Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Wahid Hasyim Malang Pada Pokok Bahasan Persamaan Linear Satu Variabel” penelitian ini
menemukan bahwa hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa siklus 1 banyak siswa yang tuntas belajar dengan subpokok bahasan
membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan PLSV adalah 73,4. Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus 1, maka
dilakukan beberapa perbaikan pada siklus 2 yaitu meningkatkan pengelolaan kelas dan pemberian motivasi belajar yang lebih. Pada siklus
2 banyaknya siswa yang tuntas belajar dengan subpokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
PLSV menjadi 82,3. Menrut ketuntasan pembelajaran yang di tetapkan pada SMP Wahid Hasyim Malang, pelaksanaan pembelajaran dikatakan
emndukung atau berhasil apabila sekurang-kurangnya 80 siswa mendapat nilai minimal 65 sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan Problem Based Learning dan Make A Match dalam penelitian ini berhasil. Hal ini dapat diperkuat dengan hasil
observasi aktivitas yang masuk dalam kategori sedang pada siklus 1 dan masuk pada kategori baik pada siklus 2.
H. Kerangka Berpikir
Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika adalah siswa paham konsepmateri pembelajaran yang diberikan. Pemahaman
terhadap suatu konsep dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep yang akan dia pelajari selanjutnya. Hal ini disebabkan karena konsep dalam
matematika memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan memahami konsep, siswa akan mudah memahami matematika.
Pada kenyataannya, tujuan penting dalam pembelajaran matematika tersebut belum sepenuhnya tercapai. Siswa belum sepenuhnya memahami
konsep-konsep yang dipelajari atau siswa salah dalam memahami konsep- konsep tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep
siswa belum maksimal.
Kesalahan konsep yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh faktor guru atau siswa. Faktor guru, di antaranya adalah karena guru tidak
menguasai pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi. Selain itu, yang menyebabkan kesalahan konsep dalam
pembelajaran matematika adalah guru kurang menguasai inti materi yang diberikan. Sedangkan dari faktor siswa, di antaranya adalah karena siswa
kurang berminat terhadap pelajaran matematika sehingga siswa tidak memperhatikan materi dan akhirnya tidak memahami konsep. Penyebab
lainnya adalah karena siswa hanya menghapal rumus atau konsep, bukan memahaminya. Akibatnya, siswa tidak dapat menggunakan konsep tersebut
dalam situasi yang berbeda. Selama ini metode pembelajaran yang biasa digunakan guru adalah
metode konvensional, guru mendominasi kegiatan siswa yang menyebabkan siswa selalu pasif sedangkan guru aktif bahkan segala inisiatif dari guru.
Sedangkan bentuk masalah yang diberikan kepada siswa adalah masalah pemberian tugas atau pekerjaan rumah PR. Hal ini menyebabkan kurangnya
perhatian siswa dalam belajar sehingga siswa kurang memahami atau menarik kesimpulan dari informasi konsep yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu diterapkan suatu metode yang berbeda dalam pemberian masalahsoal untuk mencapai hasil yang
maksismum dalam pembelajaran matematika. Metode yang dapat digunakan adalah metode make a match yaitu metode yang bisa dibilang beda dengan
metode yang lain. Metode ini selain bermanfaat memperdalam pemahaman materi atau konsep matematika, metode make a match juga bisa dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan permainan, sehingga ketika metode ini diterapkan, suasana proses pembelajaran akan terkesan menyenangkan, dan
metode ini dilakukan secara berulang-ulang, setelah satu sesi berjalan, kartu akan dikocok kembali sehingga siswa akan mendapatkan jenis soal yang
berbeda dari sebelumnya, sehingga siswa akan memahami berbagai jenis soal. Penerapan metode make a match diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran matematika. Model
pembelajaran kooperatif metode make a maatch digunakan untuk menjadikan siswa aktif dan lebih dapat mengkonstruksi belajarnya secara mandiri,
sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep matematika.
I. Pengajuan Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan pemilihan pokok masalah yang diajukan dan kerangka teori yang melandasi penelitian ini, maka perumusan hipotesis penelitian ini
adalah pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif metode make a match lebih tinggi daripada
pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori.
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 18 Tangerang. Komplek perumahan Poris Indah blok G Cipondoh Tangerang, pada siswa kelas VII
semester genap tahun ajaran 20102011, penelitian tepatnya dilaksanakan pada tanggal 03
– 31 Januari.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi- eksperimen, yaitu penelitian yang tidak sepenuhnya mengontrol variabel yang
akan diteliti. Desain penelitian ini menggunakan Two Group Randomized Subject Post Test Only
Perlakuan dalam penelitian ini hanya diberikan pada kelas eksperimen, setelah itu kedua kelompok diukur variabel terikatnya. Secara
sederhana desain penelitian ini dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
1
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan
Posttest R
E X
O R
K -
O
Keterangan : R
= Pemilihan subyek secara acak E
= Kelas Eksperimen K
= Kelas Kontrol X = Perlakuan peneliti dengan menggunakan metode Make A Match
O = Tes akhir
1
M.Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:Pusaka Setia, 2001. Cet I , h.100
36