berkembang, dan desa maju ”.
42
Desa terbelakang adalah desa kekurangan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan juga
kekurangan dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang ada di desanya. Biasanya, desa terbelakang berada di wilayah yang
terpencil jauh dari kota, taraf berkehidupan miskin dan tradisional serta tidak memiliki sarana dan prasarana penunjang yang
mencukupi. Kemudian desa sedang berkembang adalah desa yang mulai menggunakan dan memanfaatkan potensi fisik dan nonfisik
yang dimilikinya, tetapi masih kekurangan sumber keuangan atau dana. Desa swakarsa belum banyak memiliki sarana dan prasarana
desa yang biasanya terletak di daerah peralihan desa terpencil dan kota. Masyarakat pedesaan swakarsa masih sedikit yang
berpendidikan tinggi dan tidak bermata pencaharian utama sebagai petani di pertanian saja serta banyak mengerjakan secara gotong
royong. Dan desa maju adalah desa yang berkecukupan dalam sdmsumber daya manusia dan juga dalam hal dana modal sehingga
dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan nonfisik desa secara maksimal. Kehidupan desa swasembada mirip
kota yang modern dengan pekerjaan mata pencaharian yang beraneka ragam serta sarana dan prasarana yang cukup lengkap
untuk menunjang kehidupan masyarakat pedesaan maju.
b. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku
keseharian mereka. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat. Dan hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya
42
Wahyu, op. cit., h.211
serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena
beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama
terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat. Menurut Soerjono soekanto,
“golongan orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting
”.
43
Golongan orang tua pun sangat dihormati dan disegani didalam masyarakat. Biasanya, orang akan selalu meminta pendapat kepada
mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Menurut
Shahab, secara
umum ciri-ciri
kehidupan
masyarakat pedesaan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1 Mempunyai sifat homogen dalam mata pencaharian, nilai-
nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku,
2 Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga
sebagai unit ekonomi yang berarti semua anggota keluarga turut
bersama-sama memenuhi
kebutuhan ekonomi
keluarga,
3 Faktor geografi sangat berpengaruh atas kehidupan yang
ada. Misalnya, keterikatan anggota keluarga dengan tanah atau desa kelahirannya.
44
Oleh karena itu anggota masyarakat mempunyai kepentingan pokok yang hampir sama, maka mereka selalu bekerja sama untuk
mencapai kepentingan-kepentingan
mereka. Bentuk-bentuk
kerjasama dalam masyarakat sering diistilahkan dengan gotong royong dan tolong-menolong. Pekerjaan gotong-royong pada waktu
sekarang lebih terkenal dengan istilah kerja bakti seperti memperbaiki jalan, membuat saluran air, menjaga keamanan ronda
malam dan sebagainya. Dalam hal-hal tersebut mereka akan selalu bekerjasama.
43
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1994 h.168
44
Masyarakat pedesaan dan perkotaan diakses dari http:erikandfiki.wordpress.com, 31 Oktober 2014 17:29
4. Konsep-konsep Sosiologi tentang Kehidupan Masyarakat
Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis
mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam
hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir
manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan
tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita
kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
a. Individu
Menurut M. Munandar, Kata individu berasal dari kata lain, yaitu “individuum, berarti yang tak terbagi. Jadi, merupakan suatu
sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas”.
45
Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan
dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Seringa kali pula terdapat konflik
dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun
45
M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung : Eresco, 1995h.54