31 merupakan akibat elemen tambahan tadi. Hukum variabel tunggal dari Mill
tersebut merupakan dasar bagi kebanyakan eksperimentasi laboratoris yang terjadi pada masa awal.
Eksperimen merupakan cara praktis untuk mempelajari sesuatu dengan mengubah-ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya terhadap hal lainnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh atau hubungan sebab-akibat cause and effect relationship dengan cara membandingkan hasil kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Eksperimen merupakan contoh konkret dari penelitian yang
menggunakan pendekatan positivistik Zainal Arifin, 2011:68.
b. Karakterisktik Penelitian Eksperimen
Menurut Arifin 2011:69 penelitian eksperimen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1 Adanya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang akan dibandingkan. 2 Memanipulasi
atau mengubah
secara sistematis
variabel eksperimenperlakuan.
3 Menggunakan kelompok kontrol sebagai acuan untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
4 Adanya pengontrolan variabel, yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi.
5 Melakukan observasi yaitu mengamati hasil manipulasi secara teliti dan hai- hati.
6 Adanya validitas internal yang merupakan sine qua non dari desain penelitian dan tujuan pertama dari metodologi eksperimental dalam studi ini benar-benar
menimbulkan perbedaan.
32 7 Adanya validitas eksternal yang merupakan tujuan kedua dari metode
eksperimen. Validitas eksternal ini menanyakan seberapa representatifkah temuan-temuan penelitian tersebut dan dapatkah hasil-hasil tersebut
digeneralisasikan terhadap keadaan dan subjek yang sama. Menurut
McMillan dan
Schumacher dalam
Arifin 2011:69
mengidentifikasi enam karakteristik penelitian eksperimen yaitu : 1 Pemerolehan equivalensi statistik dari kelompok subjek yang berbeda dan
biasanya diperoleh dengan penempatan subjek secara acak. 2 Minimal ada dua kelompok atau kondisi yang akan dibandingkan. Tujuan
eksperimen adalah membandingkan pengaruh suatu kondisi pada satu kelompok dengan pengaruh kondisi yang berbeda pada kelompok kedua atau
membandingkan pengaruh kondisi yang berbeda pada kelompok yang sama. 3 Memanipulasi langsung terhadap variabel bebas. Maksudnya, peneliti
memberikan perlakuan atau kondisi yang istimewa untuk masing-masing kelompok subjek.
4 Memerlukan alat ukur dari variabel terikat. Artinya, penelitian eksperimental terkonsentrasi pada sesuatu yang dapat ditentukan dengan angka.
5 Memanfaatkan statistik inferensial. 6 Adanya sebuah desain eksperimen untuk mengontrol variabel asing.
c. Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen
Campbell Stanley dalam bukunya Experimental and Quasi Experimental Design for Research dalam Arifin 2011: 73 membagi dua jenis penelitian
eksperimen, yaitu “pre experimental design and true experimental design”. Sementara, John W Best dalam Arifin 2011:73 membagi tiga kategori
eksperimen, yaitu Praeksperimen, Eksperimen Kuasi, dan Eksperimen Murni.
33 Menurut Sugiyono 2013:108-116 membagi desain penelitian eksperimen
menjadi empat kelompok, yaitu Pre-Eksperimental, True Eksperimental, Factorial Eksperimental, dan Quasi Eksperimental. Disajikan pada gambar berikut
Sugiyono, 2013:109 :
Gambar 2. Macam-macam metode eksperimen
1 Pre-Eksperimental Designs nondesigns
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Dalam eksperimen ini masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu :
a One-Shot Case Study Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan
seperti berikut :
Gambar 3. Desain One-Shot Case Study