Akibat terhadap lapangan pekerjaan

untuk menikah dini, proses pendidikan pun menjadi terhenti karena faktor tersebut. Dari keduanya menunjukkan hasil bahwa terlihat dari kualitas keluarga yang dihasilkan dari pernikahan dini adalah walaupun merasa bahagia karena memiliki keluaga kecil namun sering terjadinya pertengkaran-pertengkaran kecil. Hal ini dikarenakan belum adanya kesiapan secara matang baik psikis, jasmanai, dan rohani. Selain kualitas keluarga yang dihasilkan, Pekerjaan yang didapat hanya sebatas menjadi security, cleaning service maupun penjaga tiket parkir dengan pendapatan yang minim. Dengan pendapatan yang minim, kebutuhan keluarga pun tidak bisa terpenuhi dengan baik. Bahkan untuk rencana masa depan untuk anak belum terlihat dan masih adanya campur tangan dari pihak orang tua. Pernikahan dini pun tidak hanya memiliki pengaruh negatif tetapi ada pula pengaruh positifnya seperti setelah menikah timbulah rasa tanggung jawab dan menjadi lebih dewasa. Dari hal tersebut, masyarakat yang melakukan pernikahan dini di Komunitas Rukun Warga RW 03 menyadari betul akan pentingnya pendidikan, mereka beranggapan bahwa lebih baik tidak menikah di usia dini. Lebih jelasnya kerangka konseptual temuan yang sesuai dengan keadaan riil tersebut ditampilkan melalui skema atau bagan sebagai berikut: Gambar 4.3 Skema Kerangka Konseptual Temuan Komunitas Rukun Warga RW 03 Pamulang Barat Pernikahan Dini Menikah Putus Sekolah Pergaulan bebas teman sebaya Hamil diluar nikah Married by accident Perjodohan Faktor ekonomi orang tua Masih ada campur tangan dari orang tua Belum ada rencana masa depan untuk anak Tidak mencukupi kebuthuan keluarga Pendapatan minim Pertengkaran- pertengkaran kecil bahagia Kondisi keluarga Akibat pada anak pekerjaan Putus sekolah Menikah

E. Perspektif Peneliti tentang Pernikahan Dini dengan Putus Sekolah di

Komunitas Rukun Warga RW 03 Pernikahan dini sebetulnya sudah ada dari sejak lama, pernikahan dini menjadi fenomena kembali dikalangan masyarakat sekarang. Pernikahan adalah suatu hal yang harus difikirkan dengan sadar dan dewasa. Hal ini pun sesuai dengan teori yang ada seperti yang dijelaskan Zakiah Darajat dkk. Yang dikutip oleh Tihami dan Sohari Sahrani, mengemukakan ada lima tujuan dalam perkawinan, yaitu : 1 Mendapatkan dan melangsungkan keturunan 2 Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwatnya dan menumpahkan kasih sayangnya 3 Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan kerusakan 4 Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan yang halal, serta 5 Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tenteram atas dasar cinta dan kasih sayang.Banyak resiko yang terjadi jika pernikahan dini itu dilaksanakan, ada yang berdampak pada kesehatan, ada pula berdampak bagi psikis dan kehidupan keluarga yang akan dibangunnya kelak. 106 Tujuan dari pernikahan itu sendiri adalah terciptanya keluarga bahagia, namun sebaliknya bagi yang melakukan pernikahan dini akan sulit tercapai. Dengan tingkat pendidikan yang rendah, akan berdampak pula pada perkawinan yang akan dibangunnya nanti. Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan kualitas keluarga yang dihasilkan dari pernikahan dini itu pun akan rendah. Hal inilah yang menjadi pemicu bagaimana perceraian itu akan terjadi. Sebaiknya memang pernikahan itu dilakukan ketika memang sudah matang dalam segi usia dan sudah siap lahir maupun batin agar setelah menikah pun akan terciptanya keluarga yang harmonis. 106 Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat:Kajian Fikih Nikah Lengkap, Jakarta: Rajawali Pers, 2010 cet.2 h.15-16