Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja

32 perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan pelaksanaan adalah kegiatan melaksanakan rangkaian kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Oteng Sutisna Suryosubroto, 2009: 286 pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan yang lain bisa saling beda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah. Dalam juknis panduan pengembangan diri yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan SMA pada tahun 2010 pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan secara terprogram maupun tidak terprogram yang penilaiannya secara kualitatif deskripsi sesuai dengan surat keputusan direktur jenderal mendikdasmen Nomor 12 Tahun 2008 tentang LHBPD. Adapun pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler menurut Depdikbud sebagaimana dikutip oleh Suryosubroto 2009: 292 adalah sebagai berikut: a. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara terprogram atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru atau petugas untuk itu, bilamana kegiatan tersebut memerlukannya. b. Kegiatan- kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada siswa hendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa serta kondisi sosial budaya setempat. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada setiap sekolah dapat berbeda. Pelaksanaan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki sekolah. Sehingga apabila diaplikasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja juga 33 demikian, yaitu pelaksanaannya disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki oleh sekolah. Secara umum langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler karya ilmiah remaja dilakukan seperti pembelajaran biasa, yaitu meliputi kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing kegiatan tersebut: a. Kegiatan Membuka Pembelajaran Menurut Wina Sanjaya 2009: 42 membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang dipelajari. Tujuan membuka pelajaran adalah untuk: 1 Menarik perhatian siswa 2 Menumbuhkan motivasi belajar 3 Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan Dalam buku panduan pengajaran mikro 2013: 9 disebutkan bahwa kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.