Nilai korelasi negatif dan signifikan menunjukkan dukungan terhadap hipotesis penelitian model Kurnia 2010. Persamaan analisis residual, sebagai berikut :
M = a + b1X
1
+ b2 X
2
+ b3 X
3
+ e .......... a |e| = a + b4Y + e ..........b
Dimana : M
: Moderating Likuiditas a
: Konstanta b1,b2,b3
: Koefisien Regresi X
1
: Profitabilitas X
2
: Free Cash Flow
X
3
: Investment Opportunity Set
Y :
Cash Dividend |e|
: Absolut Residual
e : Error Term
4.6.3. Model Uji Hipotesis
Ghozali 2005 membuktikan hipotesis dengan menggunakan alat uji sebagai berikut :
1. Uji Koefisien Determinasi R
2
, dilakuakn setelah uji regresi liniear berganda
dianalisis perlu juga dianalisi besarnya koefisien regresi R
2
keseluruhan. R
2
mendekati 1 satu maka semakin baik kesesuaiannya. Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk melihat kekuatan variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas. Ghozali, 2006
2. Uji F, dengan maksud menguji apakah secara simultan variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 = 5.
Universita Sumatera Utara
Urutan uji F : a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif
H
o
:
1
=
2
= 0 H
a
:
1
2
0 b. Menghitung F
– hitung dengan menggunakan rumus yaitu :
1 1
2
k n
R k
R Adjusted
F
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai F
hitung
yang dibandingkan dengan F
tabel
tingkat resiko level of significant dalam hal ini 0,05 dan degress of
freedom = n – k – 1
c. Kriteria Pengujian : Dimana : F
hitung
F
tabel
= H
a
diterima F
hitung
F
tabel
= H
a
ditolak 3. Uji
– t statistika, untuk menguji secara parsial antara variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95
= 5. Uji ini dilakukan sekaligus untuk melihat koefisien regresi secara individual variabel penelitian. Koefisien
regresi yang paling tinggi merupakan koefisien dominan yang mempengaruhi
variabel terikat penelitian.
Universita Sumatera Utara
Urutan Uji – t :
a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif H
o
:
1
=
2
= 0 H
a
:
1
2
0 Menghitung t
– hitung dengan menggunakan rumus :
i i
hitung
sb b
t
Dimana : b
i
= Koefisien regresi masing masing variabel sb
i
= Standar eror masing masing variabel Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian
dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95 . b. Kriteria pengujian
t
hitung
t
tabel
= H
a
diterima t
hitung
t
tabel
= H
a
ditolak
Universita Sumatera Utara
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Profitabilitas,
Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2008 – 2011.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Cash Dividend, variabel
independen yang digunakan adalah Profitabilitas, Free Cash Flow, Investment
Opportunity Set, dan variabel moderating yang digunakan adalah Likuiditas. Analisis statistik deskriptif masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian terdapat pada tabel 5.1 sebagai berikut :
Tabel 5.1 Statistik Deskriptif
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
PRO_X1 128
-,01 1,10
,1504 ,12996
FCF_X2 96
17,94 30,00
25,8151 2,09658
IOS_X3 128
,06 38,97
2,8562 5,20545
LIKUI_M 128
,00 11,74
3,1014 2,16136
CD_Y 128
2,00 10500,00 741,6848 1951,66031
Valid N listwise
96 Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan hasil statistik deskriptif yang ditampilkan di Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa data yang akan digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi
Universita Sumatera Utara
dengan kisaran yang lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian ini mungkin tidak berdistribusi normal.
Tabel 5.1 menunjukkan nilai minimum Profitabilitas dalam kurun waktu 2008
–2011 yaitu sebesar -0,01. Profitabilitas terendah dimiliki oleh emiten PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. TPIA pada tahun 2008. Tingkat Profitabilitas
maksimum sebesar 1,10 yang ditunjukkan oleh emiten PT. Mayora Indah Tbk. MYOR pada tahun 2009. Kondisi ini menunjukkan bahwa profitabilitas pada
perusahaan sampel mengalami sedikit fluktuasi. Nilai Rata-rata profitabilitas menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel dalam menghasilkan laba
dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi adalah sebesar 0,1504 15,04 dengan standar deviasi sebesar 0,12996.
Selanjutnya Free Cash Flow menunjukkan jumlah N populasi sebanyak 96
hal ini disebabkan setelah terjadi proses log natural nilai data yang memiliki angka negatif akan memiliki nilai 0 null. Nilai minimum
Free Cash Flow dalam kurun waktu 2008
–2011 yaitu sebesar 17,94. Free Cash Flow terendah dimiliki oleh emiten PT. Astra International Tbk. ASII pada tahun 2008. Tingkat
Free Cash Flow maksimum sebesar 30,00 yang ditunjukkan oleh emiten PT. HM.
Sampoerna Tbk. HMSP pada tahun 2011. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi
Free Cash Flow pada perusahaan sampel berfluktuasi. Nilai rata rata Free Cash Flow menunjukkan bahwa rata-rata arus kas yang benar-benar tersedia
untuk didistribusikan pada seluruh investor pemegang saham dan pemilik utang pada perusahaan sampel adalah sebesar 25,8151 2581,51 dengan standar
deviasiasi sebesar 2,09658.
Universita Sumatera Utara
Untuk variabel Investment Opportunity Set nilai minimum dalam kurun
waktu 2008 –2011 yaitu sebesar 0,06. Investment Opportunity Set terendah
dimiliki oleh emiten PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF pada tahun 2008. Tingkat Investment Opportunity Set maksimum sebesar 38,97 yang ditunjukkan oleh
emiten PT. Unilever Indonesia Tbk. UNVR pada tahun 2011. Rata-rata dari Investment Opportunity Set adalah 2,8562 dengan memiliki standar deviasi
sebesar 5,20545. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi Investment Opportunity
Set pada perusahaan sampel sangat berfluktuasi, hal ini berarti bahwa perusahaan sampel melakukan penambahan modal saham yang digunakan sebagai tambahan
investasi ekuitas perusahaan di masa yang akan datang. Nilai minimum Likuiditas
dalam kurun waktu 2008 –2011 yaitu sebesar
0,00. Likuiditas terendah dimiliki oleh emiten PT. Kalbe Farma Tbk. KLBF
pada tahun 2008. Tingkat Likuiditas maksimum sebesar 11,74 yang ditunjukkan
oleh emiten PT. Mandom Indonesia Tbk. TCID pada tahun 2011. Rata-rata dari Likuiditas adalah 3,1014 dengan memiliki standar deviasi sebesar 2,16136.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi Likuiditas pada perusahaan sampel sangat berfluktuasi, rata-rata jarak antara perusahaan yang
fixed assets dengan current liability tinggi dan positif cukup jauh dengan jarak antara perusahaan fixed
assets dengan current liability negatif dan sangat rendah. Akhirnya nilai rata rata dari
Cash Dividend yang menunjukkan proporsi jumlah deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam kurun waktu
2008 – 2011 yaitu sebesar 741,6848, sedangkan nilai standar deviasi sebesar
1951,66031. Nilai minimum Cash Dividend dalam kurun waktu 2008
–2011 yaitu
Universita Sumatera Utara
sebesar 2,00. Cash Dividend terendah dimiliki oleh emiten PT. Budi Acid Jaya
Tbk. BUDI dan PT. Ekadharma International Tbk. EKAD pada tahun 2008. Tingkat
Cash Dividend maksimum sebesar 10.500 yang ditunjukkan oleh emiten PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA pada tahun 2011.
5.2. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Sebelum Transformasi
Pengujian terhadap ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda.
5.2.1. Uji Normalitas Sebelum Transformasi
Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui analisis grafik seperti gambar 5.1
Gambar 5.1 Normal P – Plot Sebelum Transformasi
Sumber : Lampiran 4 Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen dan
independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik dan layak adalah model yang memiliki distribusi
Universita Sumatera Utara
normal. Berdasarkan gambar 5.1 terlihat titik-titik menyebar jauh dari titik diagonal sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
Pola distribusi tidak normal dapat dilihat juga dengan grafik histogram pada gambar 5.2 yang memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara
tidak merata baik ke kiri maupun ke kanan.
Gambar 5.3 Grafik Histogram Sebelum Transformasi
Sumber : Lampiran 4 Selain itu, pengujian normalitas juga dapat dilihat secara statistik dengan uji
statistik Kolmogorov Smirnov, yang merupakan pengujian yang paling valid atas
normalitas. Pengujian terhadap nilai Unstandardized Residual yang dihasilkan
dari seluruh variabel dengan hasil yang terlihat pada uji Kolmogorov Smirnov di
Tabel 5.2 berikut:
Universita Sumatera Utara
Tabel 5.2 Hasil Uji One
– Sample Kolmogorov Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2002,89408306
Most Extreme Differences
Absolute ,309
Positive ,309
Negative -,264
Kolmogorov-Smirnov Z 3,028
Asymp. Sig. 2-tailed ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Lampiran 4 Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan signifikan 0,000 nilai tersebut dibawah 0,05 yang berarti nilai residual
terstandarisasi dinyatakan tidak terdistribusi secara normal.
5.2.2. Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi
Pengujian Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi Multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan nilai
Variance Inflation Factor VIF 10 dan nilai tolerance 0,10 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas
lainnya Ghozali 2005. Berdasarkan tabel 5.3 terlihat nilai VIF untuk variabel Profitabilitas,
Free Cash Flow, Investment Opportunity Set lebih kecil dari 10. Sedangkan nilai
tolerance-nya lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak
Universita Sumatera Utara
ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi
Model Collinearity Statistics
Keterangan Tolerance
VIF 1 Constant
PRO_X1 ,785
1,274 Tidak Terjadi Multikolinearitas FCF_X2
,781 1,280 Tidak Terjadi Multikolinearitas
IOS_X3 ,679
1,473 Tidak Terjadi Multikolinearitas a. Dependen Variabel CD_Y
Sumber : Lampiran 5
5.2.3. Uji Autokolerasi Sebelum Transformasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
penganggu pada periode t -1 sebelumnya. Jika terjadi kolerasi, maka dinamakan ada masalah autokolerasi Ghozali, 2005. Pendeteksi masalah autokolerasi
dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Hasil Uji Autokolerasi Sebelum Transformasi Model Summary
b
Model Change Statistics
Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,128
4,519 3 92
,005 1,728
a. Predictors: Constant, IOS_X3, PRO_X1, FCF_X2 b. Dependen Variable: CD_Y
Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson sebesar 1,754 sedangkan bila dilihat dari DW untuk tiga variabel bebas k = 3 dan banyak data
adalah 96 hal ini disebabkan karena terjadinya proses Ln nilai sehingga nilai data
Universita Sumatera Utara
yang memiliki angka negatif akan memiliki nilai 0 null, untuk level signifikansi = 0,05 diperoleh dl = 1,6039 dan du = 1,7326 sehingga nilai 4
– du = 4 – 1,7326 = 2,2674. DW lebih kecil dari du 1,7326 1,754 sehingga tidak ada kesimpulan .
5.2.4. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu menyempit pada grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residual SRESID.
Dari gambar 5.3 berikut terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi tidak layak dipakai untuk memprediksi harga saham berdasarkan variabel
Profitabilitas , Free Cash Flow, dan Investment Opportuniy Set.
Gambar 5.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi
Sumber : Lampiran 7
Universita Sumatera Utara
Selain dari membaca pola penyebaran scatterplot pada gambar 5.3,
analisis terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membaca tabel koefisien
spearman pada tabel 5.5.
Tabel 5.5 Uji Koefisien Korelasi Spearman Sebelum Transformasi
PRO_X1 FCF_X2 IOS_X3 Unstandardized
Residual
Spearmans rho
PRO_X1 Correlation
Coefficient 1,000
,477 ,595
,017 Sig. 2-tailed
. ,000
,000 ,866
N 128
96 128
96 FCF_X2
Correlation Coefficient
,477 1,000
,483 ,239
Sig. 2-tailed ,000 .
,000 ,019
N 96
96 96
96 IOS_X3
Correlation Coefficient
,595 ,483
1,000 ,085
Sig. 2-tailed ,000
,000 . ,413
N 128
96 128
96 Unstandardized
Residual Correlation
Coefficient ,017
,239 ,085
1,000 Sig. 2-tailed
,866 ,019
,413 . N
96 96
96 96
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
Sumber : Lampiran 7 Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa nilai kolerasi ketiga variabel independen
dengan Unstandardized Residual yakni lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model, dan hal ini sejalan dengan uji grafik
Scatterplots.
Universita Sumatera Utara
5.3. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Setelah Transformasi
Setelah ditemukan masalah pada uji asumsi klasik sebelumnya, peneliti melakukan transformasi data dengan menggunakan
Log Logaritma sehingga dapat menyelesaikan masalah normalitas serta heteroskedastisitas serta dapat
memenuhi syarat pengujian asumsi klasik. Hasil uji asumsi klasik setelah transformasi dilakukan adalah sebagai berikut :
5.3.1. Uji Normalitas Hipotesis Pertama Setelah Transformasi
a. Analisis Grafik Setelah dilakukan transformasi data maka data tersebut berdistribusi
normal hal ini dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar 5.4:
Gambar 5.4 Normal P-Plot Setelah Transformasi
Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan gambar 5.4 menunjukkan titik-titik tidak menyebar jauh dari
titik diagonal sehingga model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas.
Universita Sumatera Utara
Pola distribusi normal dapat dilihat juga dengan dari grafik histogram pada gambar 5.5 yang memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara
merata baik ke kiri maupun ke kanan
Gambar 5.5. Grafik Histogram Setelah Transformasi
Sumber : Lampiran 8 b. Uji Statistik
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Untuk itu dilakukan uji
one Sample Kolmogorov Smirnov Test. Adapun hasil pengujian terdapat pada tabel
berikut :
Tabel 5.6. Hasil Uji One
– Sample Kolmogorov Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 96
Normal Parameters
a,b
,0000000 ,0000000
,78386311 ,78396081
Most Extreme Differences ,044
,044 ,038
,036 -,044
-,044 Kolmogorov-Smirnov Z
,432 Asymp. Sig. 2-tailed
,992 Sumber : Lampiran 8
Universita Sumatera Utara
Dari hasil uji normalitas residual pada Tabel 5.6 dengan uji statistik non parametrik
Kolmogorov Smirnov K-S dengan nilai hasil sebesar 0,432 dan signifikansinya pada 0,992 dan nilainya jauh di atas
= 0,05. Dalam hal ini Ho ditolak yang berarti data residual berdistribusi normal.
5.3.2. Uji Multikolinearitas Hipotesis Pertama Setelah Transformasi
Setelah diadakan transformasi, diperoleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10, dan nilai korelasi yang lebih besar dari 0,1. Multikolinearitas terjadi apabila
nilai tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen.
Hasil pengujian terlihat pada tabel 5.7 sebagai berikut :
Tabel 5.7 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi
Model Collinearity Statistics
Keterangan Tolerance
VIF 1 Constant
LOG_PRO_X1 ,631
1,585 Tidak Terjadi Multikolinearitas LOG_ FCF_X2
,715 1,398 Tidak Terjadi Multikolinearitas
LOG_IOS_X3 ,588
1,701 Tidak Terjadi Multikolinearitas a. Dependen Variabel : log_CD_Y
Sumber : Lampiran 9
Universita Sumatera Utara
5.3.3. Uji Autokolerasi Hipotesis Pertama Setelah Transformasi Tabel 5.8 Autokolerasi
Setelah Transformasi
Model Change Statistics
Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,237
9,523 3 92
,000 1,996
a. Predictors: Constant, LOG_IOS_X3, LOG_FCF_X2, LOG_PRO_X1
b. Dependen Variable: LOG_CD_Y
Sumber : Lampiran 10 Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar
1,996 sedangkan bila dilihat dari Tabel DW untuk 3 tiga variabel bebas k = 3 banyak data adalah 96, untuk level signifikan = 0,05 diperoleh dl =1,6039 dan
du = 1,7326 sehingga nilai 4 – du = 4 – 1,7326 = 2,2674. Maka akan tampak
bahwa du DW 4-du atau 1,7326 1,996 2,2674 yang berarti tidak terjadi autokolerasi baik positif maupun negatif.
5.3.4. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama Setelah Transformasi
Dari gambar 5.6 berikut terlihat bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu Y sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Universita Sumatera Utara
Gambar 5.6 Scatterplott Heteroskedastisitas setelah Transformasi
Sumber : Lampiran 11
Selain membaca pola penyebaran Scatterplot, analisa terhadap heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan membaca tabel koefisien korelasi pada tabel 5.9
Tabel 5.9 Uji Koefisien Spearman Setelah Transformasi
log_PRO_X1 log_FCF_X2 log_IOS_X3 Unstandardized
Residual Spearmans
rho log_PRO_X1
Correlation Coefficient
1,000 ,477
,595 ,056
Sig. 2-tailed . ,000
,000 ,586
N 124
96 124
96 log_FCF_X2
Correlation Coefficient
,477 1,000
,483 ,029
Sig. 2-tailed ,000 .
,000 ,779
N 96
96 96
96 log_IOS_X3
Correlation Coefficient
,595 ,483
1,000 -,018
Sig. 2-tailed ,000
,000 . ,863
N 124
96 128
96 Unstandardized
Residual Correlation
Coefficient ,056
,029 -,018
1,000 Sig. 2-tailed
,586 ,779
,863 . N
96 96
96 96
Sumber : Lampiran 11 Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa nilai korelasi keempat variabel
independen dengan Unstandarized Residual memiliki nilai signifikan. Karena
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
Universita Sumatera Utara
5.4. Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua 5.4.1. Uji Normalitas Hipotesis Kedua
Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari analisis grafik yang terlihat pada gambar 5.7 dibawah ini :
Gambar 5.7 Normal P-Plot Hipotesis Kedua
Sumber : Lampiran 15
Berdasarkan gambar 5.7 menunjukkan titik-titik tidak menyebar jauh dari titik diagonal sehingga model regresi sudah memenuhi asumsi normalitas.
Pola distribusi normal dapat dilihat juga dengan dari grafik histogram pada gambar 5.8 yang memberikan pola distribusi normal dengan penyebaran secara
merata baik ke kiri maupun ke kanan
Universita Sumatera Utara
Gambar 5.8 Histogram Hipotesis Kedua
Sumber : Lampiran 15
Tabel 5.10 Hasil Uji One
– Sample Kolmogorov Smirnov Hipotesis Kedua
Unstandardized Residual
N 95
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,26279009
Most Extreme Differences Absolute
,068 Positive
,067 Negative
-,068 Kolmogorov-Smirnov Z
,666 Asymp. Sig. 2-tailed
,766 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Lampiran 15 Uji normalitas residual pada tabel 5.10 dengan uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov K-S memperoleh hasil sebesar 0,666 dan signifikansinya pada 0,766 dan nilainya jauh diatas
= 0,05. Dalam hal ini berarti data residual berdistribusi normal.
Universita Sumatera Utara
5.4.2. Uji Multikolinearitas Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil pengujian tabel 5.11 terlihat nilai tolerance seluruh
variabel independen dan moderating lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hasil penelitian ini menunjukkan seluruh variabel terbebas dari gejala
Multikolinearitas.
Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Kedua
Model Collinearity Statistics
Keterangan Tolerance
VIF 1 Constant
log_PRO_X1 ,604
1,655 Tidak terjadi Multikolinearitas log_FCF_X2
,681 1,469 Tidak terjadi Multikolinearitas
log_IOS_X3 ,524
1,907 Tidak terjadi Multikolinearitas a. Dependen Variable: log_LIKUI_X4
Sumber : Lampiran 16
5.4.3. Uji Autokolerasi Hipotesis Kedua Tabel 5.12 Hasil Uji Autokolerasi Hipotesis Kedua
Model Change Statistics
Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,214
8,282 3 91
,000 2,136
a. Predictors: Constant, log_IOS_X3, log_FCF_X2, log_PRO_X1 b. Dependen Variable: log_LIKUI_M
Sumber : Lampiran 17 Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,136
dengan 3 tiga variabel bebas dan N sebanyak 95 maka nilai dl adalah sebesar 1,6015 dan du adalah sebesar 1,7316. Maka akan tampak bahwa du DW 4-
du atau 1,7316 2,136 2,2684 berarti tidak terjadi autokolerasi baik secara positif maupun secara negatif.
Universita Sumatera Utara
5.4.4. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat gambar 5.9 yang menunjukkan titik-titik menyebar tidak terpusat pada sekitar angka 0 dan sumbu
Y yang menunjukkan tidak terjadinya gejala heteroskedastisitas.
Gambar : 5.9 Scatterplot Hipotesis Kedua
Sumber : Lampiran 18 Selain melihat pola penyebaran
Scatterplot, analisa terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membaca tabel koefisien korelasi
spearman pada tabel 5.13.
Universita Sumatera Utara
Tabel 5.13 Uji Koefisien Korelasi Spearman Hipotesis Kedua
log_PRO_X1 log_ FCF_X2 log_IOS_X3 Unstandardized
Residual Spearmans
rho log_PRO_X1
Correlation Coefficient
1,000 ,477
,595 ,119
Sig. 2- tailed
. ,000
,000 ,251
N 124
96 124
95 log_ FCF_
X2 Correlation
Coefficient ,477
1,000 ,483
-,038 Sig. 2-
tailed ,000 .
,000 ,716
N 96
96 96
95 log_IOS_X3
Correlation Coefficient
,595 ,483
1,000 ,096
Sig. 2- tailed
,000 ,000 .
,353 N
124 96
128 95
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient
,119 -,038
,096 1,000
Sig. 2- tailed
,251 ,716
,353 . N
95 95
95 95
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed
Sumber : Lampiran 18 Dari tabel 5.13 dapat diketahui bahwa nilai korelasi ketiga variabel independen
dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikan. Karena lebih besar
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
5.5. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama 5.5.1. Persamaan Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah diadakan pengujian asumsi klasik. Pengujian hipotesis pertama ini menggunakan analisa regresi linear
berganda, dengan cara menguji apakah Profitabilitas, Free Cash Flow, Investment
Opportunity Set berpengaruh terhadap Cash Dividend baik secara simultan
Universita Sumatera Utara
maupun parsial. Pengaruh yang ditimbulkan ini terlihat pada tabel 5.14 berikut ini:
Tabel 5.14 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error Beta
1 Constant 2,218
3,829 ,579 ,564
log_PRO_X1 1,345
,344 ,448 3,904 ,000
log_FCF_X2 ,717
2,671 ,029 ,268 ,789
log_IOS_X3 ,081
,232 ,042 ,350 ,727
a. Dependen Variabel : log_CD_Y Sumber : Lampiran 12
Informasi yang ditampilkan pada tabel 5.14 adalah persamaan regresi berganda antara variabel independen X terhadap variabel dependen Y yang dapat
diformulasikan dalam bentuk persamaan berikut :
Log_CD_Y = 2,218 + 1,345 log_PRO_X
1
+ 0,717 log_FCF_X
2
+ 0,081 log_IOS_X
3
+ e
Dari model persamaan regresi berganda tersebut bermakna 1. Nilai konstanta sebesar 2,218 yang menunjukkan bahwa apabila semua
variabel Profitabilitas, Free cash flow, Investment Opportunity Set
diasumsikan bernilai nol, maka nilai dari Cash Dividend adalah sebesar 2,218
2. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Cash Dividend perusahaan
manufaktur yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia 2008 – 2011 dengan
nilai koefisien b
1
sebesar 1,345 artinya jika pertambahan 1 Profitabilitas akan menambah
Cash Dividend sebesar 134,5 3.
Free Cash Flow berpengaruh positif terhadap Cash Dividend perusahaan manufaktur yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia 2008
– 2011 dengan
Universita Sumatera Utara
nilai koefisien b
2
sebesar 0,717 artinya jika pertambahan 1 Free Cash Flow
akan menambah Cash Dividend sebesar 71,7
4. Investment opportunity Set berpengaruh positif terhadap Cash Dividend
perusahaan manufaktur yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia 2008 –
2011 dengan nilai koefisien b
3
sebesar 0,081 artinya jika pertambahan 1 Investment Opportunity Set akan menambah Cash Dividend sebesar 8,1
Kondisi ini mengartikan bahwa ketiga variabel bebas yakni Profitabilitas, Free
Cash Flow, Investment Opportunity Set menunjukkan hubungan yang searah atau positif terhadap
Cash Dividend, dimana setiap kenaikan variabel independen ini akan menyebabkan
Cash Dividend dan sebaliknya terjadi penurunan pada Profitabilitas,
Free cash Flow, Investment Opportunity Set maka akan langsung menyebabkan
Cash Dividend menurun.
5.5.2. Pengujian Hipotesis 5.5.2.1. Analisis Koefisien Determinasi R
2
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh Profitabilitas, Free
Cash Flow, dan Investment Opportunity set terhadap Cash Dividend sehingga H
a
dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan
kelayakan suatu model regresi karena variabel penelitian lebih dari dua variabel
maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square. Nilai Adjusted
R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dilihat pada tabel 5.15 dibawah ini :
Universita Sumatera Utara
Tabel 5.15 Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,487
a
,237 ,212
,79654 a. Predictors: Constant, log_IOS_X3, log_FCF_X2, log_PRO_X1
b. Dependen Variable: log_CD_Y Sumber : Lampiran 14
Tabel 5.15 memperlihatkan bahwa nilai Adjusted R
2
sebesar 0,212 atau sebesar 21,2 yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen terhadap
Cash Dividend sebesar nilai koefisien determinasi yaitu 21,2. Sedangkan sisanya 78,8 dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel yang lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai R merupakan koefisien korelasi, dengan nilai 0,237 atau 23,7 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan
antara variabel independen Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment
Opportunity Set dengan variabel dependen yaitu Cash Dividend adalah lemah karena dibawah 50.
5.5.2.2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F
Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan tingkat
signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5. Jika nilai
signifikansi uji F lebih kecil dari 5 maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah apabila F
hitung
F
tabel
maka H
a
diterima; dan apabila F
hitung
F
tabel
maka H
a
tidak dapat diterima.
Universita Sumatera Utara
Hasil pengujian statistik F uji simultan pada variabel Profitabilitas, Free
Cash Flow, Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend diperoleh hasil sebagai berikut pada tabel 5.16.
Tabel 5.16 Hasil Regresi Uji F
Model Sum of
Squares Df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 18,146
3 6,049
9,533 ,000
a
Residual 58,372
92 ,634
Total 76,518
95 a. Predictors: Constant, log_IOS_X3, log_FCF_X2, log_PRO_X1
b. Dependen Variable: log_CD_Y Sumber : Lampiran 13
Dari Tabel 5.16 diperoleh nilai F
hitung
sebesar 9,533 sedangkan F
tabel
pada tingkat kepercayaan
= 5 dengan df
1
= k – 1 = 2 dan df
2
= n – k - 1 = 95 - 3 -
1= 91 adalah sebesar 3,10 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
= 0,05 berarti menerima hipotesis H
a
yang menyatakan bahwa variabel- variabel independen yaitu Profitabilitas,
Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Cash
Dividend.
5.5.2.3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t
Pengaruh variabel independen secara parsial atau sendiri-sendiri terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji t, yaitu dengan
memperhatikan tingkat signifikansi nilai t pada output perhitungan dengan tingkat
alpha 5. Jika nilai t-hitung dari t-tabel dan nilai signifikansinya lebih kecil dari
Universita Sumatera Utara
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Uji statistik dilakukan untuk menguji pengaruh variabel Profitabilitas, Free
Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend secara parsial dengan pengujian terlihat pada tabel 5.17 berikut ini :
Tabel 5.17 Hasil Regresi Uji t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig B
Std. Error Beta
1 Constant 2,218
3,829 ,579 ,564
log_PRO_X1 1,345
,344 ,448 3,904 ,000
log_FCF_X2 ,717
2,671 ,029 ,268 ,789
log_IOS_X3 ,081
,232 ,042 ,350 ,727
a. Dependen Variabel : log_CD_Y Sumber : Lampiran 12
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5 untuk uji dua arah
2 = 0,0520 = 0,0250 dengan derajat bebas df = n – k = 95 – 3 = 92.
Nilai t tabel dengan taraf nyata 2 = 0,025 dan df = 92 adalah 1,98609
a. Jika t
hitung
t
tabel
1,98609 atau t
hitung
t
tabel
-1,98609, maka H
a
yang diajukan diterima berpengaruh
b. Jika t
tabel
-1,98609 t
hitung
t
tabel
1,98609, maka Ha tidak dapat diterima tidak berpengaruh
Berdasarkan hasil pengujian tabel 5.13, maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan
sebagai berikut :
Universita Sumatera Utara
a. Variabel Profitabilitas mempunyai nilai t
hitung
= 3,904 yang lebih besar dari t
tabel
1,98609 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikansi terhadap Cash Dividend pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 – 2011. Kondisi ini berarti
Hipotesis H
a
diterima. b. Variabel
Free Cash Flow mempunyai nilai t
hitung
= 0,268 yang lebih kecil dari t
tabel
1,98609 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,789 yang lebih besar dari = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Free Cash Flow tidak
berpengaruh terhadap Cash Dividend pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2008 – 2011. Kondisi ini berarti Hipotesis H
a
tidak dapat diterima.
c. Variabel Investment Opportunity Set mempunyai nilai t
hitung
= 0,350 yang lebih kecil dari t
tabel
1,98609 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,727 yang lebih besar dari
= 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Investment Opportunity Set tidak berpengaruh terhadap Cash Dividend pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008 – 2011. Kondisi ini
berarti Hipotesis H
a
tidak dapat diterima.
5.6. Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua ini dilakukan setelah pengujian regresi berganda yang dilakukan sebelumnya. Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan analisis
regresi berganda dengan uji residual, dan variabel moderating berupa Likuiditas.
Universita Sumatera Utara
Penggunaan variabel moderating ini dimaksud untuk membuktikan hipotesis bahwa variabel Likuiditas yang diproksikan pada
Current Ratio selaku variabel moderating dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen
Profitabilitas, Free Cash Flow, dan Investment Opportunity Set terhadap Cash
Dividen. Hasil persamaan uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.18.
Tabel 5.18 Hasil Pengujian Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan
Investment Opportunity Set terhadap Likuiditas
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta 1 Constant
1,864 1,310
1,422 ,158 log_PRO_X1
,563 ,118
,570 4,768 ,000
log_FCF_X2 -,648
,920 -,079
-,705 ,483 log_IOS_X3
-,301 ,087
-,443 -3,452 ,001
a. Dependen Variable: log_LIKUI_M Sumber : Lampiran 19
Model a yang dapat dikembangkan dari hasil penelitian hipotesis kedua adalah
M = 1,864 + 0,563log_PRO_X1 - 0,648log_FCF_X2 – 0,301log_IOS_X3 + e
Dari model diatas dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas dan Investment
Opportunity Set berpengaruh secara signifikan terhadap variabel moderating Likuiditas perbedaannya adalah Profitabilitas berperngaruh positif sedangkan
Investment Opportunity set berpengaruh negatif. Hal ini ditunjukkan oleh angka signifikan yang lebih kecil dari 0,05 sedangkan untuk variabel
Free Cash Flow tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel moderating Likuiditas
karena angka signifikan yang lebih besar dari 0,05.
Universita Sumatera Utara
Model a untuk hipotesis kedua bertujuan untuk mendapatkan nilai residual dari variabel moderating. Nilai residual dari model a digunakan sebagai variabel
independen pada model b. Dari hasil uji model b akan diperoleh kesimpulan apakah variabel Likuiditas bisa dikatakan variabel moderating atau tidak. Sebuah
variabel dikatakan sebagai variabel moderating jika memiliki nilai koefisien yang negatif dan berpengaruh signifikan. Hasil pengujian model b dapat dilihat pada
tabel 5.19 berikut ini
Tabel 5.19 Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1 Constant
,292 ,038
7,782 ,000
log_CD_Y
-,036 ,017
-,218 -2,150 ,034
a. Dependen Variable: abs_res
Sumber : Lampiran 20
Dari tabel 5.19 tersebut, maka model uji residual dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
|e| = 0,292 – 0,036log_CD_Y + e
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan diketahui bahwa nilai Log_CD_Y signifikan sebesar 0,034 0,05. Sebuah variabel dikatakan variabel moderating
jika memiliki koefisien yang negatif dan berpengaruh signifikan. Dari angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel Likuiditas merupakan variabel
moderating yang mampu memoderasi hubungan antara Profitabilitas, Free Cash
Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend.
Universita Sumatera Utara
5.7. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji statistik F yang dilakukan, diketahui bahwa nilai F adalah sebesar 9,533 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil
dari 0,05. Berdasarkan hasil ini juga dapa disimpulkan bahwa variabel Independen Profitabilitas,
Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Cash Dividend pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008
– 2011. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,212 menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap
Cash Dividend secara simultan yang menandakan pengaruh Profitabilitas,
Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend.
a. Pengaruh Profitabilitas terhadap Cash Dividend
Hasil pengujian variabel Profitabilitas terhadap Cash Dividend menggunakan uji
t, diperoleh nilai t
hitung
= 3,904 t
tabel
1,98609 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Cash Dividend. Dengan kata lain besar atau kecilnya laba perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya
dividen kas. Hasil penelitian ini mendukung Satmoko 2009 yang menemukan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap dividen kas.
Universita Sumatera Utara
b. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Cash Dividend
Hasil pengujian variabel Free Cash Flow terhadap Cash Dividend menggunakan
uji t, diperoleh t
tabel
1,98609 lebih besar dari t
hitung
0,268 dengan tingkat signifikansi 0,789 lebih besar dari
= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Free Cash Flow tidak berpengaruh siginifikan terhadap Cash Dividend. Hal ini
mengindentifikasikan bahwa besar kecilnya arus kas bebas tidak mempengaruhi tinggi rendahnya
Cash Dividend.
c. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend
Hasil pengujian variabel Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend
menggunakan uji t, diperoleh nilai t
hitung
0,350 lebih kecil dari t
tabel
1,98609 dengan tingkat siginifikansi sebesar 0,727 yang lebih dari
= 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Investment Opportunity Set tidak berpengaruh signifikan terhadap
Cash Dividend. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mariah 2012 dan Suharli 2007. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat
peredaran jumlah saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia tidak mempengaruhi besar kecilnya
Cash Dividend.
d. Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap
Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating
Setelah pengujian hipotesis pertama dilakukan, maka dilakukan pengujian kembali menggunakan variabel moderating yakni Likuiditas. Pengujian Hipotesis
kedua ini, diperoleh nilai Log_CD_Y sebesar -0,036 dengan nilai signifikansi
Universita Sumatera Utara
sebesar 0,034. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel moderating karena memberikan hasil yang signifikan pada
= 0,05 dalam mempengaruhi Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity set, tetapi dari ketiga variabel independen Profitabilitas dan
Invesment Opportunity Set yang dapat mempengaruhi Cash dividend perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Suharli 2007 yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dengan likuiditas sebagai variabel moderating.
Universita Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Profitabilitas,
Free Cash Flow, dan Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap
Cash Dividend baik secara simultan maupun parsial, dan apakah Likuiditas dapat memoderasikan Profitabilitas
, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set dan Cash Dividen. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa: 1. Profitabilitas,
Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Cash Dividend pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2008 - 2011
. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Suharli 2007 yang
mengindikasikan bahwa Profitabilitas, dan Kesempatan Investasi Set secara simultan berpengaruh positif terhadap Kebijakan Dividen tunai.
2. Secara parsial Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Cash
Dividend yang berarti bahwa semakin besar profitabilitas yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi
cash dividend yang akan dibagikan kepada pemegang saham sedangkan
Free Cash Flow dan Investment Opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap
Cash Dividend karena jika cash dividend meningkat, makin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi,
sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah untuk masa
Universita Sumatera Utara
mendatang . Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Suharli 2007, Satmoko 2009 menyimpulkan bahwa secara parsial profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap dividen kas.
3.
Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel moderating karena memberikan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi profitabilitas,
free cash flow dan investment opportunity set tetapi dari ketiga variabel tersebut hanya
profitabilitas yang dapat mempengaruhi cash dividend dengan likuiditas
sebagai variabel moderating hal ini berarti bahwa perusahaan yang membukukan keuntungan lebih tinggi profitabilitas tinggi, ditambah
likuiditas yang lebih baik, maka semakin besar jumlah cash dividend yang
dibagikan, sedangkan jika ada ketidakpastian yang besar dalam ramalan free
cash flow dan investment opportunity set maka yang terbaik adalah bersikap konservatif dan menetapkan
cash dividend masa berjalan yang rendah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Suharli 2007
menemukan bahwa kebijakan jumlah dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuditas perusahaan sedangkan
investment
opportunity set tidak terpengaruh. 6.2.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan. Keterbatasan keterbatasan tersebut diharapkan dapat menjadi bahan
untuk penelitian lebih lanjut. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universita Sumatera Utara
1. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dengan menggunakan beberapa kriteria yang ditetapkan. Hal ini menyebabkan hasil penelitian kurang mencerminkan kondisi keseluruhan dari
populasi yang diteliti. 2. Periode analisis relatif pendek yaitu hanya empat tahun tahun 2008 sampai
dengan 2011.
3. Variabel independen yang digunakan hanya 4 yaitu Profitabilitas diproksikan
pada ROI, Free Cash Flow, Investment Opportunity Set diproksikan pada
MVEBVE dan variabel moderating Likuiditas diproksikan pada Current
ratio. Hal ini dapat dilihat dengan kecilnya nilai
adjusted R
2
yang hanya sebesar 21,2. Kecilnya nilai
adjusted R
2
menunjukkan masih adanya variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi
Cash Dividend.
6.3. Saran
Terkait temuan analisis penelitian diatas, dapatlah dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode acak seperti Cluster
sampling untuk pengambilan sampel penelitian untuk memperoleh sampel yang mampu mencerminkan keseluruhan populasi dan lebih obyektif.
2. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan jangka waktu yang lebih panjang untuk memperoleh simpulan yang lebih teruji dengan periode 5
– 6 tahun.
Universita Sumatera Utara
3. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel, dengan banyaknya jumlah variabel dimasukkan maka akan membuat temuan baru yang lebih baik dan
bermanfaat untuk kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan.
Universita Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert, 1997, Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia, Indonesia: Mediasoft
Indonesia Atmaja, Lukas Setia, Drs, M.Sc, 1999
Manajemen Keuangan Edisi Revisi dilengkapi Soal
– Jawab, Penerbit Andi Yogyakarta Brigham Houston, 2001,
Manajemen Keuangan Buku II Edisi Kedelapan Penerbit
Erlangga Brigham Houston, 2006,
Fundamentals Of Financial Management Dasar Dasar
Manajemen Keuangan Buku 1 Edisi 10 Penerbit Salemba Empat
Erlina dan Sri Mulyani 2007, Metodologi Penelitian dan Bisnis, USU Press, Medan
Erlina 2011, Metodologi Penelitian, USU Press, Medan
Faisal dan Muhammad, 2004, Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi,
Kepemilikan Managerial, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Tunai,
Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar. Ghozali, Imam 2005,
Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Edisi 6
Universitas Diponegoro Semarang Gumanti, Tatang Ary 2011,
Manajemen Investasi Konsep, Teori dan Aplikasi
Penerbit Mitra Wacana Media, Jember Hanafi, J. M. 2004,
Manajemen Keuangan, Edisi 20042005, Cetakan Pertama, BPFE
– UGM, Yogyakarta.
Hartono, dan Atahau, 2007, Analisis Interdependensi Insider Ownership,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 13, No. 1, Hal 1
– 19 Hermi, 2004, “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Deviden Kas
pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa Efek Jakarta pada Periode 1999
– 2002”, Media Riset Akuntansi Auditing dan Informasi Vol 4 No. 3 hal 247
– 258 Jensen, M.C, dan W.H, Meckling, 1976
“The Theory of the Firm :Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economic
Universita Sumatera Utara
Jensen, 1986, Agency Cost of free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers,
The American Economic Review, Vol 76 2, Hal 323 Kallapur Bob dan Mark A. Trombley 1
999, “The Association Between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth,” Journal of Business
Accounting 26, AprilMay : 505 – 519
Keown dkk, 2002, “Manajemen Keuangan Prinsip Prinsip dan Aplikasi” Edisi Kesembilan, Jilid 1 PT.Indeks Kelompok Gramedia Anggota IKAPI No.
228DKI04 Keown dkk, 2002, “Manajemen Keuangan Prinsip Prinsip dan Aplikasi” Edisi
Kesembilan, Jilid 2 PT.Indeks Kelompok Gramedia Lubis, Yeti Meliany 2009, Analisis Faktor faktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas
Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Go Public di
Bursa Efek Jakarta Periode 2004 – 2007, Tesis, Universitas Sumatera Utara
Mariah,dkk, 2012, Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai variabel Moderating pada
Emiten Pembentuk Indeks LQ
– 45 Periode 2008 – 2010, Seminar Nasional
Akuntansi dan Bisnis SNAB 27 Maret 2012 Universitas Kristen Maranatha Manurung, Adler Haymans 2012,
Konsep dan Empiris Teori Investasi PT Adler
Manurung Press, Jakarta Miller M dan F. Modigliani 1961,
Dividend Policy, Growth and The Valuation of
Shares, Journal Of Business, October 433 – 443
Norpratiwi Agustina M.V 2004 , “Analisis Korelasi Investment Opportunity Set
terhadap Return Saham Pada saat Pelaporan Keuangan Perusahaan, Tesis,
Universitas Gajah Mada Nurhidayati, 2006, “Analisis Faktor faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa
Efek Jakarta”, Tesis, Yogyakarta
Satmoko Agung, 2009, “Faktor Faktor Yang mempengaruhi Dividen Kas Perusahaan
Manuf
aktur di Bursa Efek Indonesia”, Hasil Penelitian Dosen dan Seminar
Nasional, Surabaya 30 April 2009. Sugiyono, 2002,
Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung
Universita Sumatera Utara
Suharli, Michell 2007 Pengaruh Profitabilitas, dan Investasi Opportunity Set
Terhadap kebijakan dividen tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 9 No. 1 hal 9 17
Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan : Teori Aplikasi dengan SPSS, Penerbit
Andi Yogyakarta Sunarto dan Kartika, 2003 “Analisis Faktor Faktor yang mempengaruhi Dividen Kas
di Bursa Efek Jakarta
”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 10, No. 1 : 67 : 82
Widoadmodjo, Sawidji, 1996,
Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Indonesia :
PT. Jurnalindo Aksara Grafika Wirjolukito, A. Yanto, H. dan S
andy 2003 “Faktor Faktor yang merupakan Pertimbangan dalam keputusan Pembagian dividen : Tinjauan terhadap Teori
Persinyalan Dividen pada perusahaan Go Publik di Indonesia”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
______________ http: www.standford.edu _____________ www.idx.com
Universita Sumatera Utara
Lampiran 1
Pengambilan Data Sampel Berdasarkan Purposive Sample
NO KODE
EMITEN NAMA
EMITEN Kriteria
Sampel 1
2 3
3. SEKTOR DASAR INDUSTRI DAN KIMIA 31.