The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT Holcim Indonesia Tbk Dahulu PT Semen Cibinong Tbk
Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006
Dengan Angka Perbandingan Tahun 2005 Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan
Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT Holcim Indonesia Tbk
Formerly PT Semen Cibinong Tbk And Subsidiaries
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Year Ended December 31, 2006 With Comparative Figures for 2005
Figures in tables stated in millions of Rupiah, unless stated otherwise
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
f. Piutang dan Penyisihan Piutang Ragu-
ragu f.
Accounts Receivable and Allowance for Doubtful Accounts
Piutang dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan piutang
ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan pada penelaahan
terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun.
Accounts receivable are stated at their nominal value, net of allowance for doubtful
accounts. Allowance for doubtful accounts is estimated based on a review of the status of
the individual receivable accounts at the end of the year.
g. Persediaan g. Inventories
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana
yang lebih
rendah. Biaya
perolehan ditentukan
dengan metode
rata-rata tertimbang.
Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is
determined using the weighted average method.
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam transaksi normal bisnis,
dikurangi dengan
perkiraan biaya
penyelesaian dan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penjualan.
Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less
the estimated costs of completion and the estimated costs necessary to make the sale.
Perusahaan dan
anak perusahaan
membentuk penyisihan atas penurunan nilai pasar dan persediaan usang atas semua
persediaan, kecuali
suku cadang,
berdasarkan penilaian secara periodik dari nilai pasar dan kondisi fisik persediaan.
Untuk suku cadang, penyisihan dibentuk berdasarkan
persentase tertentu
yang ditentukan oleh Perusahaan dan anak
perusahaan. The Company and subsidiaries provide
allowance for decline in market value and inventory obsolescence for all inventories,
except for spareparts, based on a periodical review of the market value and physical
condition of inventories. For spareparts, the allowance is based on certain percentages
determined
by the
Company and
subsidiaries. Nilai persediaan terdiri dari seluruh nilai
pembelian dan biaya memproses, apabila ada, sampai dengan persediaan berada
dalam kondisi dan tempat yang siap digunakan.
Cost of inventories comprises purchase costs and processing costs, if any, incurred in
bringing the inventory to its present location and condition.
h. Biaya Dibayar di Muka h. Prepaid Expenses
Biaya dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya.
Prepaid expenses are charged to operations over their beneficial periods.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT Holcim Indonesia Tbk Dahulu PT Semen Cibinong Tbk
Dan Anak Perusahaan CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASI
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006
Dengan Angka Perbandingan Tahun 2005 Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan
Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT Holcim Indonesia Tbk
Formerly PT Semen Cibinong Tbk And Subsidiaries
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Year Ended December 31, 2006 With Comparative Figures for 2005
Figures in tables stated in millions of Rupiah, unless stated otherwise
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING lanjutan
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES continued
i. Aktiva Tetap i.
Property, Plant and Equipment
Aktiva tetap, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali, dinyatakan berdasarkan
biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan deplesi. Aktiva tertentu telah
dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Selisih penilaian kembali aktiva
tetap dikreditkan pada akun tersendiri pada bagian ekuitas.
Property, plant and equipment are stated at cost, except for certain revalued assets, less
accumulated depreciation and depletion. Certain assets were revalued based on the
independent appraisal made in accordance with government regulations. Revaluation
increment in property, plant and equipment is credited to a separate account under equity.
Aktiva tetap, kecuali tanah dan tanah pertambangan,
disusutkan dengan
menggunakan metode
garis lurus
berdasarkan taksiran
masa manfaat
ekonomis aktiva tetap, sebagai berikut: Property, plant and equipment, except land
and quarry, are depreciated using the straight-line method based on the estimated
useful lives of the assets, as follows:
TahunYears
Bangunan dan prasarana 20 – 40
Buildings and facilities Mesin dan peralatan
10 – 30 Machinery and equipment
Alat pengangkutan 3 – 15
Transportation equipment Peralatan kantor
2 – 8 Office equipment
Tanah dinyatakan
berdasarkan biaya
perolehan dan tidak diamortisasi. Tanah pertambangan dideplesi berdasarkan metode
jumlah unit produksi. Land is stated at cost and is not amortized.
Quarry is depleted based on unit of production method.
Aktiva tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah
tercatat atau nilai realisasi bersih. Unused property, plant and equipment are
stated at the lower of carrying value or net realizable value.
Jumlah terpulihkan suatu aktiva, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara
harga jual neto atau nilai pakai, diestimasi bilamana terdapat kejadian atau perubahan
kondisi yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat
aktiva tersebut
tidak dapat
terpulihkan. Penurunan nilai tersebut, jika ada, diakui sebagai kerugian pada tahun
berjalan. The recoverable amount of an asset, which is
determined as the higher of net selling price or value in use, is estimated whenever
events or changes in circumstances indicate that its carrying amount may not be fully
recoverable. Impairment in asset value, if any, is recognized as loss in the current
year’s income.