mempengaruhi orang-orang agar berperilaku sesuai harapannya atau sesuai kaidah dalam masyarakat.
c. Masyarakat
Seperti yang dipahami sosiologi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat. Menurut M. Munandar
“dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, yaitu
Syirk, artinya bergaul”.
48
Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.Sehingga
sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun
kelompok dengan kelompok. Objek kajian dari sosiologi tentu adalah masyarakat, tujuan
dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya. Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan
disekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya manusia memberi reaksi dan melakukan
interaksi dengan lingkungannya. Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau masih
membutuhkan bantuan dari pihak lain. Bersosialisasi pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik antara manusia yang
satu dengan yang lainnya.
48
Ibid., h.63
Menurut Koentjaraningrat yang dikutip oleh Basrowi, “Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab syaraka yang berarti ikut serta,
berpartisipasi, atau musyaraka yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah society, yang sebelumnya berasal dari
kata latin socius, berarti kawan ”.
49
Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam
suatu hubungan sosial serta dapat kita katakan bahwa mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Peter L. Berger bahwa “masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia
yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk
suatu kesatuan ”.
50
Dalam hal ini, keseluruhan hubungan-hubungan sosial yang terjadi diantara anggota, merupakan sebuah pondasi
penting dalam masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan “masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan ”.
51
Dari pernyataan tersebut bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya tidak
dapat hidup sendiri karena dengan adanya hidup bersama manusia itu sendirilah yang menghasilkan sebuah kebudayaan dengan
kesepakatan bersama. Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa para ahli diatas bahwa
masyarakat merupakan satu kesatuan individu yang saling terikat, membutuhkan satu sama lain dan saling berinteraksi dengan suatu
sistem dan individu lainnya serta bersifat berkesinambungan atau
49
Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005h.37-38
50
Arif Sobarudin, “Pengertian
Masyarakat Menurut Para Ahli”,http:www.bisosial.com,
29September 2014
51
Pengertian Masyarakat, Unsur Dan Kriteria Masyarakat Dalam Kehidupan Sosial Antar Manusia diakses dari http:www.organisasi.org, 29 September 2014
terus berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku di masyarakat tersebut.
Menurut Abu Ahmadi yang dikutip oleh Basrowi bahwa masyarakat harus mempunyai ciri-
ciri : “1 harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang, 2 telah
bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah tertentu, 3 adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka
untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama”.
52
Berdasarkan ciri-ciri masyarakat tersebut, berarti diantara mereka berkumpul itu harus ditandai dengan adanya hubungan atau pertalian
yang sama lainnya. Paling tidak setiap individu mempunyai kesadaran akan keberadaan individu lainnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Ahmad Fauzi Syahputra, skripsi 2012 dengan judul “Pernikahan dini
penyebab putusnya pendidikan studi kasus Desa Cibitung Kec. Pemijahan Kab. Bogor.” Dalam skripsi ini menjelaskan adanya empat
faktor penyebab perkawinan tersebut yaitu faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor tradisi daerah atau kebiasaan keluarga. Perkawinan usia
muda yang ditemukan dalam penelitian ini secara umum merupakan kombinasi dari faktor-faktor tersebut yang satu sama lain saling terkait
dan mendukung akan terjadinya pernikahan dini. Para pelaku perkawinan itu hampir seluruhnya hanya lulusan Sekolah Dasar SD bahkan ada
juga di antara mereka yang tidak lulus SD. Hal ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu: faktor ekonomi, dimana rata-rata penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Kedua karena faktor malas, yang sifatnya telah mengikuti orang sebelum mereka seperti budaya yang tak
bisa terpisahkan dari pemikiran mereka. Ketiga bahwa pernikahan usia dini yang dilakukan sebagian masyarakat Cibitung Wetan dapat
menyebabkan putusnya pendidikan, selain itu putusnya pendidikan
52
Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005h.41