disebabkan oleh adanya pandangan dan pola fikir masyarakat untuk tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Keempat, karena masih
adanya anggapan yang dipegang yaitu bahwa seorang anak perempuan meskipun ia sekolahnya sampai ketingkat atas nantinya akan kedapur-
dapur juga
.
53
2. Zulkifli Ahmad, skripsi 2011 dengan judul “dampak sosial pernikahan
usia dini studi kasus di Desa Gunung Sindur, Bogor.” Dalam skripsi ditemukan sangat terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang
pernikahan usia dini disebabkan mereka hanyalah lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, sehingga sumber daya intelektualnya
minim sekali. Dampak dari pernikahan dini yang di lakukan tidak terlalu serius, hanya mudah stress dan marah-marah, bertengkar dan juga karena
kurangnya pengetahuan maka dalam pengaturan keuangan bulanan untuk kebutuhan rumah tangga dan menjaga kesehatan menjadi terabaikan,
selain itu kehidupan setelah berumah tangga dalam lingkungan bertetangga masih bisa ditoleransi dan dapat mengikuti aturan yang
berlaku di lingkungan masyarakat.
54
3. Achyar Zulfikar, skripsi 2011 dengan judul “respon warga desa tajur
halang bogor terhadap pernikahan dini”. Dalam skripsi ini ditemukan warga desa tajur halang bogor khususnya rt 0203 melakukan pernikahan
dini karena faktor ekonomi, ataupun pribadi seperti “kecelakaan”. Hal ini dapat terlihat dari mata pencaharian dan pergaulan yang ada di Desa
Tajur Halang Bogor khususnya RT 0203. Orang tua disana ingin menikahkan anaknya agar mereka tidak terbebani atas biaya hidup
anaknya.
55
53
Ahmad Fauzi Syahputra. Pernikahan dini penyebab putusnya pendidikan studi kasus Desa Cibitung Kec. Pemijahan Kab. Bogor. Skripsi. Program Studi Hukum Keluarga Islam,
Fakutas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
54
Zulkifli Ahmad. Dampak sosial pernikahan usia dini studi kasus di Desa Gunung Sindur, Bogor. Skripsi. Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.
55
Achyar Zulfikar. Respon warga desa tajur halang bogor terhadap pernikahan dini. Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011.
C. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual
PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA PERNIKAHAN DINI DENGAN PUTUS
SEKOLAH Analisis Sosiologis Terhadap Komunitas RW 03
Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang
Pernikahan Dini h.9
Dorongan dari orang
tua h.11 Aturan
Masyarak at h.9
Pelaksanaan Pernikahan
Dini h.12 Putus Sekolah
h.17
Meninggalkan Pendidikan
Formal h.17 Masalah
Rumah Tangga h.21
Akibat Pada Anak h.23
Kehidupan Masyarakat Pedesaan h.24
Konsep – konsep
Sosiologi Tentang Kehidupan Masyarakat
h. 27
Putus Sekolah
Meninggal kan
Pendidikan Masalah
Rumah Tangga
Akibat Pada Anak
Pernikahan Dini
Pekerjaan Kendala
Rumah Tangga
Akibat pada anak
Pengertian Masyarakat
Desa h.24 Ciri-ciri
Masyarakat Desa h.25
Indivi du
h. 27 Keluarga
h. 28 Masya
rakat h. 29
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek dan Desain Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah masyarakat yang putus sekolah terdorong untuk cepat menikah, dan menikah secara dini menyebabkan
seorang anak putus sekolah di Komunitas Rukun Warga RW 03 Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang. Penelitian dilakukan ditempat ini
dikarenakan adanya kasus pernikahan dini yang terjadi di daerah tersebut, sehingga dianggap cocok untuk menjadi tempat penelitian yang dilakukan.
Dan adapun waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan September 2014 dan berakhir pada bulan November 2014.
Menurut Adi Pra stowo “metode penelitian adalah strategi umum yang
di anut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi”.
56
Dengan menggunakan metode penelitian didapat mengetahui data yang dicari untuk menentukan data valid,
akurat,dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan permasalahan yang diteliti.
Imam Gunawan berpendapat penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan dalam “mengungkapkan permasalahan
dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olah raga, seni dan budaya, sehingga dapat
dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama”.
57
Selain itu, berbeda dengan Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif yang dikemukakannya adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik
56
Adi Prastowo. Memahami Metode-Metode Penelitian,Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011, h.8.
57
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta:Bumi Aksara, 2013, h.80-81
utuh”.
58
Jadi data yang diperoleh berupa kata-kata bukan angka-angka, yang berasal dari wawancara, catatan laporan, dokumen, dll.
Maka karena ada data yang diperoleh berupa kata-kata atau tindakan, pendekatan yang lebih tepat yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian
deskripitif kualitatif. Hal ini diambil karena dalam penelitian ini berusaha menelaah fenomena sosial dalam suasana yang berlangsung secara wajar atau
ilmiah, bukan dalam kondisi terkendali atau laboratoris.
B. Subjek Penelitian
Kehadiran peneliti dilapangan merupakan sebagai instrument kunci penelitian mutlak diperlukan, karena terkait dengan penelitian yang telah
dipilih yaitu penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri atau dibantu oleh
orang lain. Maka pada dasarnya kehadiran peneliti disamping sebagai instrumen juga menjadi pelapor yang merupakan faktor penting dalam
seluruh kegiatan penelitian ini.
C. Populasi dan Sampling
1. Populasi
Menurut Sugiyono, “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
59
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah masyarakat setempat di Komunitas RW 03
Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang terdiri dari Tokoh Masyarakat Setempat, Ketua Rukun Warga RW 03, Masyarakat yang
melakukan pernikahan dini dan Orang tua dari anak yang melakukan pernikahan dini.
58
Ibid.,h.82
59
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Alfabeta,2012, h.297