Hasil Belajar Matematika PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN PENGAJUAN

senang belajar matematika dan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan definisi-definisi di atas bahwa Pembelajaran matematika adalah memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Dengan demikian pembelajaran matematika yang bermutu akan terjadi jika proses belajar yang dialami siswa dan proses mengajar yang dialami oleh guru adalah efektif. Dari pengertian tersebut pembelajaran matematika meliputi guru, siswa, proses pembelajaran, dan materi matematika sekolah.

B. Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Proses belajar akan menghasilkan sesuatu yang biasanya disebut dengan istilah hasil belajar. Menurut Abdurrahman hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh oleh seseorang setelah melalui kegiatan belajar. 16 Hasil belajar dapat terlihat dari apa yang dapat dilakukan oleh siswa, yang sebelumnya tidak dapat dibuktikan dengan perbuatan. Keberhasilan dalam proses belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya atau dengan kata lain hasil belajar sering kali dinamakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Jadi hasil belajar merupakan akibat dari suatu aktivitas yang dapat diketahui perubahannya dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap melalui ujian tes. Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori, yaitu: 17 1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, kemampuan merespons secara 16 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, …, h. 14 17 Agus Suprijono, Cooperative Learning...,Cet. I, hal. 5 spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan atalitis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. 3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4. Sikap, yaitu kemampuan menerima atau menolak onjek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. 5. Keterampilan motorik, yaitu kemempuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa menurut Bloom mencakup tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif mencakup nilai yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, pemahaman, aplikasi, kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif mencakup nilai yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, dan minat. Ranah psimotorik berkenaan dengan nilai keterampilan gerak maupun keterampilan ekspresiverbal dan non verbal. 18 Tipe belajar kognitif dapat terlihat dari kemampuan siswa dalam menghapal rumus, menjelaskan kembali dengan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, menerapkan suatu konsep dalam memecahkan masalah, dan sebagainya yang berhubungan dengan kemampuan intelektual. Tipe belajar afektif dapat terlihat dalam berbagai tingkah laku siswa, seperti perhatiannya terhadap pelajaran, menghargai guru dan teman kelas, motivasi belajar, dan disiplin. Sedangkan tipe belajar psikomotoris misalnya mencatat bahan pelajaran dengan baik dan sistematis, melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah berdasarkan konsep yang telah diperoleh. 18 Agus Suprijono, Cooperative Learning…, hal. 6 Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Dari ketiga ranah, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena menyangkut dengan penguasaan materi. Ranah kognitif dibagi atas enam tahap, yaitu pengetahuan Knowledge, pemahaman Understanding, penerapan application, analisis Analysis, sintesis Synthesis, dan evaluasi Evaluation: Pengetahuan merupakan tingkat terendah hasil belajar kognitif. Pengetahuan merupakan kemampuan mengenal dan mengingat kembali informasi yang telah diterima. Informasi tersebut berupa fakta dan istilah. Hasil belajar pengetahuan dapat terlihat dari mengetahui fakta-fakta atau istilah-istilah. Pemahaman setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Pemahaman merupakan kemampuan memahami materi pelajaran. Hasil belajar pemahaman dapat terlihat dari kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, atau menentukan. Penerapan merupakan kemampuan menerapkan suatu konsep yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru. Hasil belajar penerapan akan terlihat dari kemampuan siswa dalam menggunakan konsep dalam memecahkan masalah. Analisis adalah kemampuan menguraikan materi menjadi bagian- bagian yang strukturnya dapat dimengerti. Dalam kemampuan ini, siswa diminta untuk menganalisis hubungan-hubungan antar konsep. Hasil belajar analisis dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengenali kesalahan atau menganalisis hubungan-hubungan. Sintesis merupakan kemampuan menggabungkan bagian-bagian ke dalam struktur yang baru. Dari sintesis, siswa mampu menghimpun berbagai informasi menjadi sebuah tema. Hasilnya dapat terlihat dari kemampuan merumuskan atau menyusun kembali. Evaluasi adalah kemampuan menilai sesuatu. Dalam evaluasi, siswa diminta menilai sesuatu berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Hasil belajar evaluasi dapat dilihat dari kemampuan menciptakan kesimpulan yang didasarkan pada kriteria tertentu. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi atau penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa. baik kemampuan penguasaan konsep, sikap maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai umpan balik yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi belajar siswa. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegnsi anak dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan bahan apersepsi, yaitu bahan yang dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai pelajaran baru. Hasil belajar anak dipengaruhi oleh kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilihat dan diukur dengan menggunakan alat evaluasi berupa tes. Sedangkan Liebeck membagi hasil belajar matematika menjadi dua jenis, yaitu “penghitungan matematis mathematics calculation dan penalaran matematis mathematics resoning .” 19 Berdasarkan hasil belajar matematika semacam itu maka Lerner mengemukakan bahwa “kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen yaitu; 1 konsep, 2 keterampilan, dan 3 pemecahan masalah.” 20 Berdasarkan berbagai pengertian hasil belajar dan matematika diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan emosi dari suatu proses penalaran rasio terhadap suatu masalah matematika. 19 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi , …, hal. 253 20 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi , … hal. 253

C. Pemahaman Konsep Matematika