Misi : Profil Sekolah, Visi, Misi dan Tujuan SMK Bina Rahayu

Sistem pelayanan pegawai tata usaha di SMK Bina Rahayu tentu saja harus memiliki prosedur atau aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah dengan bagian tata usaha itu sendiri. 4 Dengan demikian, harus dipatuhi dan ditaati oleh semua pihak yang terkait. Pelayanan yang menggunakan prosedur akan memberikan kedisiplinan pada sistem pelayanannya. Menurut penulis, hal tersebut agar memudahkan penyedia layanan mengetahui tentang kepentingan dan kebutuhan yang diinginkan. Sebagai sekolah yang memiliki program kejuruan yang mengembangkan teknologi pada sistem pengajaran maupun sistem kerja karyawannya, SMK Bina Rahayu mengikuti perkembangan teknologi dengan keterampilan membuat sistem kerja dengan komputer yang dimana memberikan kemudahan dalam melayani kebutuhan siswa, guru maupun tamu. “keterampilan yang dimaksud adalah siswa memiliki id card yang terdeteksi langsung dengan komputer untuk absensi dan pembayaran.” 5 Semakin berkembangnya teknologi tetap saja memerlukan cara manual, jadi ketika ada permasalahan pada komputer pihak tata usaha masih memiliki bukti tertulis dan jelas. 6 Hal tersebut termasuk dalam sarana pelayanan tata usaha dalam upaya menyelesaikan masalah yang terjadi. Terhambatnya proses pelayanan dalam kinerja pegawai tata usaha bukan hanya terjadi pada pelayanan yang diberikan tetapi terkadang terjadi karena konsumennya tidak melaksanakan informasi secara baik dan benar. “...lambatnya siswa dalam urusan administrasi, informasi tidak disampaikan dengan baik kepada orang tua, lambatnya data siswa sehingga pihak tata usaha lambat dalam membuat profil siswa untuk buku induk.” 7 4 Hasil Wawancara Staf Tata Usaha Bagian Operator 5 Hasil Wawancara Kepala Tata Usaha 6 Hasil Wawancara Staf Tata Usaha Bagian Keuangan 7 Hasil Wawancara Kepala Tata Usaha Hal tersebut dapat dipastikan bahwa bukan saja proses dari pelayanan pegawai tata usaha yang bermasalah tetapi dari siswanya juga menghambat kinerja pegawai tata usaha. Menjadikan pelayanan yang berkualitas SMK Bina Rahayu dapat menerapkan kelima dimensi sebagai acuan untuk memberikan pelayanan secara tepat dan memuaskan. Menurut penulis, pegawai tata usaha di SMK Bina Rahayu memerlukan kelima dimensi tersbut sebagai meningkatkan kinerja mereka dalam melayani warga sekolah. Setiap instansi maupun lembaga pendidikan sakalipun menerapkan hal tersebut sebagai penilaianevaluasi atas kinerja yang pegawai tata usaha telah lakukan. Sehingga dapat mengetahui kinerja yang masih buruk atau yang sudah baik. Dengan adanya kelima dimensi tersebut diharapkan dapat membantu dalam melakukan pelayanan secara handal, tepat waktu, disiplin, meningkatkan kemampuan dibidang ketatausahaan, dapat dipercaya, komunikasi yang baik dan fasilitas dan saran yang lengkap. Hal tersebut yang menjadikan harapan dan kebutuhan dari konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan keinginan, dan memberikan kepuasan atas pelayanan yang baik. Kelima dimensi ini tidak dapat terpisahkan dari pelayanan pegawai tata usaha di SMK Bina Rahayu karena sangat menunjang terlaksananya program keadministrasian. Adapun alat ukur kualitas pelayanan di SMK Bina Rahayu Sawangan, Menurut Parasuraman mengemukakan lima dimensi kualitas jasa, dan penulis menjabarkan sesuai dengan hasil observasi, wawancara, studi dokumen dan kuesioner. Kelima dimensi tersebut adalah reliability kehandalan, responsiveness daya tanggap, assurance jaminan, empathy empati dan tangibles bukti fisik, dijelaskan sebagai berikut: 8 8 Farida Jasfar, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, hlm. 51