Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

tahun sampai 30 tahun bagi pria. Tinjauan ini didasarkan atas pertimbangan kesehatan para calon mempelai”. 16 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya aturan seseorang melangsungkan pernikahan adalah benar- benar orang yang sudah siap mental, fisik, psikis, dan paham arti sebuah pernikahan yang merupakan bagian dari ibadah, sebelum akhirnya menjadi keluarga. Hal ini disebabkan, karena didalam pernikahan itu sendiri dibutuhkan tingkat kedewasaan yang tinggi agar bisa menyikapi segala masalah tidak dengan keputusan- keputusan yang hanya sementara. Untuk itu, tanpa adanya tingkat kedewasaan yang tinggi maka rumah tangga yang sakinah, mawaddah,warahmah sulit terwujud.

b. Dorongan dari Orang Tua

Orang tua menjadi salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan seorang anak. Karena orang tua merupakan lingkungan pertama yang dimiliki seorang anak. Salah satu tugas orang tua adalah memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak selain itu mempunyai tanggung jawab dalam suatu keluarga. Idris Ramulyo berpendapat “kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya, sampai anak-anak itu menikah atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus, walaupun perkawinan antara kedua orang tua putus. Anak-anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik ”. 17 Setiap orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal menentukan perkawinan anak-anaknya. Begitu pula yang dikatakan oleh Noorkasiani,dkk, “peranan orang tua tersebut 16 Bakri Hasbullah. Kumpulan Lengkap Undang-undang Perkawinan Di Indonesia Jakarta:Bulan Bintang, 1987.h.6 17 Idris Ramulyo, tinjauan beberapa pasal UU Nomor 1 Tahun 1974 Dari Segi Hukum Perkawinan Islam, Jakarta : Ind-Hillco 1990 cet.2h.147 dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: 1 Sosial ekonomi keluarga, 2 Tingkat pendidikan keluarga, 3 Kepercayaan danatau adat istiadat yang berlaku dalam keluarga, 4 Kemampuan yang dimiliki keluarga dalam menghadapi masalah remaja”. 18 Dapat disimpulkan dari faktor-faktor tersebut bahwa akibat dari beban ekonomi yang dialami orang tua mempunyai keinginan untuk mengawinkan anak gadisnya. Perkawinan tersebut akan memperoleh dua keuntungan, yaitu tanggung jawab terhadap anak gadisnya menjadi tanggung jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga kerja di keluarga, yaitu menantu yang dengan sukarela membantu keluarga istrinya. Begitu pula dilihat dari tingkat pendidikan keluarga makin rendah tingkat pendidikan keluarga, makin sering ditemukan perkawinan di usia muda. Peran tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pembahasan keluarga tentang kehidupan berkeluarga. Selain dilihat dari tingkat pendidikan keluarga kepercayaan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga juga menentukan terjadinya perkawinan di usia muda. Sering ditemukan orang tua mengawinkan anak mereka dalam usia yang sangat muda karena keinginan untuk meningkatkan status sosial keluarga, mempererat hubungan antarkeluarga, dan atau untuk menjaga garis keturunan keluarga. Dan dilihat dari kemampuan keluarga yang kurang memiliki pilihan dalam menghadapi atau mengatasi masalah remaja.

c. Pelaksanaan Pernikahan Dini

Pernikahan menjadi hal normal yang dibutuhkan manusia dan pernikahan itu sendiri berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 18 Noorkasiani, Heryati, dan Rita Ismail, Sosiologi Keperawatan Jakarta : EGC,2009 h.83-88