapat mensejajarkan
kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan ini menyebabkan timbulnya suatu
cost yang disebut agency cost.
2.1.2 Kebijakan Dividen
Ang 1997 menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan
retained earnings yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada
para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang diambil dari
Earnings After Tax EAT dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh persen dari modal yang ditempatkan. Modal yang
ditempatkan adalah modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum disetor sehubungan dengan penerbitan saham baru. Keputusan mengenai
Universita Sumatera Utara
jumlah laba yang ditahan dan dividen yang dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
Sehubungan dengan kebijakan dividen, Brigham Houston 2006
menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu: 1.
Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan
maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Miller dan Modigliani M-M yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh
besar kecilnya Dividend Payout Ratio DPR tetapi ditentukan oleh laba bersih
sebelum pajak Earnings Before Income Tax - EBIT dan risiko bisnis.
Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.
2. Bird-in the-hand theory, sependapat dengan Gordon dan Lintner yang
menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika Dividend Payout Ratio
DPR rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen dari pada
capital gains. 3.
Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan
capital gains maka para investor lebih menyukai c
apital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.
Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dengan periode
mendatang. Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan ada
Universita Sumatera Utara
perusahaan yang sudah merencanakan dengan menetapkan target Dividend
Payout Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak. Untuk dapat membayar dividen dapat dibuat suatu rencana
pembayaran dividen sebagai berikut : 1. Perusahaan mempunyai target
Dividend Payout Ratio jangka panjang 2. Manager memfokuskan pada tingkat perubahan dividen dari pada tingkat
absolut 3. Perubahan dividen yang meningkat dalam jangka panjang, untuk menjaga
penghasilan. Perubahan
penghasilan yang
sementara tidak
untuk mempengaruhi
Dividend Payout Ratio. 4. Manager bebas membuat perubahan dividen untuk keperluan cadangan.
Penentuan besarnya Dividend Payout Ratio akan menentukan besar
kecilnya laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan dengan biaya murah.
2.1.3. Cash Dividend