dan kemampuan berkomunikasi di depan umum, sehingga jika Diklat Prajabatan juga dilaksanakan dengan maksimal maka pelayanan publik dapat berjalan dengan
baik dan terciptalah good governance yang sesuai dengan misi organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pleatihan BKPP Kabupaten Aceh Tamiang yaitu
“Mewujudkan Pelayanan Administrasi Kepegawaian Aparatur Pemerintah yang Islami dalam Mendukung Terciptanya good governance di Kabupaten Aceh
Tamiang”
5.2.3 Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja PNS
Setelah data diuji secara empiris dengan metode statistik, maka hipotesis alternatif yang diajukan dapat diterima. Dari hasil pengujian data dapat dilihat
bahwa pendidikan dan pelatihan prajabatan mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor BKPP Kabupaten Aceh Tamiang
dan berada pada kategori sedang. Berdasarkan keterangan diatas maka dapat diketahui bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi pembentukan kinerja yang baik adalah melalui Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh setiap pegawai
Seberapa besar pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja PNS dapat dilihat Melalui pengujian data-data responden sebagai instrument penelitian
yang sudah dinyatakan valid dan reliabel melalui uji validitas dan reabilitas, maka dapat dilihat bahwa pengaruh pendidikan dan pelatihan prajabatan terhadap
kinerja Pegawai Negeri Sipil adalah sebesar 0,435, itu artinya hal ini dapat dibuktikan melalui pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product
moment yang telah dikonsultasikan dengan tabel “nilai-nilai r Korelasi product
Universitas Sumatera Utara
moment” dimana harga r hitung r tabel yaitu 0,435 0,374. Ini artinya pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan mempunyai hubungan yang positif.
Dengan menggunakan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Sugiyono, 2006:214, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh pendidikan dan
pelatihan terhadap kinerja pegawai berada pada kategori sedang karena berkisar antara 0,40 – 0,599.
Selanjutnya pengaruh tersebut dapat dikatakan signifikan karena telah diuji dengan rumus uji signifikan Korelasi product moment dan dikonsultasikan dengan tabel
“nilai-nilai Distribusi t” dengan nilai sebesar 2,463 dimana bahwa harga t hitung t tabel yaitu
2,463 2,056 ,
Dari hasil uji signifikan tersebut maka dapat dilihat letak nilai uji signifikan dengan taraf kesalahan
5 uji dua pihak dan dk = n-2 = 26, maka diperoleh t-tabel = 2,056.
Karena t-hitung lebih besar dari t-tabel maka variabel program Pendidikan dan Pelatihan memiliki hubungan positif Ini artinya
Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya koefisien korelasi antara Pendidikan dan
Pelatihan terhadap Kinerja PNS sebesar 2,463 adalah signifikan, artinya koefisien korelasi tersebut dapat diterima dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku
pada populasi dimana sampel yang 28 orang diambil. Setelah hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara Pendidikan dan
Pelatihan terhadap kinerja PNS memiliki hubungan yang positif, signifikan, dan berada pada kategori sedang, maka dapat juga dilihat dari Koefisien Determinan
antara variabel Pendidikan dan Pelatihan dengan variabel Kinerja PNS bahwa sekitar 18,92 Diklat dapat mempengaruhi kinerja pegawai, dan selebihnya yaitu
81,08 dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara penulis degan Kepala BKPP sebagai atasan langsung yang dapat melihat perubahan pada peserta Diklat tersebut sesudah
mengikuti Diklat, secara umum mereka mengatakan bahwa ada perubahan kea rah yang lebih baik pada peserta Diklat dimaksud dalam bekerja dan memberikan
pelayanan dibandingkan dengan sebelum mengikuti Diklat, ini berarti peserta telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam kegiatan Diklat Prajabatan
ketika mereka telah kembali bertugas, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kepala pada kantor BKPP tersebut, Bapak Drs. Basyaruddin, SH. tanggal 1 April
2011, bahwa : “Diklat Prajabatan berpengaruh terhadap kinerja PNS dalam
memberikan pelayanan kepada publik, dapat dilihat dengan terjadi perubahan sikap dan perilaku, kinerja yang lebih baik, ditunjukkan
dengan kemampuan mengerjakan pekerjaannya sehari-hari yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, sikap PNS bersangkutan
juga lebih disiplin. Menurut pendapat saya, dengan mengikuti Diklat dapat meningkatkan pengetahuan PNS bersangkutan, karena dalam
kegiatan Diklat mereka memperoleh masukan berupa pengetahuan baik materi pelayanan prima dan konsep Manajemen Sumber Daya Manusia,
serta sebagai petunjuk, peraturan-peraturan yang didapat dari masing- masing narasumber, yang akan diterapkan di tempat tugas masing-
masing”
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan pendapat tersebut, Sekretaris BKPP, Zulkarnain, SE 2 April 2011 menyatakan bahwa :
“Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan berpengaruh positif terhadap pegawai yang telah mengikutinya, dimana terjadi perubahan yang dapat
dilihat pada timbulnya sikap disiplin, mandiri, loyalitas dan menyesuaikan diri. Penerapan hasil Diklat dapat dilakukan secara perlahan. Tetapi ada
hal lain yang menyebabkan kualitas pelayanan secara umum belum maksimal, terutama karena masih kurangnya sarana dan fasilitas yang
tersedia untuk mendukung kelancaran pekerjaan. Hal ini dapat dimengerti, karena Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah
pemekaran yang sedang terus berusaha untuk meningkatkan kinerja aparatur dan pelayanan public dari tahun ke tahun agar menjadi lebih
baik.” Pendapat yang gak berbeda dikemukan oleh Kabid Perencanaan dan
Pengembangan Karier yaitu Bapak Wan Syahrir, SE. 3 April 2011 yang menyatakan bahwa :
”Dengan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan, tidak berarti bahwa sepenuhnya hasil yang didapatkan dalam kegiatan Diklat
diterapkan oleh PNS dalam bidang tugasnya, tetapi hanya sebagian saja yang diterapkan. Hal ini bisa terjadi karena PNS belum menghayati apa
yang didapatnya dalam kegiatan Diklat. Terlihat pada belum maksimalnya PNS tersebut dalam memanfaatkan waktu kerja, serta dalam
penyelesaian masalah, dimana ada masalah-masalah yang tidak mampu
Universitas Sumatera Utara
diatasi sendiri oleh PNS tersebut, dalam hal ini pimpinan harus membantu.”
Selanjutnya hasil wawancara dari staf BKPP sekaligus alumni Diklat Prajabatan 2010 yaitu kepada Bapak Cakra Arbas, SHI 4 April 2011
“Menurut saya pribadi Diklat itu ada hubungannya dengan peningkatan kinerja pegawai. Saya sangat merasakan manfaat dari diklat yang pernah
saya ikuti, tetapi kemudian apa yang saya rasakan secara pribadi itu juga pada akhirnya sangat bermanfaat bagi instansi tempat saya
bekerja saat ini. Walaupun Diklat di Kabupaten AcehTamiang masih belum sangat baik karena adanya kendala fasilitas dan anggaran, namun
tetap bahwa Diklat dapat mempengaruhi kinerja saya sekaligus meningkatkan rasa percaya diri saya, dan tugas-tugas pun saya lakukan
dengan tepat waktu.” Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil
itu sifatnya relatif, hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu staf di Kantor BKPP yaitu Ibu Halimatun Sa’diah 4 April 2011 mengatakan bahwa :
“Tidak banyak perubahan kinerja setelah mengikuti Diklat Prajabatan, dan ini sifatnya relatif, mungkin ada sebagian orang yang merasakan
pengaruh besar dari dampak Diklat, hanya tergantung masing-masing penilaian saja, namun saya rasa Diklat Prajabatan hanya dianggap
formalitas saja, ilmu-ilmu yang diajarkan saat Diklat kurang bisa diterapkan karena materi Diklat yang kurang sesuai, namun
bagaimanapun ada juga sedikit pengaruhnya yaitu saya menjadi lebih
Universitas Sumatera Utara
disiplin, bertanggung jawab, dan kemampuan berkomikasi dan mengemukakan pendapat di depan orang banyak.”
Jadi, berdasarkan keseluruhan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum, peserta telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam
kegiatan Diklat Prajabatan ketika mereka telah kembali bertugas, hal ini ditandai dengan peningkatan Kinerja dalam bidang pelayanan publik setelah mengikuti
Diklat baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta perilaku PNS bersangkutan, yang kemudian peningkatan kinerja tersebut dapat dilihat pada
sikap PNS dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan dalam pelayanan publik yang mereka lakukan menjadi lebih baik, meskipun dapat juga dikatakan bahwa
penerapan hasil Diklat tersebut belum sepenuhnya maksimal. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian orang lain yaitu oleh
Iskandar 2008, dengan judul “Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Lhokseumawe”. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptip kuantitatif, sedangkan teknik analisa data dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisa korelasi Spearmans.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pendidikan dengan kompetensi, ini artinya bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh
terhadap kemampuan pegawai untuk dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Angka yang diperoleh menunjukan bahwa pegawai yang
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan juga telah mengikuti Diklat akan semakin meningkat kompetensinya.
Hasil penelitian Yogyasari 2007, dengan judul “Upaya Meningkatkan Kinerja Melalui Pendidikan Pelatihan Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Kota Semarang”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan
yang diadakan sangat besar pengaruhnya, karena dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Semarang
68,2 dapat meningkatkan kinerja pegawai yang ada pada Kota Semarang tersebut.
Oleh sebab itu, suatu instansi harus dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Untuk meningkatkan kualitas atau kemampuan-kemampuan
pegawainya tersebut, dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Karena pendidikan dan pelatihan merupakan bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan Pegawai
Negeri Sipil secara menyeluruh. Sehingga Diklat Prajabatan yang hanya sebagai syarat untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil bukan hanya dianggap sebagai
tindakan formalitas, tapi secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja mereka setelah menjadi Pegawa Negeri Sipil, dan menjalankan tugasnya untuk
melayani publik dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan